Teliti Sampel, Pakar Keamanan Siber Buktikan Kebocoran Data Kartu SIM Valid

Awalnya pakar keamanan siber meragukan karena jumlah data yang bombastis, namun setelah diteliti data sampelnya ternyata valid.

Agung Pratnyawan
Selasa, 06 September 2022 | 10:26 WIB
Keamanan data pribadi. (Google)

Keamanan data pribadi. (Google)

Hitekno.com - Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber dari Vaksincom telah meneliti kasus dugaan kebocoran data kartu SIM Indonesia. Ia menyampaikan kalau data tersebut valid.

Diwartakan Suara.com, pakar keamanan siber ini meneliti sampel data dari 1,3 miliar nomor telepon yang ditawarkan sebuah akun di forum.

Awalnya Alfons menilai kalau kebocoran data ini terkesan bombastis. Pasalnya, jumlah penduduk Indonesia saat ini tak kurang dari 300 juta orang.

Baca Juga: Kominfo Minta Operator Seluler dan Dukcapil Dalami Kasus Kebocoran Data Kartu SIM

"Lalu pendaftaran kartu SIM diperkirakan sedikit lebih dari 300 juta karena banyak yang memiliki lebih dari satu kartu SIM," ungkap Alfons lewat keterangan resmi yang diterima, Selasa (6/9/2022).

Tetapi hacker bernama Bjorka itu mengklaim punya file tersebut dan menjualnya seharga 50.000 Dolar AS atau Rp 774 juta.

Ia turut membagikan 2 juta data pendaftaran SIM beserta data pelengkap seperti nomor induk kependudukan (NIK), nomor telepon, provider (operator seluler), dan tanggal pendaftaran yang bisa diakses secara gratis.

Baca Juga: Investigasi Kebocoran Data Kartu SIM, Akhirnya Kominfo Akui Ada Data yang Cocok

"Sedangkan data tersebut didapatkan pada bulan Agustus 2022. Jadi masih hangat dan cukup baru," sambung dia.

Berangkat dari sana, Vaksincom kemudian meneliti keabsahan data yang diberikan untuk membuktikan apakah nomor telepon dan NIK memang autentik seperti yang diklaim hacker.

Dari nomor dan NIK yang diberikan sebagai sampel, ternyata semua nomor dan NIK yang dicek secara random 100 persen merupakan data autentik.

Baca Juga: Tanggapi Kasus Kebocoran Data Kartu SIM, XL Axiata Klaim Sudah Terapkan Standar Internasional

Ilustrasi SIM Card. (Pixabay)
Ilustrasi SIM Card. (Pixabay)

Nomor telepon yang terkait dengan NIK tersebut pun ternyata aktif dan memang digunakan oleh pemilik NIK yang bersangkutan.

Alfons memperlihatkan tes itu lewat sebuah screenshot berisi percakapan dengan seseorang bernama Atika.

Orang yang dikirim pesan Alfons pun membalas percakapan itu, dan membenarkan kalau dirinya bernama Atika.

Baca Juga: Soal Kebocoran Data Pelanggan Kartu SIM, Indosat Ungkap Bukan Data Mereka

Alfons turut menjelaskan kalau nama file sampel itu bernama phone2Monly.csv, memiliki ukuran 143,2MB, dan berisi 2 juta pendaftaran kartu SIM.

Ia melanjutkan, akun Bjorka itu memiliki data 87GB dalam format Comma Separated Value (CSV) yang mengandung 1,3 miliar database.

Lewat hitungan sederhana, 87GB data yang diklaim Bjorka dibagi 143,2MB yang merupakan sampel data. Kemudian angka itu dikalikan 2 juta database kartu SIM.

Hasilnya, Alfons menemukan data 87GB itu bisa berisi 1.215.083.799 database.

"Dapat disimpulkan angka 1,3 miliar data registrasi SIM yang diklaim cukup masuk akal dengan toleransi perbedaan data kurang lebih 10 persen," ungkap pakar kemanan siber Vaksincom.

Ilustrasi keamanan internet. (F5 Networks)
Ilustrasi keamanan internet. (F5 Networks)

Alfons juga menjabarkan 2 juta sampel data yang diberikan gratis oleh hacker dan memperlihatkan operator seluler mana saja yang paling terdampak.

Sayangnya, 2 juta sampel data itu tidak bisa ditampung semua dalam Microsoft Excel. Jadi Alfons hanya mengambil 1 juta database dari total 2 juta sampel data.

Alfons kemudian menemukan kalau nomor Telkomsel paling banyak dibocorkan datanya oleh hacker dengan jumlah 765.181.

Sedangkan operator paling sedikit adalah Smartfren dengan jumlah 17.600 nomor telepon.

Lebih rinci, berikut data yang dijabarkan Alfons:

  • XL = 77.840 atau 7,42 persen
  • Tri = 50.496 atau 4,82 persen
  • Indosat = 137.458 atau 13,11 persen
  • Smartfren = 17.600 atau 1,68 persen
  • Telkomsel = 765.181 atau 72,97 persen
  • Total = 1.048.575 atau 100 persen

Dari seluruh analisa itu, Alfons mempertanyakan darimana datangnya angka 1,3 miliar registrasi kartu SIM.

Sebab, saat ini jumlah kartu SIM aktif di Indonesia yang aktif adalah sekitar 300 juta.

"Satu-satunya jalan adalah masuk ke dalam datanya dan menganalisa lebih jauh," tukas dia.

Itulah hasil penelitian pakar keamanan siber yang mendapati kalau kasus dugaan kebocoran data kartu SIM tersebut valid. (Suara.com/ Dicky Prastya).

Berita Terkait
TERKINI

Seluruh transaksi di acara JakCloth Ramadan 2024 akan menggunakan QRIS dan transfer bank melalui BI FAST....

internet | 14:12 WIB

PointStar menyatakan dukungannya terhadap misi pemerintah dengan memungkinkan integrasi seluruh proses bisnis organisasi...

internet | 17:09 WIB

Grab menjadi perusahaan teknologi pertama yang menerima Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPP...

internet | 17:15 WIB

Seminar di UI memfokuskan pada perkembangan terkini dalam ilmu data, komputasi super, AI generatif, dan etika AI....

internet | 21:26 WIB

Dalam acara ini, peserta bertukar pendapat mengenai tren saat ini dan prospek masa depan AI dalam pendidikan....

internet | 16:31 WIB

Aplikasi Merchant BCA ini didesain sebagai solusi untuk memberdayakan bisnis dari berbagai skala....

internet | 09:36 WIB

Keberadaan CCTV selama ini nyatanya tak cukup mencegah aksi kejahatan....

internet | 12:24 WIB

Berdasarkan feedback pengguna, Samsung akan menyediakan opsi dan pengalaman yang semakin ditingkatkan melalui SamsungGal...

internet | 20:46 WIB

Nuon Digital Indonesia menjajakibisnis baru dan melakukan inovasi pada produk-produk andalannya....

internet | 17:48 WIB

Perubahan nama ini merupakan langkah strategis Google untuk menggabungkan chatbot Bard dan layanan AI lainnya di bawah s...

internet | 18:15 WIB

Program AI TEACH for Indonesia merupakan program pengembangan kapasitas yang bertujuan untuk mengembangkan lanskap pendi...

internet | 17:14 WIB

Pinhome mengumumkan kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam pengadaan proteksi keselamatan kerja bagi seluruh Rekan...

internet | 09:56 WIB

Didukung Kominfo dan universitas-universitas setempat, kampanye ini bertujuan mengeksplorasi lanskap AI dan mendiskusika...

internet | 11:44 WIB

Di 14 kota, ribuan driver Grab bersama keluarga nonton bareng film Srimulat: Hidup Memang Komedi...

internet | 08:56 WIB

Mengakses konten Premier League melalui situs web atau perangkat streaming tidak resmi akan membuat diri mereka rentan t...

internet | 08:46 WIB

Dell Technologies menyoroti tren-tren baru yang akan membentuk industri teknologi pada tahun 2024 dan di masa depan....

internet | 12:06 WIB

Meningkatkan sistem keamanan menjadi langkah yang baik, tetapi upaya tersebut hanya menjangkau permukaan penyalahgunaan ...

internet | 07:24 WIB
Tampilkan lebih banyak