Gamers Perempuan Ini Gunakan Identitas Laki-laki untuk Hindari Pelecehan

Riset ini bekerja sama dengan Lenovo dan melibatkan 900 gamers perempuan di China, Jerman, dan Amerika Serikat.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Senin, 31 Mei 2021 | 14:15 WIB
Ilustrasi pasangan gamers. (Unsplash/Afif Kusuma)

Ilustrasi pasangan gamers. (Unsplash/Afif Kusuma)

Hitekno.com - Penelitian terbaru menunjukkan 59 persen gamers perempuan memilih untuk tidak mengisi data diri gender atau menggunakan identitas laki-laki saat bermain game. 

Hal ini dilakukan demi menghindari pelecehan seksual di dalam game.

Riset ini dilakukan Reach3 Insight, yang bekerja sama dengan Lenovo dan melibatkan 900 gamers perempuan di China, Jerman, dan Amerika Serikat.

Mengutip IGN, Senin (31/5/2021), penelitian ditujukan untuk mengetahui bagaimana pengalaman perempuan saat memasuki industri game.

Selain itu, juga mengetahui bagaimana perusahaan dapat menciptakan ruang lebih inklusif kepada kelompok tersebut.

Disebutkan bahwa pelecehan terhadap gamers perempuan adalah masalah abadi yang terus berlanjut.

Ilustrasi pelecehan seksual (pixabay/Gerd Altmann)
Ilustrasi pelecehan seksual (pixabay/Gerd Altmann)

Meskipun begitu, ada beberapa kampanye mengekang intimidasi online dan perilaku kasar terhadap perempuan dalam video game.

Setelah gerakan Time's Up dan #MeToo misalnya, sekelompok gamer perempuan elit yang disebut "Bully Hunters", bekerja sama mengalahkan peleceh melalui skill atau kemampuan baik dalam game.

Meski inisiatif semacam itu dimaksudkan agar meningkatkan kesadaran akan pentingnya inklusivitas.

Hal ini tidak menghentikan lelaki mem-bully dan melecehkan rekan perempuan mereka di game, terutama di game multiplayer seperti Counter-Strike: Global Offensive, Dota 2, League of Legends, Overwatch dan Valorant, di mana game ini banyak didominasi lelaki.

Baca Juga: Barbar di Pelaminan, Aksi Pengantin Wanita Ini Sukses Bikin Salfok Tamu

Survei tersebut juga mengatakan, 77 persen perempuan harus menghadapi setidaknya semacam rasa frustrasi saat bermain game karena jenis kelamin mereka.

Banyak gamers perempuan yang mengaku mendapat diskriminasi seperti skill dalam game hingga komentar yang merendahkan.

"Perempuan memainkan game yang sama dengan lelaki. 88 persen gamers perempuan yang disurvei memainkan game kategori kompetisi, 75 persen mengatakan mereka memainkan game aksi atau survival, dan 66 persen bermain game shooter," kata riset tersebut.

DOTA 2. [Steampowered]
DOTA 2. [Steampowered]

Dengan demikian, meskipun banyak game yang didominasi oleh lelaki, namun beberapa game juga kini sedang banyak diminati kalangan perempuan.

Hal ini berarti perusahaan perlu menciptakan lingkungan game yang lebih inklusif bagi gamers perempuan untuk menciptakan perubahan jangka panjang dalam industri game. (Suara.com/Dicky Prasetya)

×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Mobile Legends masih menjadi salah satu game favorit di Indonesia. Tak jarang ditemukan orang bermain permainan ini....

games | 16:01 WIB

Belajar dari kegagalan Firestorm, Battle Royale Battlefield 6 (RedSec) dirancang atas 'restu' komunitas. Dengan rilis ke...

games | 14:39 WIB

Momen bersejarah bagi Nintendo! Fallout 4 untuk pertama kalinya akan hadir di konsol Nintendo via Switch 2. Edisi Annive...

games | 14:10 WIB

Kabar Master Chief akan mendarat di PlayStation 5 atau PS5 memang monumental, namun cerita sesungguhnya di balik pengumu...

games | 13:38 WIB

Free Fire hadirkan sensasi turnamen dunia ke semua pemain lewat patch 'Flame Arena'. Rasakan ketegangan FFWS dengan sist...

games | 12:39 WIB