Tahun Ini BRIN Mulai Riset Roket Bertingkat, untuk Apa?

Riset roket bertingkat dimaksudkan untuk penguasaan teknologi ini.

Agung Pratnyawan
Kamis, 28 Oktober 2021 | 16:56 WIB
Ilustrasi roket. (Pixabay/ SpaceX-Imagery)

Ilustrasi roket. (Pixabay/ SpaceX-Imagery)

Hitekno.com - Riset roket bertingkat akan dimulai pada 2021 oleh Organisasi Riset (OR) Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Seperti apa perkembangannya?

Kepala OR Penerbangan dan Antariksa BRIN Erna Sri Adiningsih menyampaikan target utama mereka terkait riset roket bertingkat pada 2021.

"Untuk tahun 2021, target utama antara lain memulai riset roket bertingkat," kata Erna Sri Adiningsih saat dihubungi di Jakarta, Rabu (27/10/2021).

Baca Juga: Riset LD FEB UI: Kontribusi Gojek kepada Peningkatan PDB Indonesia

Riset roket bertingkat dimaksudkan untuk penguasaan teknologi roket sounding atau roket sonda keperluan riset dengan jangkauan ketinggian 200 kilometer (km).

Erna menuturkan penguasaan teknologi roket bertingkat diharapkan akan menjadi jembatan untuk pengembangan selanjutnya, yaitu roket pengorbit satelit dengan ketinggian lebih dari 300 km.

Ilustrasi peluncuran roket oleh Lapan. [Dok Lapan]
Ilustrasi peluncuran roket oleh Lapan. [Dok Lapan]

"Roket sonda akan mengemban misi penelitian atmosfer. Pengembangan roket juga penting untuk mendukung sistem komunikasi dan pertahanan bagi negara kepulauan Indonesia," katanya.

Baca Juga: Riset FEB UI: GoTo Financial Tingkatkan Inklusi Keuangan UMKM di Indonesia

Indonesia memerlukan kemajuan teknologi roket yang merupakan teknologi terdepan untuk menjaga keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan untuk kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Indonesia.

Erna mengatakan pengembangan roket bertingkat semula dijadwalkan bisa dilakukan uji terbang pada 2024 tapi mundur dari jadwal karena pandemi COVID-19.

Tantangan dalam pengembangan roket tersebut adalah bahan-bahan untuk teknologi roket tidak mudah untuk diperoleh baik dari penyedia lokal maupun internasional.

Baca Juga: 5 Alasan Pentingnya Riset Pasar Sebelum Memulai Bisnis

Oleh karena itu, lanjut Erna, perlu riset-riset untuk pembuatan komponen-komponen roket yang dilakukan secara intensif dan berkesinambungan.

OR Penerbangan dan Antariksa BRIN sebelumnya memiliki agenda periode 2021-2025 untuk mengembangkan roket dua tingkat dengan ketinggian 300 kilometer.

Sementara pada 2040, diharapkan Indonesia memiliki roket pengorbit satelit yang dapat membawa satelit 100 kilogram, dan roket itu diluncurkan dari bandar antariksa milik Indonesia.

Baca Juga: Riset IDC, Pasar Xiaomi Meningkat Pesat di Kuartal Kedua 2021

Itulah target BRIN pada riset roket bertingkat akan dimulai pada 2021 ini. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak