Harus Nonton, Hujan Meteor Perseid Akan Menghiasi Langit Bumi

Ajak orang yang kamu sayangi keluar melihat hujan meteor, fix dijamin kamu dicap romantis.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Sabtu, 11 Agustus 2018 | 15:52 WIB
Ilustrasi Hujan Meteor Perseid. (Sky and Telescope)

Ilustrasi Hujan Meteor Perseid. (Sky and Telescope)

Hitekno.com - Hujan meteor Perseid akan menjadi salah satu peristiwa astronomi terbaik di tahun 2018. Hujan meteor Perseid diprediksi akan mencapai puncak pada malam nanti (11/08/2018).

Kebanyakan orang menyebut hujan meteor dengan sebutan "bintang jatuh". Ungkapan tersebut ternyata menyesatkan dalam bidang astronomi.

Hal pertama yang kurang tepat adalah yang "jatuh" sebenarnya bukan bintang. Dikutip dari Space, hujan meteor terjadi ketika orbit Bumi membawa kita melalui zona atau lintasan komet periodik (dalam beberapa kasus asteroid).

Baca Juga: NASA Luncurkan Pesawat menuju Matahari, Materialnya Anti Leleh

Jadi dapat disimpulkan bukan bintang yang jatuh melainkan komet yang sedang melintas. Kata "jatuh" sendiri juga dianggap kurang tepat karena komet tidak jatuh ke permukaan bumi.

Hujan Metor Perseid tahun 2015 (NASA by Kenneth Brandon)
Hujan Metor Perseid tahun 2015 (NASA by Kenneth Brandon)

Komet hanya akan melintas di orbitnya sendiri sehingga akan nampak sebagai cahaya yang tampak benderang di langit Bumi.

Jika orbit Bumi memotong orbit komet, kita akan mengalami hujan meteor yang berulang setiap tahunnya.

Baca Juga: Asteroid Jatuh di Radar AS, Hampir Picu Kiamat Nuklir

Hujan meteor Perseid diprediksi terjadi pada rentang tanggal 17 Juli sampai dengan 24 Agustus 2018. Peristiwa itu akan mencapai puncak pada tanggal 12 dan 13 Agustus atau lebih tepatnya dini hari atau malam menjelang tanggal tersebut.

Kamu bisa menontonnya dengan mata telanjang nanti malam (11/08/2018). Ketika mencapai puncak, meteor yang terlihat di atmosfer Bumi dapat mencapai 150 meteor per jam.

 

Baca Juga: Mineral Alien Ditemukan di Meteor berumur 60 juta tahun

Fotografer sedang memfoto meteor Perseid. (NJ.com)
Fotografer sedang memfoto meteor Perseid. (NJ.com)

Ketika peristiwa hujan meteor, partikel meteor akan memasuki atmosfer dengan kecepatan hingga 256 ribu km/jam.

Energi kinetik partikel mengionisasi molekul udara yang ditemuinya sehingga menampilkan cahaya yang sangat panjang. Jika diukur dari mata telanjang itu hanya akan nampak satu hingga dua sentimeter.

Namun di atmosfer yang sebenarnya, panjangnya dapat mencapai bermil-mil kilometer.

Baca Juga: NASA Temukan Asteroid Kembar yang Berpotensi Membahayakan Bumi

Peristiwa itu terjadi kebanyakan di wilayah termosfer yang terletak 80 hingga 120 kilometer di atas tanah.

Hujan meteor Perseid sangat romantis untuk dilihat, apalagi ketika orang yang kamu sayangi ada di sampingmu.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak