Kaspersky: Ecommerce Masih Jadi Target Utama Kejahatan Siber

Data pribadi para pengguna ecommerce jadi sasaran para pelaku kejahatan siber.

Agung Pratnyawan
Rabu, 04 November 2020 | 13:30 WIB
Ilustrasi keamanan internet. (Pixabay)

Ilustrasi keamanan internet. (Pixabay)

Hitekno.com - Pembobolan data pribadi masih jadi persoalaan dalam keamanan internet. Terutama untuk platform belanja online atau ecommerce yang sering jadi sasaran para peretas.

Bahkan menurut perusahaan keamanan siber Kaspersky, platform ecommerce dan layanan pemesanan lainnya akan terus menjadi target utama peretas seiring meningkatnya ketergantungan orang terhadap belanja online.

"Mereka akan terus menjadi target utama peretas karena platform tersebut sering kali berisi data pelanggan dalam jumlah besar," ujar Stephen Neumeier, managing director Kaspersky untuk Asia Pasifik, dalam keterangannya, Selasa (3/11/2020).

Baca Juga: Huawei dan BSSN Gelar Pelatihan Keamanan Siber di Yogyakarta

Dalam ekskusinya, para penjahat dunia maya tidak memperhitungkan waktu saat akan bertindak. Ketika mendeteksi kerentanan pada sistem, menurut Stephan, para pelaku kejahatan siber kemungkinan segera mengeksploitasinya.

Lebih lanjut, Stephan mengatakan dengan setiap pelanggaran data yang menelan biaya rata-rata lebih dari 1 juta dolar AS untuk bisnis di Asia Tenggara, bisnis selanjutnya akan kehilangan tambahan sebanyak 186 juta dolar AS pada setiap peluang setelah pelanggaran data.

Survei Risiko Keamanan TI Perusahaan Global Kaspersky menemukan bahwa 84 persen bisnis Asia Tenggara yang disurvei telah membuat rencana untuk meningkatkan anggaran mereka dalam keamanan TI.

Baca Juga: Demi Tingkatkan Keamanan, ShopeePay Tambah Fitur Baru Ini

Meski begitu, masih terdapat kesenjangan yang signifikan dalam hal infrastruktur TI yang di-hosting oleh pihak ketiga, serta tantangan yang berkaitan dengan melakukan migrasi ke lingkungan teknologi yang lebih maju dan kompleks.

Ilustrasi kejahatan siber [Shutterstock].
Ilustrasi kejahatan siber [Shutterstock].

"Dengan meningkatnya aktivitas online, muncul gerakan diam-diam yang dilakukan oleh para pelaku kejahatan siber. Inilah sebabnya mengapa perusahaan dan individu harus meningkatkan kewaspadaan lebih dari sebelumnya," kata Stephen.

Stephen menambahkan bahwa pelanggaran data dapat berdampak buruk pada reputasi organisasi dan keuntungan finansial, di semua sektor, termasuk e-commerce.

Baca Juga: Perkuat Keamanan, DANA Perbarui Sertifikasi PCI-DSS

Sehingga, Stephen menyarankan agar ecommerce melakukan pelatihan dan aktivitas untuk mendidik karyawan tentang dasar-dasar keamanan siber. Misalnya, untuk tidak membuka atau menyimpan file dari email atau situs web yang tidak dikenal karena dapat membahayakan seluruh perusahaan.

Ecommerce juga disarankan mengingatkan staf secara rutin tentang cara menangani data sensitif, misalnya, untuk menyimpan hanya di layanan cloud terpercaya dengan autentikasi diaktifkan, jangan membagikannya dengan pihak ketiga yang tidak tepercaya.

Selanjutnya, menerapkan penggunaan perangkat lunak yang sah, diunduh dari sumber resmi, serta membuat cadangan data penting dan perbarui peralatan serta aplikasi TI secara teratur untuk menghindari kerentanan yang belum ditambal yang dapat menjadi penyebab pelanggaran.

Baca Juga: Tingkatkan Keamanan, DANA Hadirkan Fitur Face Login

Itulah laporan terbaru dari Kaspersky yang menyebutkan kalau ecommerce masih jadi sasaran para peretas untuk membobol data pribadi penggunanya. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
TERKINI

Intel juga mengumumkan jajaran sistem-sistem AI baru yang skalabel dan terbuka, produk-produk generasi berikutnya dan ko...

internet | 18:50 WIB

Seluruh transaksi di acara JakCloth Ramadan 2024 akan menggunakan QRIS dan transfer bank melalui BI FAST....

internet | 14:12 WIB

PointStar menyatakan dukungannya terhadap misi pemerintah dengan memungkinkan integrasi seluruh proses bisnis organisasi...

internet | 17:09 WIB

Grab menjadi perusahaan teknologi pertama yang menerima Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPP...

internet | 17:15 WIB

Seminar di UI memfokuskan pada perkembangan terkini dalam ilmu data, komputasi super, AI generatif, dan etika AI....

internet | 21:26 WIB

Dalam acara ini, peserta bertukar pendapat mengenai tren saat ini dan prospek masa depan AI dalam pendidikan....

internet | 16:31 WIB

Aplikasi Merchant BCA ini didesain sebagai solusi untuk memberdayakan bisnis dari berbagai skala....

internet | 09:36 WIB

Keberadaan CCTV selama ini nyatanya tak cukup mencegah aksi kejahatan....

internet | 12:24 WIB

Berdasarkan feedback pengguna, Samsung akan menyediakan opsi dan pengalaman yang semakin ditingkatkan melalui SamsungGal...

internet | 20:46 WIB

Nuon Digital Indonesia menjajakibisnis baru dan melakukan inovasi pada produk-produk andalannya....

internet | 17:48 WIB

Perubahan nama ini merupakan langkah strategis Google untuk menggabungkan chatbot Bard dan layanan AI lainnya di bawah s...

internet | 18:15 WIB

Program AI TEACH for Indonesia merupakan program pengembangan kapasitas yang bertujuan untuk mengembangkan lanskap pendi...

internet | 17:14 WIB

Pinhome mengumumkan kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam pengadaan proteksi keselamatan kerja bagi seluruh Rekan...

internet | 09:56 WIB

Didukung Kominfo dan universitas-universitas setempat, kampanye ini bertujuan mengeksplorasi lanskap AI dan mendiskusika...

internet | 11:44 WIB

Di 14 kota, ribuan driver Grab bersama keluarga nonton bareng film Srimulat: Hidup Memang Komedi...

internet | 08:56 WIB

Mengakses konten Premier League melalui situs web atau perangkat streaming tidak resmi akan membuat diri mereka rentan t...

internet | 08:46 WIB

Dell Technologies menyoroti tren-tren baru yang akan membentuk industri teknologi pada tahun 2024 dan di masa depan....

internet | 12:06 WIB
Tampilkan lebih banyak