Bocorkan Data Pengguna, Facebook Didenda Rp 9,1 Miliar di Negara Ini

Denda yang dibayarkan oleh Facebook di negara ini termasuk sangat kecil dibandingkan denda Rp 70 triliun di AS.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Sabtu, 02 November 2019 | 07:00 WIB
Logo Facebook. (Pixabay/ Simon Steinberger)

Logo Facebook. (Pixabay/ Simon Steinberger)

Hitekno.com - Sebagai dampak kasus Cambridge Analytica yang membocorkan puluhan juta data pribadi penggunanya, Facebook telah setuju untuk membayar denda sebesar 500 ribu poundsterling atau Rp 9,2 miliar di Inggris.

Jumlah ini termasuk sangat kecil jika dibandingkan denda yang dijatuhkan oleh Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (FTC).

Pada Juli 2019, FTC menjatuhkan denda sebesar 5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 70 triliun kepada Facebook karena skandal Cambridge Analytica.

Data tersebut diduga disalahgunakan untuk keperluan pemilihan presiden di AS tahun 2016.

Besarnya denda yang dibayarkan kemungkinan ada kaitannya dengan jumlah pengguna yang terlibat di Inggris dibandingkan pengguna di Amerika Serikat.

ilustrasi aplikasi media sosial. (Pixabay/ Pixelkult)
ilustrasi aplikasi Facebook dan media sosial lainnya. (Pixabay/ Pixelkult)

Pejabat dari Kantor Komisaris Informasi atau Information Commissioner's Office (ICO) menjelaskan bahwa data warga negara Inggris terpapar "bahaya serius" akibat dari skandal Cambridge Analytica.

"Perhatian utama ICO adalah bahwa data warga negara Inggris terpapar pada risiko bahaya serius. Perlindungan informasi pribadi dan privasi merupakan hal yang sangat penting, tidak hanya untuk hak individu, tetapi juga seperti yang kita ketahui sekarang, untuk pelestarian demokrasi yang kuat," kata James Dipple-Johnstone, wakil komisaris ICO.

Dilansir dari BBC, peneliti bernama Dr Aleksandr Kogan dan perusahaannya, GSR, menggunakan kuis kepribadian untuk memanen data pengguna Facebook hingga 87 juta orang.

Beberapa data tersebut dibagikan dengan Cambridge Analytica yang berbasis di London, Inggris.

Ilustrasi logo Facebook. (Pixabay/ FirmBee)
Ilustrasi logo Facebook. (Pixabay/ FirmBee)

ICO berpendapat bahwa Facebook tidak berbuat cukup untuk melindungi informasi pengguna.

Baca Juga: Bunuh Diri Lompat dari Lantai 4, Karyawan Facebook Ini Meninggal

Harry Kinmoth, seorang pengacara Facebook menjelaskan bahwa perusahaan media sosial tersebut telah membuat perubahan untuk membatasi informasi yang dapat diakses oleh para developer aplikasi setelah skandal Cambridge Analytica.

Kinmoth juga menambahkan bahwa Facebook akan bekerja sama dengan tim investigasi ICO dalam menemukan bukti lebih kuat terkait data pengguna Facebook di Eropa yang diduga telah ditransfer ke Cambridge Analytica.

Berita Terkait Berita Terkini

Lupa password WiFi di rumah? Simak cara mudah melihat dan mengganti password WiFi lewat laptop, HP, atau reset router se...

internet | 20:45 WIB

Gimana cara menyatukan tampilan online dan offline bisnis kamu supaya branding lebih solid dan terpercaya?...

internet | 12:28 WIB

Masa depan dunia kerja di Indonesia akan dipengaruhi oleh kecerdasan buatan secara drastis. Pelajari bagaimana AI dapat ...

internet | 14:44 WIB

Pahami perbedaan antara Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML), dan Deep Learning (DL) dengan penjelasan se...

internet | 08:15 WIB

Mencari TWS dengan fitur peredam bising (ANC) terbaik di bawah 1 juta? Simak adu hening antara Realme Buds Air 5 Pro, An...

internet | 14:45 WIB