Ilmuwan Sebut Manusia Purba juga Lakukan Hibernasi, Mirip Beruang

Apakah manusia purba tidur panjang seperti beruang hibernasi di musim dingin?

Agung Pratnyawan
Jum'at, 25 Desember 2020 | 09:30 WIB
Ilustrasi beruang cokelat. (Pixabay/ Free-Photos)

Ilustrasi beruang cokelat. (Pixabay/ Free-Photos)

Hitekno.com - Dalam penelitan terbaru, ilmuwan mendapati kalau manusia purba juga melakukan tidur panjang sepanjang musim dingin. Atau lebih sering disebut sebagai hibernasi seperti yang dilakukan para mamalia.

Selama ini diketahui hewan yang melakukan hibernasi selama musim dingin adalah beruang. Akankah manusia purba juga melakukan hal yang sama?

Para ilmuwan percaya beberapa jasad nenek moyang manusia yang ditemukan di gua Spanyol bernama Sima de los Huesos, menunjukkan bahwa manusia kuno pun melakukan hibernasi.

Baca Juga: Harus Tahu, Ini 7 Jenis Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia

Namun hibernasi yang dilakukan manusia purba, menurut para ilmuwan tidaklah sepanjang dan sehebat yang dilakukan beruang dan para mamalia.

Hibernasi tidak selamanya sehat. Beruang memiliki proses metabolisme khusus untuk melindungi diri dari proses tidur panjang ini, meskipun terkadang hibernasi tidak berjalan sesuai rencana.

Ilustrasi beruang coklat. (Pixabay/Bergadder)
Ilustrasi beruang coklat. (Pixabay/Bergadder)

Makhluk yang melakukan hibernasi dapat terserang sejumlah penyakit jika tidak mendapatkan cadangan makanan yang cukup sebelum musim dingin.

Baca Juga: Buaya Purba Enam Juta Tahun Silam Berenang dari Afrika ke Spanyol?

"Hibernasi dapat menimbulkan rakhitis, hiperparatiroidisme, dan osteitis fibrosa jika tidak memiliki cadangan lemak. Semua penyakit ini merupakan osteodistrofi ginjal yang terkait dengan penyakit ginjal kronis," kata Antonis Bartsiokas dan Juan-Luis Arsuaga, ahli paleoantropologi yang menulis penelitian ini.

Dengan menganalisis fosil nenek moyang manusia, para ahli berpikir telah menemukan beberapa tanda bentuk hibernasi pada fosil tersebut.

"Bukti penyembuhan tahunan yang disebabkan oleh hibernasi yang tidak dapat ditoleransi pada individu remaja menunjukkan adanya pubertas berselang setiap tahun dalam populasi ini," tulis para ilmuwan, seperti dikutip dari Science Alert, Kamis (24/12/2020).

Baca Juga: Punya Lebar Mulut 1,2 Meter, Fosil Hewan Laut Purba Ini Diteliti Ilmuwan

Tim ahli menjelaskan bahwa tanda-tanda lain dari kekurangan vitamin D, dari kurangnya paparan sinar matahari terbukti dalam cacat tulang.

Ilustrasi manusia purba (Shutterstock).
Ilustrasi manusia purba (Shutterstock).

"Hipotesis hibernasi konsisten dengan bukti genetik dan fakta bahwa hominin Sima de los Huesos hidup selama periode glasial," tambah para ilmuwan dalam penelitian yang telah dipublikasikan di L'Anthropologie.

Dengan kata lain, manusia purba ini kemungkinan mencoba tidur selama musim dingin sehingga tulang mereka menunjukkan bekas luka saat tidur. Tidak ada cadangan lemak yang cukup, kekurangan vitamin D, dan pertumbuhan yang aneh pada remaja.

Baca Juga: Teliti 35 Fosil Mastodon, Ilmuwan Temukan Migrasi Epik Hewan Purba

Meski begitu, para ahli masih memerlukan lebih banyak informasi sebelum dapat memastikan apakah nenek moyang manusia purba ini memang melakukan hibernasi.

Kemudian jika terbukti benar, para ilmuwan juga harus menyelidiki bagaimana spesies manusia akhirnya kehilangan kemampuan hibernasi seperti saat ini.

Itulah hasil penlitian terbaru dar para lmuwan yang mempercayai kalau manusia purba di masa lalu melakukan hibernasi seperti beruang saat musim dingin tiba. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak