Ilmuwan Ungkap Sifat Aneh Air di Luar Angkasa, Wujudnya Beda dengan di Bumi

Ilmuwan menemukan keberadaan bentuk es baru, cuma bisa ada di luar angkasa.

Cesar Uji Tawakal
Senin, 06 Februari 2023 | 15:50 WIB
Ilustrasi salju. (Pixabay)

Ilustrasi salju. (Pixabay)

Hitekno.com - Air adalah salah satu elemen dasar di Bumi. Namun, air di luar angkasa mungkin memiliki karakteristik yang berbeda dari air darat. Eksperimen baru-baru ini membuka jalan baru untuk mempelajari zat tersebut.

Tim ilmuwan telah menemukan keberadaan bentuk es baru. Es ini terlihat seperti bubuk halus tetapi lebih seperti air cair dalam sifat dan strukturnya.

Es seperti itu tidak dapat terbentuk secara alami di Bumi, tetapi mungkin untuk terjadi di luar angkasa dan di bulan yang dingin. Studi tentang bentuk baru ini akan membantu memajukan pemahaman tentang semua sifat air.

Baca Juga: Banyak Bangunan Hancur, Ini Video Detik-detik Runtuhnya Gedung di Turki

Dilansir dari Sputnik News, para peneliti di University College London dan Cambridge University telah mendinginkan es biasa di ball mill untuk mecairkan suhu helium dan menggiling es menjadi bubuk, menyebabkan kerusakan struktur kristal yang hampir lengkap.

Outputnya adalah es dengan struktur amorf, seperti air, dan yang paling mengejutkan, kepadatannya hampir sama dengan air yakni sekitar 1 g / cm3.

"Mungkin air cair membeku tepat waktu," kata Martin Chaplin, seorang spesialis struktur air di London South Bank University, yang tidak terlibat dalam pekerjaan itu. "Ini bisa sangat penting."

Baca Juga: Gempa M 7,8 Telan Banyak Korban di Turki, #PrayForTurkey Bergema di Twitter

Kepadatan dan struktur bentuk es baru, yang disebut medium-density amorphous ice (MDA), dikonfirmasi oleh spektral, sinar-X, dan metode lainnya.

Para ilmuwan juga menemukan bahwa kristalisasi dimulai setelah memanaskan es MDA, melepaskan sejumlah besar energi. Para ilmuwan telah menyarankan bahwa, karena sifat ini, endapan es multi-kilometer pada bulan es mungkin menjadi sumber proses tektonik alami pada benda-benda itu.

"Kami menduga itu mungkin ada di beberapa bulan es di tata surya. Penggilingan bola menginduksi gaya geser di dalam kristal es saat mereka bertabrakan dengan bola baja. Di bulan es, gaya pasang surut dari raksasa gas (Jupiter dan Saturnus) sedang bermain dan kami berharap mereka menginduksi gaya geser yang serupa di cangkang es bulan seperti selama penggilingan bola," kata profesor kimia fisik dan material University College London Christoph Salzmann, penulis senior penelitian tersebut.

Baca Juga: Cara Daftar Driver Grab Terbaru 2023: Lengkap untuk Mobil dan Motor, Ini Syaratnya

Studi lebih lanjut tentang penemuan ini dapat memiliki implikasi positif tidak hanya di bidang eksplorasi ruang angkasa bulan tetapi juga dalam sifat-sifat dasar dasar air, menunjukkan para ilmuwan.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak