Manfaatkan Komponen Lokal, UGM Buat Mesin Pencacah Plastik Berdaya Rendah

Meski berdaya rendah, mesin pencacah plastik ini setara dengan yang berdaya tinggi.

Agung Pratnyawan
Sabtu, 16 Februari 2019 | 17:07 WIB
Mesin pencacah plastik hasil pengembangan peneliti UGM. (dok. UGM)

Mesin pencacah plastik hasil pengembangan peneliti UGM. (dok. UGM)

Hitekno.com - Tim peneliti dari Departemen Teknin Mesin dan Industri, Fakultas Teknik (FT) UGM telah mengembangkan mesin pencacah plastik kresek yang diharapkan mampu mengatasi masalah sampah plastik.

Masalah sampah plastik saat ini menjadi persoalan serius yang dihadapi Indonesia. Menurut data dari Jambeck (2015), Indonesia menempati posisi kedua penghasil sampah setelah China.

Kondisi tersebut tidak lepas dari kontribusi penggunaan plastik oleh masyarakat yang cukup tinggi. Keseharian masyarakat masih bergantung pada plastik. Produksi plastik kresek pun meningkat yang mengakibatkan sampah plastik semakin banyak.

Baca Juga: Solusi Mati Listrik, Mahasiwa UGM Kembangkan Lampu Darurat Hemat Energi

Berawal dari fenomena tersebut, para peneliti UGM mencari solusi untuk mengatasi sampah plastik dengan membuat inovasi berupa mesin pencacah plastik kresek.

Inovasi tersebut lahir dari sebuah tim yang digawangi oleh Dr. Muslim Mahardika yang melibatkan peneliti lain yaitu Dekan FT Prof. Nizam, Dr. Rachmat Sriwijaya,  Sigiet Haryo Pranoto, dan Fajar Yulianto Prabowo.

Muslim mengatakan tujuan utama pembuatan mesin pencacah plastik kresek ini adalah untuk mengembangkan pengolahan sampah plastik menjadi produk bernilai tambah, termasuk mengurangi sampah plastik yang ada di masyarakat.

Baca Juga: Siap Jalin Kerja Sama, Arkadia Digital Media Sambangi UGM

Mesin pencacah plastik hasil pengembangan peneliti UGM. (dok. UGM)
Mesin pencacah plastik hasil pengembangan peneliti UGM. (dok. UGM)

''Hasil cacahan plastik tersebut digunakan sebagai bahan daur ulang plastik yang digunakan oleh pabrik daur ulang plastik  dan juga sebagai bahan campuran aspal,'' tuturnya.

Mesin pencacah plastik kresek dikembangkan sejak awal tahun 2018 lalu.

Dibuat sesuai dengan permintaan dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang membutuhkan bahan plastik sebagai bahan campuran aspal untuk pembangunan ruas jalan.

Baca Juga: Wiratni, Dosen UGM Masuk ke The 39 Powerfull Female Engineers

Saat ini mesin telah diproduksi secara massal oleh salah satu badan usaha milik negara yakni PT. Barata Indonesia.

''Dengan mesin ini menghasilkan cacahan plastik kresek yang bisa disesuaikan kebutuhan, ukuran cacahan bisa disetel 1-4 milimeter. Sedangkan pada mesin pencacah plastik di pasaran bisanya menghasilkan ukuran sekitar 0,5 cm,'' jelasnya, Kamis (13/2) di Laboratorium Teknologi Mekanik Fakultas Teknik UGM.

Tidak hanya itu, mesin pencacah plastik ini juga memiliki sejumlah keunggulan lain yakni berdaya rendah yakni 2-5 HP. Sementara mesin serupa dipasaran biasanya berdaya 7-10 HP. Satu HP setara dengan 745,7 watt.

Baca Juga: Halo Banjir, Sistem Peringatan Dini Bencana Banjir Karya UGM

Mesin pencacah plastik hasil pengembangan peneliti UGM. (dok. UGM)
Mesin pencacah plastik hasil pengembangan peneliti UGM. (dok. UGM)

Mesin ini dibuat dari enam komponen utama yaitu tempat penampung hasil cacahan lastik kresek (hopper), motor listrik, roda gila (fly wheel), belt, poros, serta pisau statis dan pisau dinamis.

Bentuk mesin dibuat tidak jauh berbeda dengan mesin yang ada di pasaran. Memiliki ukuran panjang mesin 1 meter, tinggi 1,7 meter, dan lebar 1 meter.

''Sebagian besar mesin ini dibuat dengan memanfaatkan komponen lokal,'' jelasnya

Mekanisme kerja mesin ini menggunakan motor listrik AC yang ditransmisikan menggunakan fan belt  sehingga memutar poros pisau untuk mencacah plastik dengan roda gila yang berfungsi sebagai penyimpan inersia. Untuk kecepatan putar mesin antara 400-1000 rpm.

''Mesin kita desain secara sederhana sehingga mudah untuk dioperasikan,'' ungkapnya.

Muslim dan tim mengembangkan mesin pencacah plastik dalam tiga tipe berdasar kapasitas cacahan sampah plastik. Tipe mesin itu adalah kapsitas kecil 10-20 kg/jam, kapasitas sedang 20-30 kg/jam, dan  kapasitas besar 40-50 kg/jam.

Mesin pencacah plastik yang dihasilkan oleh tim peneliti UGM ini diharapkan mampu mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi sampah plastik. Selain itu juga mendorong pengelolaan sampah plastik yang lebih baik di masa depan.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak