Profesor Nidom Klaim Tak Lama Lagi Obat Virus Corona COVID-19 Selesai

Alhamdulillah sudah sampai tahap finalisasi. Ada beberapa hal yang harus didalami untuk mencapai hasil yang maksimal, ungkap Profesor Nidom.

Agung Pratnyawan
Minggu, 29 Maret 2020 | 12:00 WIB
Ilustrasi virus corona. (Pixabay)

Ilustrasi virus corona. (Pixabay)

Hitekno.com - Dunia masih bergelut melawan pandemi COVID-19 yang disebabkan virus corona baru SARS-CoV-2. Berbagai pihak, termasuk Profesor Nidom ikut meneliti dan mengembangkan obat virus corona baru ini.

Penelitian pembuatan formulasi penangkal virus corona Covid-19 yang diinisiasi Tim Riset Corona & Formulasi Vaksin dari Profesor Nidom Foundation (PNF), pimpinan Profesor CA Nidom, mulai mendapat titik terang.

Profesor Nidom, kepada beritajatim.com mengakui, saat ini riset dan pembuatan formulasi penangkal virus Corona atau Covid 19 sedang tahap finalisasi, Jumat (27/3/2020).

Baca Juga: Peneliti Prediksi Covid-19 Berakhir Saat Musim Panas, Indonesia Kapan?

"Alhamdulillah sudah sampai tahap finalisasi. Ada beberapa hal yang harus didalami untuk mencapai hasil yang maksimal," ungkap Prof Nidom.

Untuk diketahui, Prof Nidom dari PNF adalah sosok berkomitmen untuk menghasilkan penangkal virus corona Covid 19 ini. Terlebih ia memiliki pengalaman dalam mengatasi wabah flu burung beberapa tahun silam.

Kekinian, Prof Nidom yang juga merupakan Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) tengah mempersiapkan ‘Antiviral’ atau sejenis obat yang mampu mengobati atau menghilangkan virus tertentu yang berbahan dasar tanaman herbal.

Baca Juga: Prediksi Peneliti, Puluhan Ribu Kasus COVID-19 Tak Terdeteksi di Indonesia

"Saya sedang fokus untuk membuat obatnya yakni berupa ‘Antiviral’ dari tanaman herbal, Curcumin. Karena kami ingin mengedepankan tanaman herbal kita, dari pada membuat vaksin yang berbahan dasar virus," ungkap Prof Nidom.

Profesor Dr drh Chairul Anwar Nidom atau Profesor Nidom, Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. (dok pribadi)
Profesor Dr drh Chairul Anwar Nidom atau Profesor Nidom, Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. (dok pribadi)

Profesor Nidom mengaku bahwa, ia ingin membuat masyarakat kembali mengkonsumsi tanaman herbal yang dapat ditemui dengan mudah di Indonesia, seperti Curcumin.

Ia juga mengatakan bahwa selama ini di Indonesia belum ada yang menggunakan tanaman herbal sebagai obat, melainkan hanya sebatas Imunomodulator atau adalah senyawa tertentu yang dapat meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh.

Baca Juga: Bantu Pengobatan Corona, Ilmuwan Teliti Sampel Darah Pasien yang Sembuh

"Selama ini tidak ada penelitian penggunaan obat herbal yang mengarah ke Antiviral atau pengobatan atau menghilang virusnya. Melainkan sebatas sebagai imunomodulator, contohnya kalau kita minum jamu agar imun jadi baik, badan jadi segar tidak mudah sakit," terang Profesor Nidom.

Hal tersebut, menurut Prof Nidom bisa dipahami karena peneliti di Indonesia masih minim alat dan sarana. Sejauh ini ia menuturkan, penelitian obat herbal sebatas diuji cobakan ke tikus sebagai imunomodulator.

"Ya bisa dipahami, kenapa tanaman herbal Indonesia hanya sebatas jadi jamu semata, karena fasilitas sangat minim. Tetapi PNF memiliki laboratorium yang mampu menggunakan virus maupun bakteri untuk menguji coba bahan alami atau tanaman herbal sebagai Antiviral atau pembunuh virus bakteri," katanya.

Baca Juga: China Klaim Temukan Obat Virus Corona Covid-19, Telah Masuk Uji Klinis

Saat ini, riset Prof Nidom bersama PNF telah sampai tahapan finalisasi, yakni pengujian dan pemaksimalan akhir. Hasil dari Antiviral virus corona Covid 19 buatan PNF ini akan berupa serbuk obat. Ia juga mengatakan bahwa setidaknya antiviral akan siap kurang lebih 2 minggu ke depan.

"Ya doakan saja 2 minggu lagi sudah selesai. Kami masih mencari finalisasi yang paling tepat, kurang ini kah atau lebih itu kah. Tapi pada dasarnya formula dasar sudah pasti," tukas Profesor Nidom.

Ilustrasi Virus Corona COVID-19. (Centers for Disease Control and Prevention)
Ilustrasi Virus Corona COVID-19. (Centers for Disease Control and Prevention)

Ditanya lebih lanjut, apakah sudah diuji coba ke sample virus, Prof Nidom mengatakan bahwa tahapan itu akan segera diumumkan secara resmi dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Ia juga mengatakan harapannya agar tanaman herbal, bahan alami Indonesia mampu bersaing dengan pengobatan herbal China.

"Saya harap, jamu bisa menjadi obat masa depan, bukan obat kimia lagi. Ini adalah kesempatan Indonesia menyaingi obat cina. Saya tidak menyerah untuk bahan alami Indonesia ini bisa menjadi penyelamat umat manusia," ungkapnya.

Antiviral tanaman herbal Curcumin (jahe, temulawak, kunyit) yang sedang dikembangkan oleh Prof Nidom akan berupa serbuk obat. Selanjutnya akan ditawarkan kepada pemerintah atau farmasi swasta untuk dijadikan obat.

"Dari kami outputnya serbuk, nanti kalau sudah selesai akan kami tawarkan ke pemerintah maupun pihak lain. Terserah mereka mau jadi kapsul atau kaplet," pungkas Profesor Nidom.

Itulah pengakuan Profesor Nidom yang mengklaim tak lama lagi bisa menghadirkan obat virus corona. (Suara.com/ Reza Gunadha).

Catatan dari Redaksi:
Mari bijaksana menerapkan aturan jaga jarak dengan orang lain atau physical distancing, sekitar 1,5 m persegi, dan tetap tinggal di rumah kecuali keperluan mendesak seperti berbelanja atau berobat. Bersama-sama, kita bisa mengatasi pandemi Coronavirus Disease atau COVID-19. Suara.com bergabung dalam aksi #MediaLawanCOVID-19

Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal virus Corona COVID-19, silakan hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119.

Berita Terkait
TERKINI

Jaringan internet yang ditawarkan HSPnet berkapasitas tinggi hingga 6 Tb/s....

internet | 10:48 WIB

Intel juga mengumumkan jajaran sistem-sistem AI baru yang skalabel dan terbuka, produk-produk generasi berikutnya dan ko...

internet | 18:50 WIB

Seluruh transaksi di acara JakCloth Ramadan 2024 akan menggunakan QRIS dan transfer bank melalui BI FAST....

internet | 14:12 WIB

PointStar menyatakan dukungannya terhadap misi pemerintah dengan memungkinkan integrasi seluruh proses bisnis organisasi...

internet | 17:09 WIB

Grab menjadi perusahaan teknologi pertama yang menerima Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPP...

internet | 17:15 WIB

Seminar di UI memfokuskan pada perkembangan terkini dalam ilmu data, komputasi super, AI generatif, dan etika AI....

internet | 21:26 WIB

Dalam acara ini, peserta bertukar pendapat mengenai tren saat ini dan prospek masa depan AI dalam pendidikan....

internet | 16:31 WIB

Aplikasi Merchant BCA ini didesain sebagai solusi untuk memberdayakan bisnis dari berbagai skala....

internet | 09:36 WIB

Keberadaan CCTV selama ini nyatanya tak cukup mencegah aksi kejahatan....

internet | 12:24 WIB

Berdasarkan feedback pengguna, Samsung akan menyediakan opsi dan pengalaman yang semakin ditingkatkan melalui SamsungGal...

internet | 20:46 WIB

Nuon Digital Indonesia menjajakibisnis baru dan melakukan inovasi pada produk-produk andalannya....

internet | 17:48 WIB

Perubahan nama ini merupakan langkah strategis Google untuk menggabungkan chatbot Bard dan layanan AI lainnya di bawah s...

internet | 18:15 WIB

Program AI TEACH for Indonesia merupakan program pengembangan kapasitas yang bertujuan untuk mengembangkan lanskap pendi...

internet | 17:14 WIB

Pinhome mengumumkan kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam pengadaan proteksi keselamatan kerja bagi seluruh Rekan...

internet | 09:56 WIB

Didukung Kominfo dan universitas-universitas setempat, kampanye ini bertujuan mengeksplorasi lanskap AI dan mendiskusika...

internet | 11:44 WIB

Di 14 kota, ribuan driver Grab bersama keluarga nonton bareng film Srimulat: Hidup Memang Komedi...

internet | 08:56 WIB

Mengakses konten Premier League melalui situs web atau perangkat streaming tidak resmi akan membuat diri mereka rentan t...

internet | 08:46 WIB
Tampilkan lebih banyak