Ini Alasan Utama JD.com Tutup Layanan E-Commerce di Indonesia dan Thailand

JD.com akan mengakhiri layanan e-commerce di Indonesia dan Thailand pada Maret 2023.

Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Jum'at, 03 Februari 2023 | 14:14 WIB
Ilustrasi JD.com (corporate.jd.com)

Ilustrasi JD.com (corporate.jd.com)

Hitekno.com - JD.com resmi menutup layanan e-commerce di Indonesia dan Thailand pada Maret 2023. Perwakilan perusahaan buka suara mengenai kebijakan JD.com yang memilih untuk memberhentikan layanan.

Alasan utama JD.com menutup layanan e-commerce di kedua negara tersebut adalah agar mereka bisa fokus pada rantai pasokan dan bisnis lintas batas.

Tak hanya itu, kinerja keuangan yang terus merugi menjadi alasan mengapa mereka melakukan efisiensi.

Baca Juga: Siap Meluncur, Tablet Realme Pad Slim Muncul di Situs E-Commerce

Sebagai informasi, JD.com mempunyai anak perusahaan yaitu JD.ID di Indonesia. Mereka juga mempunyai JD Thailand (JD.co.th) dan JD Central.

"Dengan berat hati kami memberitahukan bahwa JD.ID akan berhenti menerima pesanan Anda mulai tanggal 15 Februari 2023. JD.ID dan semua layanannya akan dihentikan pada 31 Maret 2023. JD.ID menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pelanggan, penjual, mitra, dan karyawan atas dukungan yang telah diberikan dalam perjalanan kami selami ini. Kami berharap dapat kembali melayani Anda di masa depan. Terima kasih," bunyi pernyataan resmi dari JD.ID melalui situs resmi perusahaan.

Logo JD.ID. (Twitter)
Logo JD.ID. (Twitter)

Laman resmi JD.com di Thailand mengungkap bahwa mereka juga akan menghentikan layanan di negara tersebut pada kuartal pertama 2023.

Baca Juga: Batam Percepat jadi Sentral E-Commerce, Kredivo Ajak Generasi Muda Lokal

Dikutip dari AsiaFinancial, JD.com berhenti menerima pesanan pada 15 Februari dan mengakhiri layanan pada 3 Maret 2023 di Thailand.

Salah seorang juru bicara JD.com mengungkap bahwa perusahaan akan terus melayanai pasar global, termasuk Asia Tenggara, melalui infrastruktur rantai pasokannya.

JD Thailand menderita kerugian bersih sebesar 1,9 miliar baht atau 58 juta dolar AS (Rp 863 miliar) pada 2021.

Baca Juga: Tokopedia Gandeng Epsilon untuk Dukung Pertumbuhan E-Commerce

Wisan Sirikul, Direktur Pemasaran JD Central di Bangkok, mengatakan bahwa keputusan penutupan dilakukan oleh pemegang saham kedua belah pihak.

JD.com China (perusahaan pusat) ingin fokus pada rantai pasokan dan bisnis lintas batas. Perusahaan memulai bisnis di Indonesia dengan nama JD.ID sejak 2015.

E-commerce JD Thailand dibentuk sebagai perusahaan patungan antara JD.com China dengan Central Group, peritel terbesar di Thailand.

Baca Juga: Bagi-bagi Masker Gratis, Toko E-Commerce Ini Malah Banjir Review Jelek

Pada kabar terpisah, pendiri JD.com, Richard Liu, pernah memarahi petinggi perusahaan dan khawatir mengenai potensi JD.com menjadi Suning berikutnya.

Perlu diketahui, Suning.com adalah perusahaan pembuat peralatan rumah tangga yang saat ini sedang menjalani proses restrukturisasi utang.

Liu memperingatkan bahwa JD.com akan menjadi Suning.com selanjutnya apabila eksekutif perusahaan tidak becus.

"Kita perlu kembali ke akal sehat, lima elemen bisnis: produk, harga, layanan, biaya, dan efisiensi," ungkap sang pendiri JD.com, Richard Liu.

Berita Terkait
Berita Terkini

Asia Tenggara Menunjukkan Kesadaran Keamanan Email Lebih Tinggi Dibanding Kawasan Berkembang Lainnya...

internet | 13:27 WIB

NVIDIA bekerja sama dengan Komputer Medan menggandeng tiga perguruan tinggi terkemuka di Kota Medan....

internet | 13:58 WIB

Melalui RUPS, Arkadia Digital Media melaporkan peningkatan pendapatan hingga 40 persen selama 2023....

internet | 11:18 WIB

pentingnya memahami tentang bahaya yang mengancam pusat data dan bagaimana penanggulangannya....

internet | 11:34 WIB

Ingin mencoba trading kripto? Berikut adalah 5 opsi crypto wallet yang layak dicoba....

internet | 16:37 WIB