Fosil Kalajengking Tertua di Dunia Ditemukan, Bisa Hidup di Dalam Air

Kalajengking tertua di dunia ini berusia ratusan juta tahun!

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Rabu, 22 Januari 2020 | 07:45 WIB
Fosil kalajengking tertua di dunia. (Ohio State University/ Andrew Wendruff)

Fosil kalajengking tertua di dunia. (Ohio State University/ Andrew Wendruff)

Hitekno.com - Ilmuwan baru saja menemukan sebuah fosil berusia ratusan juta tahun yang diyakini sebagai fosil kalajengking tertua di dunia. Hewan purba itu kemungkinan menjadi salah satu hewan pertama yang menjelajahi daratan.

Dipublikasikan di dalam jurnal Nature Scientific Reports, ilmuwan menemukan terobosan penting dalam mengungkap sedikit pengetahuan tentang bagaimana hewan purba pertama membuat transisi untuk keluar dari laut menjadi makhluk darat.

Sebenarnya, fosil ini ditemukan pada tahun 1980-an di daerah pinggiran Waukesha, Wisconsin, Amerika Serikat.

Saat itu, ilmuwan belum begitu menyadari betapa berharganya fosil namun tetap menyimpan spesimen di sebuah museum berdebu lebih dari 30 tahun.

Para peneliti dari Ohio State University dan Otterbein University memeriksa kembali spesimen hingga menemukan sesuatu yang mengejutkan.

Rekonstruksi struktur morfologi kalajengking tertua di dunia. (Jurnal Nature)
Rekonstruksi struktur morfologi kalajengking tertua di dunia. (Jurnal Nature)

Mereka menemukan bahwa spesimen merupakan fosil kalajengking tertua di dunia yang kini mereka beri nama sebagai Parioscorpio venator.

Penamaan spesies kalajengking tertua di dunia sebagai Parioscorpio venator mempunyai arti "nenek moyang kalajengking".

Nama spesies "venator" mempunyai arti sebagai "pemburu".

Profesor Andrew Wendruff dari Ohio State University menjelaskan bahwa spesies kalajengking paling tua ditemukan di Skotlandia dan berasal sekitar 434 juta tahun.

Lapisan fosil yang membatu ditemukan pada kurun waktu 436,5 dan 437,5 juta tahun yang lalu sehingga menjadikan fosil sebagai spesies kalajengking tertua di dunia.

Baca Juga: Berbentuk Paus di Tengah Hutan, Batuan Purba Ini Berumur Puluhan Juta Tahun

Ilustrasi struktur tubuh Parioscorpio venator. (Jurnal Nature)
Ilustrasi struktur tubuh Parioscorpio venator. (Jurnal Nature)

Dikutip dari IFLScience, ilmuwan menjelaskan bahwa sistem pernafasan pada kalajengking purba mirip dengan kepiting tapal kuda.

Itu membuat mereka dapat hidup di dalam air dalam jangka waktu lama sebelum mereka beralih ke daratan.

Pada 437,5 juta tahun lalu, tepatnya pada awal periode Silurian, Wisconsin masih diliputi laut yang hangat dan dangkal.

Kalajengking tertua di dunia diprediksi hidup di daerah tersebut.

Ilustrasi kalajengking modern. (Pixabay/ andrey_barsukov)
Ilustrasi kalajengking modern. (Pixabay/ andrey_barsukov)

Penemuan fosil kalajengking purba ini dianggap oleh ilmuwan sebagai hal yang menarik karena menunjukkan keterhubungan evolusi.

"Itu menunjukkan hubungan evolusi yang penting antara cara leluhur kalajengking kuno bernafas di bawah air, dan cara kalajengking modern bernafas di darat. Secara internal, sistem peredaran darah memiliki struktur seperti yang ditemukan pada kalajengking hari ini," kata perwakilan ilmuwan dari rilis resmi Ohio State University.

Sistem pernafasan kalajengking purba memungkinkan mereka menghabiskan waktu lama di darat meskipun sebagian besar waktu hidupnya berada di air.

Penemuan kalajengking tertua di dunia ini cukup fenomenal karena ilmuwan bisa mengetahui bahwa sebagian besar struktur morfologi kalajengking purba sama dengan kalajengking modern meskipun mereka mempunyai sistem pernafasan yang sedikit berbeda.

Berita Terkait Berita Terkini

Salah satu pohon tertinggi di dunia yang berusia 450 tahun terbakar....

sains | 20:11 WIB

Fenomena langka Bulan hitam akan terjadi pada 23 Agustus 2025....

sains | 19:06 WIB

Ahli kimia memaparkan bahayanya menggunakan gas air mata yang sudah kedaluwarsa....

sains | 11:17 WIB

Sejumlah fakta tentang paus orca atau paus pembunuh....

sains | 17:31 WIB

Jika kalian melihat 9 makhluk di atas untuk segera menjauh dan segera keluar dari air untuk menyelamatkan diri dari sera...

sains | 15:06 WIB