Facebook dan Perannya dalam Pembantaian Rohingya di Myanmar

Facebook dikhawatirkan telah menjadi monster yang memperparah konflik yang menelan korban ratusan ribu etnis Rohingya di Myanmar.

Editor Hitekno
Selasa, 13 Maret 2018 | 20:03 WIB
Ilustrasi aplikasi Facebook untuk Android. [Google Play Store/Hitekno.com]

Ilustrasi aplikasi Facebook untuk Android. [Google Play Store/Hitekno.com]

Hitekno.com - Kepala Misi Pencari Fakta Independen Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Myanmar, Marzuki Darusman, mengatakan bahwa berdasarkan penyelidikannya Facebook memiliki peran penting dalam penyebaran ujaran kebencian dan pembantaian etnis Rohingya di negara itu.

"Facebook telah ... secara substansi berkontribusi terhadap meningkatnya ketajaman dan pertikaian di publik. Ujaran kebencian jelas adalah bagian di dalamnya," jelas Marzuki, mantan Jaksa Agung Indonesia pada periode 1999-2001, seperti dilansir Reuters, Senin (12/3/2018).

Lebih dari 650.000 Muslim Rohingya lari meniggalkan kampung halamannya di Negara Bagian Rakhine sejak Agustus tahun lalu. Sebagian besar di antara mereka mengungsi di Bangladesh, setelah menyaksikan rekan serta keluarga mereka dibantai, disiksa, serta diperkosa.

Facebook berubah menjadi monster

Investigator PBB untuk Myanmar, Yanghee Lee, mengatakan Facebook memainkan peran besar dalam kehidupan publik dan individual di Myanmar. Pemerintah Myanmar juga menggunakannya sebagai alat untuk menyebarkan informasi ke publik.

"Di Myanmar, semuanya dilakukan melalui Facebook," jelas Lee sembari menambahkan bahwa Facebook telah banyak membantu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di negara itu.

"Facebook diguakan untuk menyebarkan pesan ke publik, tetapi kita juga tahun bahwa kelompok ultranasionalis Budha juga menggunakan Facebook dan memantik banyak kekerasan serta kebencian terhadap Rohingya atau kelompok minoritas lainnya," imbuh dia.

"Saya khawatir bahwa Facebook telah berubah menjadi monster," ia mewanti-wanti.

Sebuah laporan yang disusun New York Times pada Oktober tahun lalu sebenarnya telah menunjukkan bagaimana kelompok-kelompok garis keras Budha Myanmar memanfaatkan Facebook menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian yang menyasar kelompok Rohingya.

Wajah Teror dari Budha

New York Times dalam laporan bertajuk "A War of Words Puts Facebook at the Center of Myanmar’s Rohingya Crisis" secara khusus menyebut Ashin Wirathu, biksu Budha yang juga tokoh ultranasionalis di Myanmar.

Wirathu, yang oleh majalah Time dijuluk "wajah teror umat Budha" sebenarnya sudah dilarang pemerintah Myanmar untuk berkotbah di tempat-tempat umum. Tetapi ia justru menemukan tempat yang lebih efektif untuk menyebarkan kebencian: Facebook.

Setiap hari dia mengunggah konten di Facebook yang isinya menyebut bahwa kelompok Muslim Rohingya sebagai "orang luar yang agresif." Banyak dari konten Wirathu berisi informasi palsu alias hoaks, tetapi Facebook tak melalukan apa-apa untuk menghentikannya.

"Facebook bergerak cepat untuk menghapus konten swastika (lambang Nazi), tetapi mereka tak berbuat apa-apa ketika Wirathu menyebarkan pidato yang mengatakan bahwa Muslim adalah anjing," kata Phil Robertson, deputi direktur Human Rights Watch Asia.

Pada akhir Februari kemarin Facebook mengaku telah menghapus akun Wirathu karena konten-konten anti-Islam yang banyak diunggahnya. Laman Facebook-nya juga pernah diblok pada Januari lalu.

Wirathu sendiri pada akhir 2017 lalu pernah mengatakan bahwa akunnya sering diblokir karena "Facebook dikuasai oleh orang Islam."

Meski akun dan lamannya sudah diblokir, sejumlah pengamat mengatakan langkah itu tak banyak berguna.

"Mereka menghapus akunnya, tetapi bukan video-videonya serta ujaran-ujaran kebenciannya yang berkedok kotbah keagamaan. Konten-konten itu masih ada di Facebook dan para pengikutnya terus menyebarkannya," kata Thet Swe Win, aktivis hubungan antaragama di Yangon kepada AFP.

Berita Terkait
TERKINI

Jaringan internet yang ditawarkan HSPnet berkapasitas tinggi hingga 6 Tb/s....

internet | 10:48 WIB

Intel juga mengumumkan jajaran sistem-sistem AI baru yang skalabel dan terbuka, produk-produk generasi berikutnya dan ko...

internet | 18:50 WIB

Seluruh transaksi di acara JakCloth Ramadan 2024 akan menggunakan QRIS dan transfer bank melalui BI FAST....

internet | 14:12 WIB

PointStar menyatakan dukungannya terhadap misi pemerintah dengan memungkinkan integrasi seluruh proses bisnis organisasi...

internet | 17:09 WIB

Grab menjadi perusahaan teknologi pertama yang menerima Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPP...

internet | 17:15 WIB

Seminar di UI memfokuskan pada perkembangan terkini dalam ilmu data, komputasi super, AI generatif, dan etika AI....

internet | 21:26 WIB

Dalam acara ini, peserta bertukar pendapat mengenai tren saat ini dan prospek masa depan AI dalam pendidikan....

internet | 16:31 WIB

Aplikasi Merchant BCA ini didesain sebagai solusi untuk memberdayakan bisnis dari berbagai skala....

internet | 09:36 WIB

Keberadaan CCTV selama ini nyatanya tak cukup mencegah aksi kejahatan....

internet | 12:24 WIB

Berdasarkan feedback pengguna, Samsung akan menyediakan opsi dan pengalaman yang semakin ditingkatkan melalui SamsungGal...

internet | 20:46 WIB

Nuon Digital Indonesia menjajakibisnis baru dan melakukan inovasi pada produk-produk andalannya....

internet | 17:48 WIB

Perubahan nama ini merupakan langkah strategis Google untuk menggabungkan chatbot Bard dan layanan AI lainnya di bawah s...

internet | 18:15 WIB

Program AI TEACH for Indonesia merupakan program pengembangan kapasitas yang bertujuan untuk mengembangkan lanskap pendi...

internet | 17:14 WIB

Pinhome mengumumkan kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam pengadaan proteksi keselamatan kerja bagi seluruh Rekan...

internet | 09:56 WIB

Didukung Kominfo dan universitas-universitas setempat, kampanye ini bertujuan mengeksplorasi lanskap AI dan mendiskusika...

internet | 11:44 WIB

Di 14 kota, ribuan driver Grab bersama keluarga nonton bareng film Srimulat: Hidup Memang Komedi...

internet | 08:56 WIB

Mengakses konten Premier League melalui situs web atau perangkat streaming tidak resmi akan membuat diri mereka rentan t...

internet | 08:46 WIB
Tampilkan lebih banyak