Ingin Hancurkan Satelit Starlink Elon Musk, Ilmuwan China Kembangkan Senjata Baru

Inilah yang ditakutkan China satelit Starlink milik Elon Musk.

Agung Pratnyawan
Senin, 30 Mei 2022 | 14:24 WIB
Ilustrasi satelit Starlink yang akan mengelilingi Bumi dan menyediakan koneksi internet kecepatan tinggi. (University College London/ Mark Handley)

Ilustrasi satelit Starlink yang akan mengelilingi Bumi dan menyediakan koneksi internet kecepatan tinggi. (University College London/ Mark Handley)

Hitekno.com - Para peneliti militer China menungkap rencana pengembangan senjata baru mereka yang ditujukan untuk menghancurkan satelit Starlink milik Elon Musk.

Mereka beranggapan kalau satelit Starlink milik Elon Musk tersebut telah mengancam keamanan nasional China.

Menurut para peneliti, Starlink memiliki potensi besar aplikasi militer dan China harus mengembangkan tindakan pencegahan untuk mengawasi, menonaktifkan, atau bahkan menghancurkan megakonstelasi satelit Starlink.

Baca Juga: Jaringan Starlink di Ukraina dapat Gangguan dari Rusia, Ini Tanggapan Militer AS

Starlink adalah jaringan internet satelit broadband yang dikembangkan oleh perusahaan SpaceX milik Musk dengan tujuan untuk mengirimkan akses internet ke pelanggan di seluruh dunia.

Sejak satelit Starlink pertama diluncurkan pada 2019, SpaceX telah menempatkan lebih dari 2.300 di antaranya ke orbit rendah Bumi.

Kini perusahaan berencana mengirim hingga 42.000 satelit ke luar angkasa untuk membentuk megakonstelasi raksasa.

Baca Juga: Bantuan Elon Musk, Terminal Internet Satelit Starlink Tiba di Ukraina

Namun, para peneliti China khawatir akan potensi kemampuan militer yang diduga dapat digunakan untuk melacak rudal hipersonik atau bahkan menabrak dan menghancurkan satelit China.

Ilustrasi peluncuran roket Falcon 9 yang membawa satelit Starlink. (YouTube/ SpaceX)
Ilustrasi peluncuran roket Falcon 9 yang membawa satelit Starlink. (YouTube/ SpaceX)

Satelit milik China sebelumnya beberapa kali nyaris bertabrakan dengan satelit Starlink. Negara tersebut mengeluh ke PBB pada tahun lalu bahwa satelit China terpaksa melakukan manuver darurat untuk menghindari tabrakan dengan satelit Starlink pada Juli dan Oktober 2021.

"Kombinasi metode soft dan hard kill harus diadopsi untuk membuat beberapa satelit Starlink kehilangan fungsinya dan menghancurkan sistem operasi konstelasi," tulis tim peneliti yang dipimpin oleh Ren Yuanzhen dari Institut Pelacakan dan Telekomunikasi Beijing, seperti dikutip dari Live Science pada Sabtu (28/5/2022).

Baca Juga: Elon Musk Kirim Satelit Starlink untuk Bantu Internet di Ukraina yang Terganggu

China telah memiliki beberapa metode untuk menonaktifkan satelit, seperti menggunakan jammer gelombang mikro yang dapat mengganggu komunikasi, laser resolusi milimeter yang dapat menangkap gambar resolusi tinggi, dan rudal anti-satelit jarak jauh (ASAT).

Meski begitu, para peneliti China mengatakan langkah-langkah ini tidak akan cukup untuk menjegal Starlink.

Masih belum diketahui secara persis apa yang akan dilakukan oleh China. Para peneliti mengusulkan bahwa China harus mengembangkan satelit mata-matanya sendiri untuk mengintai Starlink dengan lebih baik.

Baca Juga: 40 Satelit Starlink Milik SpaceX Hancur Diterpa Badai Geomagnetik

Itulah upaya peneliti militer China mengembangkan senjata baru untuk menghancurkan satelit Starlink milik Elon Musk. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak