Kebakaran Hutan di Australia Berefek Parah, 480 Juta Hewan Ditemukan Mati

Lebih dari 4 juta hektar lahan hangus terbakar sebagai akibat dari kebakaran hutan di Australia.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Rabu, 01 Januari 2020 | 07:00 WIB
Ilustrasi kebakaran hutan dan koala. (Kolase Pixabay)

Ilustrasi kebakaran hutan dan koala. (Kolase Pixabay)

Hitekno.com - Kebakaran hutan dan gelombang panas yang menyapu Australia ternyata mempunyai efek yang sangat parah. Ilmuwan khawatir bahwa kejadian itu bisa berakibat fatal pada perkembangan hewan liar di masa depan.

Para peneliti dari University of Sydney memperkirakan sekitar 480 juta hewan telah terbunuh oleh kobaran api yang melanda Australia mulai pada September 2019.

Di antara hewan yang mati terdapat 8.000 koala yang jumlahnya hampir sepertiga dari populasi koala di New South Wales, Australia.

Baca Juga: Jutaan Hektar Lahan Terbakar, Kondisi Koala Makin Memprihatinkan

Survei di tahun 2016 menyebutkan bahwa jumlah populasi koala mencapai 80 ribu ekor.

Sebelumnya, IUCN Red List telah memasukkan koala sebagai hewan yang Rentan Punah.

Baca Juga: Heroik! Perempuan Ini Menyelamatkan Koala di Tengah Kebakaran Hutan

Melihat kondisi kebakaran hutan yang melanda Australia, kondisi koala akan semakin memprihatinkan lagi.

"Kami akan tahu lebih banyak detail datanya ketika kebakaran telah mereda sehingga ilmuwan bisa melakukan penilaian dengan tepat," kata Menteri Lingkungan Hidup Australia, Sussan Ley.

Koala dan hewan marsupial asli Australia mengalami disorientasi, dehidrasi, terbakar parah, atau bahkan hangus hingga mati.

Baca Juga: Video Koala Ini Lucu Banget, Ada Fakta Mengagetkan di Baliknya

Kebakaran hutan di Australia terus menjangkau lebih dari 4 juta hektar pada lima negara bagian di Australia.

Dikutip dari IFLScience, kebakaran hutan di musim 2019-2020 dianggap ilmuwan sangat "brutal" karena gelombang panas yang mencapai suhu rata-rata 40 derajat Celcius.

Bahkan di Australia Barat, suhunya pernah terekam hingga 48 derajat Celcius.

Baca Juga: Atasi Kepunahan, Australia Pakai Drone untuk Awasi Koala

Ahli meteorologi Australia menyebutkan bahwa kejadian tersebut ada hubungannya dengan "cuaca aneh" pada sistem iklim yang dikenal sebagai Indian Ocean Dipole (IOD).

Indian Ocean Dipole dianggap sebagai hasil dari naik turunnya suhu permukaan laut di Samudera Hindia bagian barat.

Ilmuwan menjelaskan bahwa IOD dapat memiliki efek yang signifikan terhadap iklim di Australia.

Tak hanya ratusan juta hewan yang mati, kebakaran hutan dan gelombang panas juga mengancam eksistensi jutaan hektar habitat hewan di sekitarnya.

Berita Terkait
Berita Terkini

Motor listrik menjadi primadona dalam beberapa tahun terakhir, terutama di perkotaan. Pembeliannya terus meningkat dalam...

sains | 16:14 WIB

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB