Berspesifikasi Canggih, Drone Pembunuh Buatan China Laris di Timur Tengah

Drone pembunuh buatan China dapat melaju hingga 130 km/jam dan mampu melakukan misi pengintaian.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Rabu, 20 November 2019 | 19:45 WIB
Ilustrasi UAV dari China bernama Infiltrator. (Ziyan UAV)

Ilustrasi UAV dari China bernama Infiltrator. (Ziyan UAV)

Hitekno.com - Amerika Serikat ikut mewaspadai mengenai kinerja positif yang ditampakkan oleh produsen senjata di China. Menteri Pertahanan Amerika Serikat sampai ikut angkat bicara dalam menanggapi kabar bahwa drone buatan China menarik perhatian negara-negara di Timur Tengah.

Pada acara National Security Commission on Artificial Intelligence yang diselenggarakan awal November 2019, Menteri Pertahanan Amerika Serikat menyoroti perkembangan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) milik China.

"Seperti yang kita bicarakan, pemerintah China telah mengekspor beberapa drone udara militernya yang paling canggih ke Timur Tengah, saat ini mereka bersiap untuk mengekspor UAV siluman generasi berikutnya ketika telah siap," kata Mark Esper, selaku Menteri Pertahanan Amerika Serikat.

Baca Juga: Dikira Hoaks, Pesawat Militer China Berbentuk UFO Ternyata Memang Ada!

Ia mengakui bahwa China menjual drone yang mampu merenggut nyawa targetnya tanpa pengawasan manusia.

Berdasarkan laporan dari Defense One, perusahaan sekaligus produsen peralatan militer China, Ziyan, telah bersiap memasarkan Blowfish 3.

Blowfish A2 ketika membawa senjata berat. (Ziyan UAV)
Blowfish A2 ketika membawa senjata berat. (Ziyan UAV)

Blowfish 3 adalah sebuah helikopter mini tanpa awak yang dilengkapi dengan senapan mesin.

Baca Juga: Dikonfirmasi Militer AS, UFO Terekam di Atas Laut Ini

Dalam situs resminya, Ziyan mengklaim bahwa drone pembunuh buatan perusahaan mereka dapat melakukan misi tempur yang lebih kompleks termasuk misi pengintaian, pelemparan granat, dan penyerangan secara presisi.

Greg Allen, Kepala Strategi dan Komunikasi di Joint Artificial Intelligence Center Departemen Pertahanan AS membuat makalah di CNAS pada Februari 2019.

Dalam laporannya, ia menjelaskan bahwa Ziyan sedang bernegoisasi untuk menjual Blowfish A2-nya kepada pemerintah Pakistan dan Arab Saudi.

Baca Juga: Teknik Belah Durian ala Militer Ini Bikin Netizen Tepuk Tangan

Ilustrasi Ziyan Blowfish A3. (YouTube/ Ziyan UAV)
Ilustrasi Ziyan Blowfish A3. (YouTube/ Ziyan UAV)

Dikutip dari Futurism, sang pendahulu Blowfish 3 didesain mirip helikopter mini dengan dimensi 1870 x 565 x 620 mm.

Drone pembunuh tersebut, dapat memiliki kecepatan jelajah rata-rata 70 hingga 90 kilometer per jam dengan kecepatan maksimum 130 kilometer per jam.

Dengan ketinggian maksimum 5100 meter, drone ini juga dapat membawa berbagai jenis radar kecil hingga senjata api berkaliber besar.

Baca Juga: Makin Menyeramkan, Militer AS Tanam Teknologi AI ke Jet Tempur

Zeng Yi, seorang eksekutif senior di NORINCO, perusahaan pertahanan terbesar ketiga di China, memprediksi bahwa medan perang di masa depan tidak akan ada manusia yang bertarung secara langsung.

Ia memperkirakan bahwa mulai tahun 2025, berbagai robot, UAV, hingga kapal selam yang dilengkapi AI bisa bertarung sendiri dengan pengawasan manusia dari jarak jauh.

Perkembangan drone pembunuh sepertinya mengindikasikan bahwa ramalan pejabat industri pertahanan tersebut akan semakin nyata.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak