Timbulkan Rasa Sakit, Racun pada Daun Pohon Ini Mirip Sengatan Laba-laba

Gympie-Gympie memiliki daun yang molekulnya mengandung racun mirip sengatan laba-laba.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Minggu, 20 September 2020 | 20:30 WIB
Pohon Gympie-Gympie. (YouTube/ Institute for Molecular Bioscience)

Pohon Gympie-Gympie. (YouTube/ Institute for Molecular Bioscience)

Hitekno.com - Jika kamu sering berkebun atau melintasi alam liar, kalian pasti cukup akrab dengan jelatang (Jawa: lateng). Meski jelatang menimbulkan rasa gatal dan sakit "sementara" jika tersentuh kulit, namun pohon satu ini dapat membuat orang dirawat secara intensif.

Ilmuwan menemukan bahwa pohon yang disebut sebagai Gympie-Gympie memiliki daun yang molekulnya mengandung racun mirip sengatan laba-laba.

Jika tersentuh kulit manusia, daunnya bisa menimbulkan rasa sakit berhari-hari bahkan bisa menyentuh hitungan bulan.

Baca Juga: PBB Sebut 190 Negara Tak Berhasil Penuhi Target Selamatkan Bumi

Studi mengungkapkan bahwa pohon-pohon ini menghasilkan molekul yang lebih mirip racun hewan tertentu dibandingkan pertahanan tumbuhan yang diketahui.

Gympie-Gympie berasal dari Australia dan mereka juga dapat ditemukan di Thailand dan Filipina.

Daun pada Gympie-Gympie memiliki rambut halus sepanjang 5 milimeter yang bisa menimbulkan efek sengatan. (University of Queensland)
Daun pada Gympie-Gympie memiliki rambut halus sepanjang 5 milimeter yang bisa menimbulkan efek sengatan. (University of Queensland)

Mirip dengan tanaman jelatang (Genus Laportea), pohon penyengat raksasa ini ditutupi dengan "jarum" tersembunyi yang panjangnya sekitar lima milimeter.

Baca Juga: Diterjang Banyak Badai, Ilmuwan Kehabisan Stok Nama

Trikoma terlihat seperti rambut halus, tetapi sebenarnya bertindak seperti jarum suntik yang menyuntikkan racun ketika mereka melakukan kontak. dengan kulit manusia.

Nama ilmiah pohon itu adalah Dendrocnide yang secara harfiah berarti "pohon menyengat".

Mereka merupakan anggota dari keluarga jelatang yang dapat ditemukan di Australia dari wilayah Sungai Utara New South Wales, hingga Gympie.

Baca Juga: Punya Kedalaman 1 KM, Gua Air Tawar Ini Menarik Perhatian Ilmuwan

Pohon Gympie-Gympie. (University of Queensland)
Pohon Gympie-Gympie. (University of Queensland)

"Spesies pohon penyengat Australia sangat terkenal karena menghasilkan sengatan yang sangat menyakitkan, yang tidak seperti kerabat mereka di Eropa dan Amerika Utara. Mereka dapat menyebabkan gejala yang berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu," kata Dr Irina Vetter dari UQ's Institute for Molecular Bioscience pada rilis resminya.

Dikutip dari IFLScience, molekul kecil di trikoma seperti histamin, asetilkolin, dan asam format telah diuji sebelumnya oleh ilmuwan. Tetapi suntikan molekul itu tidak menyebabkan rasa sakit yang parah dan tahan lama.

Alih-alih memanfaatkan histamin dan asam format yang digunakan oleh tanaman zona beriklim sedang, Gympie-Gympie menggunakan protein neurotoksin.

Baca Juga: Ilmuwan Gagal Deteksi Tanda Adanya Alien Usai Pindai 10 Juta Bintang

Dalam jurnal Science Advances, Vetter melaporkan bahwa neurotoksin ini adalah kelas baru miniprotein, dan menamainya "gympietides", mirip dengan nama pohon yang mengeluarkannya.

"Meskipun berasal dari tumbuhan, gympietides mirip dengan racun laba-laba dan siput kerucut dalam cara mereka melipat ke dalam struktur molekul 3D dan menargetkan reseptor rasa sakit yang sama," kata Vetter menambahkan.

Tim peneliti berharap gympietides akan memberikan informasi baru mengenai bagaimana fungsi saraf penginderaan rasa sakit. Penelitian diharapkan berkontribusi untuk mengembangkan obat penghilang rasa sakit baru (rasa sakit yang tahan lama).

Mengetahui bagaimana molekul-molekul ini menghasilkan efek jangka panjang, penelitian dapat membantu ilmuwan memahami sifat nyeri kronis yang masih misterius.

Peneliti masih belum tahu mengapa Gympie-Gympie dan kerabatnya mengembangkan neurotoksin yang begitu kuat sehingga studinya masih akan didalami lagi.

Jika berada di Australia dan menemukan "pohon penyengat" Gympie-Gympie ini, lebih baik kita segera menjauh serta tidak menyentuh daun-daunnya.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak