Lawan Sentimen Rasis Virus Corona, Pemuda China Lakukan Ini

Terdapat tulisan tangan di samping pemuda itu, "Saya bukan virus. Saya manusia. Buang prasangka".

Agung Pratnyawan
Jum'at, 07 Februari 2020 | 15:04 WIB
Massimiliano Martigli Jiang lakukan social experiment melawan sentimen rasis virus corona (Screenshot FB: UGIC)

Massimiliano Martigli Jiang lakukan social experiment melawan sentimen rasis virus corona (Screenshot FB: UGIC)

Hitekno.com - Merebaknya virus corona yang berasal dari Wuhan, China membuat munculnya sentimen rasis pada warga keturunan China. Terlebih karena beredarnya virus ini ke berbagai negara.

Massimiliano Martigli Jiang, pemuda keturunan China yang dibesarkan di Italia membuat social experiment untuk melawan sentimen rasis tersebut.

Videonya diunggah oleh persatuan pemuda China-Italia Unione Giovani Italo Cinesi (UGIC) ke Facebook pada Selasa (4/2/2020) dan kemudian menjadi viral.

Baca Juga: Momen Haru Perpisahan Perawat dengan Anaknya demi Perangi Virus Corona

Pantauan Suara.com, rekaman yang berdurasi sekitar satu menit ini telah mendapat 5.800 like, 564 komentar dan 9 ribu kali dibagikan.

Eksperimen sosial ini merupakan ide Massimiliano Martigli Jiang dan Francesco Xia. Mereka melakukannya pada Minggu (2/2/2020) di jalan-jalan Florence, Italia.

Dilaporkan TaiwanNews, Kamis (6/2/2020), pemuda China ini berdiri diam di tengah alun-alun di Florence. Pemuda itu menutup matanya dengan syal hitam dan mengenakan masker.

Baca Juga: Dokter China yang Pertama Memperingatkan Bahaya Virus Corona Meninggal

Di samping pemuda China ini, terdapat tulisan tangan: "Saya bukan virus. Saya manusia. Buang prasangka."

Video Pemuda Cina di Italia melawan sentimen rasis Virus Corona (Screenshot FB: UGIC)
Video Pemuda China di Italia melawan sentimen rasis Virus Corona (Screenshot FB: UGIC)

Dalam menit-menit awal, video eksperimen sosial itu memperlihatkan beberapa orang mengacuhkan Massimiliano Martigli Jiang. Kemudian beberapa pejalan kaki ada yang berhenti sebentar untuk berswafoto dengannya.

Tidak lama setelah itu, orang-orang lainnya memeluknya. Beberapa bahkan membantu melepas penutup mata dari wajahnya. Pemuda itu membalas pelukan yang diberikan kepadanya.

Baca Juga: Anaknya Terkurung karena Virus Corona, Ibu Ini Hanya Bisa Menangis

Banyak penonton tersentuh oleh aksi pemuda keturunan China ini. Warganet yang melihat videonya di media sosial juga memuji keberanian pemuda China melawan sentiment rasis akibat virus corona.

Menurut TaiwanNews, Massimiliano Martigli Jiang lahir di kota Wenzhou, China. Ia pindah ke Italia bersama orang tuanya ketika masih muda.

UGIC berharap orang-orang akan lebih peduli dan perhatian terhadap para penderita virus corona. Sehingga tidak menyebarkan kebencian.

Baca Juga: Nekat Bikin Prank Virus Corona di Mall, Youtuber Ini Panen Hujatan Netizen

"Berjalan menjauh dari virus, bukan manusia," tambah organisasi itu.

Untuk diketahui, sentimen rasis terjadi di seluruh Italia terhadap warga dan keturunan China. Menurut laporan media setempat, insiden sempat terjadi ketika turis China di Venesia diludahi.

Lebih kejamnya lagi, kelompok ibu-ibu bahkan memberikan himbauan kepada buah hati mereka untuk menjauhi teman sekolah mereka yang memiliki keturunan China.

"Ini sangat tidak menyenangkan dan tak masuk akal. Mereka bahkan melibatkan anak-anak," sebut salah seorang anggota Asosiasi Bisnis Italia Conf Commercio bernama Fransesco Wu, dikutip dari The Local, Sabtu (1/2/2020).

Massimiliano Martigli Jiang lakukan social experiment melawan sentimen rasis virus corona (Screenshot FB: UGIC)
Massimiliano Martigli Jiang lakukan social experiment melawan sentimen rasis virus corona (Screenshot FB: UGIC)

Belakangan, diketahui bahwa Lembaga Kesehatan Italia telah mengirim sebuah surat edaran di setiap sekolah.

Dalam surat tersebut, sekolah dihimbau untuk tetap bertindak adil dengan tidak perlunya membatasi murid yang memiliki keturunan China.

Penduduk China di Italia, sejak tahun 2008, diketahui jumlahnya telah mencapai angka kurang lebih 300 ribu jiwa.

Italia juga dikabarkan menjadi negara ketika di Eropa setelah Jerman dan Perancis yang memberikan informasi terkait korban terinfeksi virus corona.

Sentimen rasis juga terjadi di Kanada dan Indonesia. Dilaporkan The Guardian, Selasa (28/1/2020), komunitas China di Kanada menghadapi pelecehan rasis terkait virus corona.

Seperti yang dialami oleh penduduk Toronto bernama Terri Chu.

Dalam cuitannya, Terri Chu mengatakan bahwa ia dan ibu-ibu China lainnya di sana takut akan "gelombang rasisme tak terhindarkan" yang menyertai penyebaran virus corona di seluruh dunia.

Ia tidak menyadari betapa dalamnya reaksi yang akan terjadi.

"Banyak dari kita bahkan belum pernah ke China tetapi ketahuilah kami akan dicaci," cuit Terri.

Sementara itu, disadur dari Japan Times, Kamis (30/1/2020), lebih dari 9.000 orang telah menandatangani petisi yang mendesak salah satu dewan sekolah di daerah Toronto untuk menjaga anak-anak yang anggota keluarganya baru saja kembali dari Tiongkok.

Penolakan turis China terjadi di Sumatera Barat, Indonesia. Warga yang tergabung dalam GNPF Ulama Bukittinggi-Agam menolak kedatangan 174 turis China yang berkunjung ke wilayahnya.

Padahal sebelumnya, ratusan turis yang datang sejak Minggu (26/1) pagi itu disambut meriah oleh Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno.

Warga khawatir, virus corona bisa menyebar melalui para turis yang datang. Aksi penolakan terjadi di luar hotel tempat para turis China tersebut menginap. (Suara.com/ Rifan Aditya).

Berita Terkait
TERKINI

Seminar di UI memfokuskan pada perkembangan terkini dalam ilmu data, komputasi super, AI generatif, dan etika AI....

internet | 21:26 WIB

Dalam acara ini, peserta bertukar pendapat mengenai tren saat ini dan prospek masa depan AI dalam pendidikan....

internet | 16:31 WIB

Aplikasi Merchant BCA ini didesain sebagai solusi untuk memberdayakan bisnis dari berbagai skala....

internet | 09:36 WIB

Keberadaan CCTV selama ini nyatanya tak cukup mencegah aksi kejahatan....

internet | 12:24 WIB

Berdasarkan feedback pengguna, Samsung akan menyediakan opsi dan pengalaman yang semakin ditingkatkan melalui SamsungGal...

internet | 20:46 WIB

Nuon Digital Indonesia menjajakibisnis baru dan melakukan inovasi pada produk-produk andalannya....

internet | 17:48 WIB

Perubahan nama ini merupakan langkah strategis Google untuk menggabungkan chatbot Bard dan layanan AI lainnya di bawah s...

internet | 18:15 WIB

Program AI TEACH for Indonesia merupakan program pengembangan kapasitas yang bertujuan untuk mengembangkan lanskap pendi...

internet | 17:14 WIB

Pinhome mengumumkan kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam pengadaan proteksi keselamatan kerja bagi seluruh Rekan...

internet | 09:56 WIB

Didukung Kominfo dan universitas-universitas setempat, kampanye ini bertujuan mengeksplorasi lanskap AI dan mendiskusika...

internet | 11:44 WIB

Di 14 kota, ribuan driver Grab bersama keluarga nonton bareng film Srimulat: Hidup Memang Komedi...

internet | 08:56 WIB

Mengakses konten Premier League melalui situs web atau perangkat streaming tidak resmi akan membuat diri mereka rentan t...

internet | 08:46 WIB

Dell Technologies menyoroti tren-tren baru yang akan membentuk industri teknologi pada tahun 2024 dan di masa depan....

internet | 12:06 WIB

Meningkatkan sistem keamanan menjadi langkah yang baik, tetapi upaya tersebut hanya menjangkau permukaan penyalahgunaan ...

internet | 07:24 WIB

Di tengah tingginya frekuensi insiden keamanan siber di Indonesia, hanya 53 persen yang siap untuk mencegah insiden ters...

internet | 07:25 WIB

Berikut adalah beberapa kata kunci yang perlu kita pahami, agar kita dapat lebih mengenali istilah AI....

internet | 09:45 WIB

Nokia Bell Labs mendemonstrasikan teknologi proof-of-concept ini untuk pertama kalinya....

internet | 08:53 WIB
Tampilkan lebih banyak