NASA Luncurkan Pesawat menuju Matahari, Materialnya Anti Leleh

Lengkap dengan live streaming, kamu akan takjub melihat teknologi di baliknya

Rima Sekarani Imamun Nissa | Rezza Dwi Rachmanta
Sabtu, 11 Agustus 2018 | 11:30 WIB
Ilustrasi pesawat menuju Matahari. (NASA)

Ilustrasi pesawat menuju Matahari. (NASA)

Hitekno.com - Saat yang ditunggu oleh umat manusia khususnya para ilmuwan telah tiba. Setelah berhasil mengirimkan pesawat ke bulan serta planet, NASA akan meluncurkan pesawat menuju Matahari.

Hari ini, tepatnya pukul 3:33 pagi ET atau 14.33 WIB, NASA akan meluncurkan pesawat menuju Matahari.

Pesawat luar angkasa itu diberi nama dengan Parker Solar Probe. Dikutip dari Gizmodo, pesawat ini tak langsung menuju Matahari.

Baca Juga: Resmi Dikenalkan, Samsung Galaxy Watch Makin Cantik

Parker Solar Probe akan melewati Venus sebanyak 7 tujuh kali dan akhirnya tiba di jarak 3,8 juta mil dari permukaan Matahari.

Jarak itu sama seperti empat kali diameter Matahari. Saat mencapai jarak sedekat itu, Parker Solar Probe akan terpapar suhu sebesar 2.500 derajat Fahrenheit atau 1371 derajat Celcius.

Peluncuran Parker Solar Probe. (NASA by Leif Heimbold)
Peluncuran Parker Solar Probe. (NASA by Leif Heimbold)

Namun berkat teknologi dari NASA, suhu material pesawat hanya akan mencapai 85 derajat Fahrenheit atau sebesar 29,4 derajat Celcius saja.

Baca Juga: Lebih Waspada Gempa, Aplikasi Info BMKG Ini Wajib Kamu Unduh

Suhu sebesar itu termasuk dingin untuk membuat Parker Solar Probe menjalankan misinya.

"Ini adalah pertama kalinya kami menerbangkan instrumen dekat dengan Matahari, dan ini juga pertama kalinya kami memiliki teknologi untuk melakukannya," kata seorang fisikawan NASA peneliti Matahari yang bernama Mitzi Adams.

Kunci teknologi pesawat tersebut adalah sistem proteksi termal yang melindungi pesawat di bagian dalam. Selain itu, teknologi juga dikombinasikan dengan sistem pendingin bertenaga air.

Baca Juga: Ditemukan Mumi Perempuan Kenakan Pakaian Beracun di Chile

 

Simulasi material tahan panas NASA. (Youtube.com/ NASA Goddard)

Sistem proteksi termal membutuhkan waktu 10 tahun untuk berkembang. Terdapat 2 lapisan karbon yang diperkuat oleh serat karbon sehingga lapisan itu dapat mempertahankan strukturalnya meski dalam kondisi panas tinggi.

Baca Juga: Parah, Rahasia Jet Tempur Inggris Bocor di Tinder

Di antara lapisan tersebut, terdapat busa karbon yang bahannya sebagian besar dari udara sehingga tidak dapat mentransfer panas dalam jumlah banyak.

Di bagian atas terluar, dilapisi dengan aluminium oksida, sebuah material berwarna putih yang dapat memantulkan cahaya.

Korona mengandung suhu jutaan derajat fahrenheit dan terletak di bagian luar atmosfer Matahari. Para ilmuwan mencoba memahami mengapa suhu itu jauh lebih panas daripada suhu Matahari itu sendiri.

Live Streaming Parker Solar Probe NASA. (Youtube.com/ NASA)

Sebagaimana yang diketahui sebelumnya, suhu permukaan Matahari ada di rentang 10.000 derajat Fahrenheit atau lebih.

Parker Solar Probe akan meneliti mengenai korona serta asal mula angin Matahari yang terbentuk dari Korona.

NASA yang mengirim pesawat menuju Matahari diharapkan memecahkan teka-teki mengenai misteri Korona yang masih belum bisa diungkap oleh para fisikawan.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak