Dapat Tekanan AS, Facebook dan Instagram Hapus Postingan Pendukung Iran

Facebook dan Instagram memenuhi permintaan AS untuk hapus postingan yang mendukung Iran.

Agung Pratnyawan
Senin, 13 Januari 2020 | 14:00 WIB
Ilustrasi media sosial. (Pixabay)

Ilustrasi media sosial. (Pixabay)

Hitekno.com - Panas konflik Amerika (AS) Serikat dan Iran tidak hanya terjadi di antara dua belah negara. Netizen di media sosial seperti Instagram dan Facebook pun ramai membahas.

Kabar terbarunya, pemerintah AS telah menekan media sosial untuk menghapus konten-konten yang mendukung komandan Pasukan Quds Iran, Mayjen Qassem Soleimani.

Facebook dan Iran pun dikabarkan menyetujuinya, dan menghapus konten-konten terkait dengan dukungan kepada Iran.

Baca Juga: Tak Hanya Rudal, Iran Bisa Menyiapkan Serangan Siber untuk AS

Selain menghapus konten untuk Qassem Soleimani, kedua media sosial itu juga menghapus seluruh unggahan dari akun-akun yang memberikan dukungan kepada Iran.

Facebook menyebut, penghapusan konten dukungan terhadap Iran merupakan kewajiban yang harus dilakukan perusahaan untuk memenuhi permintaan AS atas sanksi yang diberikan AS terhadap Korps Pengawal Revolusi Islam Iran dan para pemimpinnya.

"Kami beroperasi di bawah undang-undang sanksi AS, termasuk yang berkaitan dengan penunjukan IRGC dan kepemimpinan Soleimani," kata juru bicara Facebook seperti dilansir dari CNN, Senin (13/1/2020).

Baca Juga: Mampu Tembus Pangkalan AS, Begini Canggihnya Rudal Andalan Iran

Sebagai informasi, Qassem Soleimani dinyatakan tewas karena serangan rudal dari pesawat tanpa awak milik Amerika Serikat pada 3 Januari 2020.

Jenderal Qaseem Soleimani. (Wikipedia/Sayyed Shahab O Din Vajedi)
Jenderal Qaseem Soleimani. (Wikipedia/Sayyed Shahab O Din Vajedi)

Ia tewas bersama tiga orang lainnya. Sepeninggal pemimpin pasukan Iran itu, dukungan di dunia maya mengalir deras untuk Iran.

Instagram sendiri diketahui merupaian salah satu platform media sosial yang membatasi konten bermuatan dukungan terhadap negara Islam, termasuk Iran.

Baca Juga: Iran vs AS Makin Memanas, #IranvsUSA Makin Ramai di Twitter

Platform itu sudah memblokir akun milik Qassem Soleimani sejak April 2019 paska AS menetapkan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) sebagai organisasi teroris asing.

Ironisnya, langkah serupa juga diikuti oleh Facebook dan Twitter juga memblokir akun warga Iran. Alasan pemblokiran untuk Iran yang dilakukan kedua media sosial ini pun sama, yakni atas dasar permintaan AS.

Beruntung, warga masih bisa mengaksesnya lewat VPN. Setelah pemblokiran tersrbut, Juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei, mengatakan bahwa langkah yang dilakukan Instagram sangat tidak demokratis.

Baca Juga: Ini Kecanggihan Drone Ninja, Senjata AS untuk Bunuh Jenderal Iran

Presiden AS, Donald Trump. (Instagram/ @realdonaldtrump)
Presiden AS, Donald Trump. (Instagram/ @realdonaldtrump)

Namun, meskipun kedua platform itu melarang adanya dukungan terhadap Iran, Facebook dan Instagram tetap mempersilakan pengguna untuk mengajukan banding jika merasa konten mereka diblokir.

Lebih jauh lagi, perusahaan rintisan Mark Zuckerberg ini mengatakan perusahaan juga menghapus akun yang dijalankan oleh atau atas nama orang dan organisasi yang terkena sanksi AS.

Mereka juga diminta untuk menghapus konten yang memuji tindakan pihak dan individu yang terkena sanksi dan memberikan dukungan untuk membantu tindakan mereka lebih lanjut.

Di sisi lain, kematian Qassem Soleimani menyebabkan duka mendalam di antara masyarakat Iran dan negara Islam lainnya. Puncaknya, Iran mengancam akan melancarkan balas dendam atas kematian Qassem Soleimani.

Bahkan, Iran telah menyiapkan 13 skenario untuk pembalasan dendam tersebut. Menanggapi hal ini, warganet bahkan menduga-duga bahwa pertikaian antara AS dan Iran ini sebagai pemicu Perang Dunia III. (Suara.com/ Tivan Rahmat).

Berita Terkait
TERKINI

Intel juga mengumumkan jajaran sistem-sistem AI baru yang skalabel dan terbuka, produk-produk generasi berikutnya dan ko...

internet | 18:50 WIB

Seluruh transaksi di acara JakCloth Ramadan 2024 akan menggunakan QRIS dan transfer bank melalui BI FAST....

internet | 14:12 WIB

PointStar menyatakan dukungannya terhadap misi pemerintah dengan memungkinkan integrasi seluruh proses bisnis organisasi...

internet | 17:09 WIB

Grab menjadi perusahaan teknologi pertama yang menerima Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPP...

internet | 17:15 WIB

Seminar di UI memfokuskan pada perkembangan terkini dalam ilmu data, komputasi super, AI generatif, dan etika AI....

internet | 21:26 WIB

Dalam acara ini, peserta bertukar pendapat mengenai tren saat ini dan prospek masa depan AI dalam pendidikan....

internet | 16:31 WIB

Aplikasi Merchant BCA ini didesain sebagai solusi untuk memberdayakan bisnis dari berbagai skala....

internet | 09:36 WIB

Keberadaan CCTV selama ini nyatanya tak cukup mencegah aksi kejahatan....

internet | 12:24 WIB

Berdasarkan feedback pengguna, Samsung akan menyediakan opsi dan pengalaman yang semakin ditingkatkan melalui SamsungGal...

internet | 20:46 WIB

Nuon Digital Indonesia menjajakibisnis baru dan melakukan inovasi pada produk-produk andalannya....

internet | 17:48 WIB

Perubahan nama ini merupakan langkah strategis Google untuk menggabungkan chatbot Bard dan layanan AI lainnya di bawah s...

internet | 18:15 WIB

Program AI TEACH for Indonesia merupakan program pengembangan kapasitas yang bertujuan untuk mengembangkan lanskap pendi...

internet | 17:14 WIB

Pinhome mengumumkan kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam pengadaan proteksi keselamatan kerja bagi seluruh Rekan...

internet | 09:56 WIB

Didukung Kominfo dan universitas-universitas setempat, kampanye ini bertujuan mengeksplorasi lanskap AI dan mendiskusika...

internet | 11:44 WIB

Di 14 kota, ribuan driver Grab bersama keluarga nonton bareng film Srimulat: Hidup Memang Komedi...

internet | 08:56 WIB

Mengakses konten Premier League melalui situs web atau perangkat streaming tidak resmi akan membuat diri mereka rentan t...

internet | 08:46 WIB

Dell Technologies menyoroti tren-tren baru yang akan membentuk industri teknologi pada tahun 2024 dan di masa depan....

internet | 12:06 WIB
Tampilkan lebih banyak