Mayoritas, Kaum Fanatik, dan Berpendidikan Tinggi Jadi Sasaran Empuk Hoaks

Kominfo: Emosi kelompok mayoritas sering menjadi sasaran empuk untuk dimainkan, sehingga dukungannya terhadap suatu isu dapat dimanfaatkan.

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 21 Agustus 2019 | 11:30 WIB
Ilustrasi informasi palsu alias hoaks. [Shutterstock]

Ilustrasi informasi palsu alias hoaks. [Shutterstock]

Hitekno.com - Siapa yang jadi sasaran empuk hoaks? Ternyata hoaks tidak hanya menyasar mereka yang kurang terpelajar, namun juga kalangan lainnya.

Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Henry Subiakto mengatakan ada empat kelompok masyarakat yang kerap menjadi target persebaran kabar bohong atau hoaks.

Guru Besar FISIP Universitas Airlangga itu menyebutkan masyarakat mayoritas suatu negara paling sering menjadi sasaran para penyebar konten hoaks.

Baca Juga: Banyak Selebriti Termakan Hoaks Aturan Baru Instagram, Termasuk Agnez Mo

"Kalau saya mengamati, yang diserang dan coba dimanipulasi itu pasti masyarakat mayoritas. Jadi kalau di Amerika, masyarakat yang dipengaruhi biasanya kulit putih, beragama Protestan dan berbahasa Inggris," ujar Henry yang ditemui di Gedung KPU RI, Jakarta, Selasa (20/8/2019).

Menurut dia, emosi kelompok mayoritas sering menjadi sasaran empuk untuk dimainkan, sehingga dukungannya terhadap suatu isu dapat dimanfaatkan.

"Di Indonesia target kelompoknya memang berbeda dengan negara lain, tapi strateginya sama. Seperti juga di Brasil, target hoaks biasanya masyarakat beragama Katolik," jelas Henry.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Hoaks, Kominfo Sempat Persulit Akses Internet di Papua

Selanjutnya, kata dia, korban kabar bohong biasanya didominasi oleh masyarakat yang ada di perkotaan.

Henri Subiakto (kanan) dan Imam Wahyudi (Dewan Pers) dalam acara talkshow Politik Tanpa Hoax di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (29/3/2019). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Henri Subiakto (kanan) dan Imam Wahyudi (Dewan Pers) dalam acara talkshow Politik Tanpa Hoax di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (29/3/2019). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

"Alasannya karena masyarakat di kota punya uang lebih banyak, sehingga lebih mampu membeli ponsel dan mengakses internet," tambah Henry.

Masyarakat berpendidikan tinggi kini juga tidak luput dari paparan kabar bohong, kata dia.

Baca Juga: Ramai Bocah Pemulung Meninggal Gara-gara Kelaparan, Ternyata Hoaks

Menurut Henry, semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin kritis pikirannya. Namun, sikap kritis tersebut dapat menumpul ketika terus-menerus dihadapkan dengan informasi yang bertentangan dengan fakta.

Selain kelompok terdidik, masyarakat yang fanatik beragama pun turut menjadi incaran para penyebar kabar bohong, terang dia.

Jika masyarakat tidak mau berubah, maka Henry memperkirakan persebaran hoaks akan makin sulit dihentikan dalam beberapa tahun ke depan.

Baca Juga: Kemenkominfo Temukan 30 Hoaks Sepanjang 21-22 Mei 2019, Ini Daftarnya

"Bahkan, bisa juga makin besar pada Pilkada 2020 maupun Pilpres 2024," tuturnya.

Itulah sasaran empuk hoaks menurut pemaparan staf ahli Kominfo. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
Berita Terkini

PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) resmi melantai di BEI pada 9 Juli 2025. Andrew Hidayat menyebut IPO ini jadi lang...

internet | 15:05 WIB

Andrew Hidayat membuatIPOCOINmendapat perhatian publik, pemilik mayoritas sahamPT Megah Perkasa Investindo, pemegang sah...

internet | 10:12 WIB

Berikut ini link resmi Dana Kaget terbaru yang masih aktif dan bisa langsung kamu klaim:...

internet | 20:30 WIB

PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) catat oversubscription lebih dari 180 kali jelang IPO di BEI. Di balik sorotan mas...

internet | 20:19 WIB

Berikut adalah kumpulan link Dana Kaget terbaru yang bisa kamu klaim sekarang juga:...

internet | 19:30 WIB