WHO Tetapkan Virus Corona Sebagai Pandemik, Apa Bedanya dengan Epidemi?

Meski demikian, penanganan virus corona COVID-19 tetap tidak berubah hanya lebih 'agresif'.

Agung Pratnyawan
Kamis, 12 Maret 2020 | 14:53 WIB
Ilustrasi virus corona. (Pixabay)

Ilustrasi virus corona. (Pixabay)

Hitekno.com - World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia telah resmi mengumumkan virus corona COVID-19 sebagai pandemik.

Seperti diketahui, sebelumnya virus corona COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-Cov-2 ini disebut sebagai epidemi atau wabah.

Dengan penyebaran yang semakin masif, WHO memutuskan untuk memasukkan virus corona COVID-19 ini sebagai pandemik.

Baca Juga: Umumkan Lewat Media Sosial, Tom Hanks dan Istri Positif Virus Corona

Diwartakan Suara.com (12/3/2020), hal itu disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (11/3/2020).

Ghebreyesus menyebut penetapan corona sebagai pandemik ini dilakukan menyusul adanya kasus penularan yang menjangkiti lebih dari 118 ribu orang di lebih dari 110 negara saat ini.

Meski demikian, penyebutan wabah corona sebagai pandemik tidak akan mengubah kebijakan WHO terkait penanganannya.

Baca Juga: Virus Corona Mewabah, Aksi Bocah Ini Bikin Netizen Was-was

Ghebreyesus mendesak pemerintah di berbagai negara untuk segera mengubah kebijakan penanganan pandemik corona ini menjadi lebih serius dan agresif.

Ilustrasi virus Corona (Coronavirus) Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus Corona (Coronavirus) Covid-19. (Shutterstock)

Keputusan ini ia buat setelah menyaksikan beberapa negara berhasil menunjukkan bahwa virus tersebut dapat ditekan.

"Beberapa negara telah menunjukkan bahwa virus ini dapat ditekan dan dikendalikan," ujarnya pada saat konferensi pers kemarin, Rabu (11/3/2020) seperti dilansir dari BBC.

Baca Juga: China Klaim Siap Rilis Vaksin Virus Corona Bulan Depan, Manjur?

Ia juga mengingatkan agar penanganan COVID-19 tetap mengedepankan hak asasi manusia. Menurut Ghebreyesus dalam menangangi virus ini harus ada kesinambungan antara pemenuhan layanan kesehatan, tindakan meminimalisir gangguan, dan tetap menghormati hak asasi manusia.

"Kita akan bersama-sama menghadapi hal ini, melakukan hal yang benar dengan tenang dan melindungi masyarakat dunia. Kita bisa melakukannya," tambah Ghebreyesus.

Dalam kesempatan itu ia juga mengatakan bahwa sejumlah negara yang mengikuti saran dari WHO telah melakukan pembatasan yang lebih ketat untuk mencegah penyebaran virus.

Baca Juga: Kasus Positif 27, Hoaks Virus Corona Malah Sudah Tembus 187

Ilustrasi virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi virus corona. (Pixabay)

Sebuah virus ditetapkan sebagai pandemik jika penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut telah menyerang banyak orang di seluruh dunia dalam waktu yang berdekatan.

WHO memiliki tiga kriteria khusus mengenai hal ini, yaitu:

  1. Penyakit tersebut adalah penyakit baru
  2. Menginfeksi manusia dan menyebabkan dampak yang berbahaya seperti kematian
  3. Penyakit dapat menyebar dengan mudah dan berkelanjutan

 

Beda Pandemik dan Epidemi

Secara Kamus Besar Bahasa Indonesia, pandemik berarti tersebar luas (penyakit) di suatu kawasan, benua, atau di seluruh dunia.

Dengan kata lain, pandemik adalah istilah kedokternan untuk menyebut penyakit yang telah tersebar luas. Virus Corona Covid-19 contohnya.

Sedangkan endemi dapat diartikan sebagai sebuah penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat.

Berbeda pula dengan endemik, yakni berkenaan dengan penyakit yang muncul di wilayah tertentu. Atau berkenaan dengan spesies organisme yang terbatas pada wilayah geografis tertentu.

Itulah beda Pandemik, endemi dan endemik terkait dengan keputusan WHO pada status virus corona COVID-19 ini. (Suara.com/ Ruhaeni Intan).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak