Ditemukan Spesies Baru Berusia 66 Juta Tahun, Punya Moncong Mirip Buaya

YakniGavialimimus almaghribensis, spesies baru yang ditemukan pernah meneror lautan.

Agung Pratnyawan
Jum'at, 09 Oktober 2020 | 14:00 WIB
Gavialimimus almaghribensis, spesies baru mosasaur. [University of Alberta]

Gavialimimus almaghribensis, spesies baru mosasaur. [University of Alberta]

Hitekno.com - Ahli paleontologi telah mengidentifikasi dinosaurus ganas yang memiliki moncong mirip buaya. Spesies ini sempat meneror laut lebih dari 60 juta tahun silam.

Yakni Gavialimimus almaghribensis, spesies baru mosasaur di katalog dan diberi nama oleh tim internasional yang dipimpin oleh Catie Strong, seorang peneliti pascasarjana di University of Alberta di Kanada.

Sisa-sisa predator laut ditemukan di Maroko, di mana lebih dari selusin jenis mosasaurus telah ditemukan.

Baca Juga: Jika Mereka Mau, Spesies Ikan Ini Dapat "Berjalan" di Darat

Mosasaurus, yang menghirup udara dan panjangnya bisa mencapai 55 kaki, hidup selama periode Kapur Akhir, antara 72 dan 66 juta tahun lalu.

Strong mengatakan, penemuan itu membantu membuktikan mosasaurus menjadi ahli pemburu 'niche', yang memungkinkan mereka hidup berdampingan dalam ekosistem yang padat. 

Gavialimimus almaghribensis, spesies baru mosasaur. [University of Alberta]
Gavialimimus almaghribensis, spesies baru mosasaur. [University of Alberta]

Penemuan yang diterbitkan dalam Journal of Systematic Paleontology, membantu menjelaskan berapa banyak mega-predator berkembang di habitat terbatas seperti laut pedalaman.

Baca Juga: Setelah 50 Tahun, Spesies "Tikus Gajah" Ini Ditemukan Kembali oleh Ilmuwan

Setiap spesies mosasaurus berevolusi menjadi ahli dalam menangkap mangsa tertentu atau gaya predasi yang berbeda. Globidens simplex, misalnya, memiliki gigi bulat dan gemuk yang cocok untuk menghancurkan hewan bercangkang.

"Tidak semua adaptasi dalam lusinan spesies sedramatis ini, dan dalam beberapa kasus mungkin ada beberapa tumpang tindih dalam mangsa. Tapi secara keseluruhan ada bukti bahwa ada diversifikasi spesies ini ke dalam relung yang berbeda," katanya dilansir laman Daily Mail, Jumat (9/10/2020).

Ada kemungkinan spesies mosasaurus yang berbeda bersaing langsung untuk mendapatkan mangsa, tetapi, kata Strong, perbedaan anatomis memberi kepercayaan lebih pada gagasan 'partisi khusus'.

Baca Juga: Ditemukan Spesies Baru Jamur Langka, Ilmuwan Beri Nama Karantina

"Ini memang membantu memberikan dimensi lain pada keragaman itu dan menunjukkan bagaimana semua hewan hidup pada waktu yang sama, di tempat yang sama dapat bercabang dan mengambil jalan mereka sendiri melalui evolusi untuk dapat hidup berdampingan seperti itu," jelasnya.

Gavialimimus almaghribensis, spesies baru mosasaur. [University of Alberta]
Gavialimimus almaghribensis, spesies baru mosasaur. [University of Alberta]

Sisa-sisa fosil G. almaghribensis, termasuk tengkorak sepanjang tiga kaki, ditemukan di tambang fosfat.

"Maroko adalah tempat yang sangat bagus untuk menemukan fosil, terutama di tambang fosfat ini. Fosfat itu sendiri memantulkan sedimen yang akan disimpan di lingkungan laut, jadi ada banyak mosasaurus di sana," ujar Strong.

Baca Juga: Mirip Rubah, Anjing Spesies Baru di Pegunungan Papua Kejutkan Ilmuwan

Strong berkolaborasi dengan rekan-rekan dari Universitas Cincinnati dan Universitas Flinders Australia, dengan bimbingan dari ahli paleontologi vertebrata Michael Caldwell, ketua departemen sains Universitas Alberta.

Itulah temuan spesies baru Gavialimimus almaghribensis dengan moncong mirip buaya yang dulu sempat meneror lautan pada 60 juta tahun silam. (Suara.com/ Dythia Novianty)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak