Menurut Ilmuwan, Planet Sembilan Bisa Jadi Sebuah Lubang Hitam

Objek itu secara hipotetis terbentuk setelah Big Bang karena fluktuasi kepadatan.

Agung Pratnyawan
Rabu, 15 Juli 2020 | 06:00 WIB
Meme Black Hole 4. (Meme Center)

Meme Black Hole 4. (Meme Center)

Hitekno.com - Penelitian mengenai planet planet selain Bumi terus menarik perhatian ilmuwan. Seperti paling baru, muncul hipotesa kalau planet sembilan bisa saja lubang hitam.

Hipotesis ini disampaikan sepasang ilmuwan bernama Avi Loeb, seorang profesor sains di Harvard dan Amir Siraj, seorang mahasiswa sarjana di Harvard.

Pemikiran keduanya tertuang dalam makalah berjudul Searching for Black Holes in the Outer Solar System with LSST dan telah diterima oleh The Astrophysical Journal Letters.

Baca Juga: Akibat Gelombang Langit, Ilmuwan Ungkap Atmosfer Keluarkan Suara Begini

Di luar orbit Neptunus, sekelompok Obyek Sabuk Kuiper menggembala bersama secara gravitasi oleh beberapa objek dengan massa yang cukup untuk melakukannya. Salah satu penjelasan untuk ini adalah hipotesis Planet Sembilan. Tetapi menemukan planet tersebut merupakan tugas yang hampir mustahil.

Namun, penjelasan potensial yang diberikan Avi Loeb dan Amir Siraj menyebut lubang hitam purba bisa bersembunyi di wilayah tersebut.

Lubang hitam merupakan hasil akhir dari bintang masif yang mencapai akhir hidupnya dan runtuh secara gravitasi. Beberapa juga disebut sebagai lubang hitam supermasif, seperti yang dihidup di pusat galaksi Bimasakti. Raksasa ini bisa milyaran kali lebih masif dari Matahari.

Baca Juga: Ilmuwan: Medan Magnet Bumi Bergeser 10 Kali Lebih Cepat dari Perkiraan

Tetapi, lubang hitam purba jauh lebih kecil. Objek itu secara hipotetis terbentuk setelah Big Bang karena fluktuasi kepadatan. Lubang hitam dengan jenis itu terbentuk tanpa bintang leluhur apapun.

LSST. [kipac.standford.edu]
LSST. [kipac.standford.edu]

Avi Loeb dan Amir Siraj bukan yang pertama mengusulkan lubang hitam purba sebagai penyebab orbit Objek Sabuk Kuiper yang tidak biasa. Tetapi keduanya mengusulkan bagaimana menemukan lubang hitam itu di luar sana.

"Awasi saja sampai lubang hitam itu memakan sesuatu, seperti komet. Di sekitar lubang hitam, benda-benda kecil yang mendekatinya akan meleleh akibat pemanasan dari latar belakang pertambahan gas. Begitu benda itu meleleh, tubuh-tubuh kecil akan mengalami gangguan pasang surut oleh lubang hitam, diikuti oleh pertambahan dari tubuh yang rusak ke dalam lubang hitam," kata Siraj, seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (14/7/2020).

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Lubang Hitam Baru, Diduga Bisa Memakan Matahari

Loeb menambahkan bahwa karena lubang secara intrinsik gelap, radiasi yang dipancarkan dalam perjalanan ke mulut lubang hitam adalah satu-satunya cara untuk menerangi lingkungan yang gelap ini.

"Kami menemukan bahwa jika Planet Sembilan adalah lubang hitam, keberadaannya dapat ditemukan oleh Legacy Survey of Space and Time (LSST) karena percikan api tambahan yang ditenagai oleh benda-benda kecil dari awan Oort yang akan dideteksi pada tingkat setidaknya beberapa tahun," tambah Loeb.

LSST adalah misi 10 tahun untuk memetakan langit selatan berulang kali. Ini akan mensurvei langit selatan setiap tiga malam dengan lensa bidang yang lebar. Pengamatannya akan membahas sejumlah pertanyaan astronomi, astrofisika, dan kosmologis.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Super Earth Baru, Bisa Jadi Tempat Tinggal Manusia?

Tetapi, itu juga berguna untuk melihat transien, seperti supernova dan bahkan pembakaran dari lubang hitam saat objek itu mengkonsumsi komet atau benda lain.

"Teleskop lain bagus dalam menunjuk target yang diketahui, tetapi kita tidak tahu persis di mana harus mencari Planet Sembilan. Kita hanya tahu wilayah luas tempat tinggalnya. Kemampuan LSST untuk mensurvei langit dua kali per minggu sangat berharga. Selain itu, kedalamannya akan memungkinkan untuk mendeteksi suar yang dihasilkan dari penabrak yang relatif kecil," kata Loeb.

Ilustrasi lubang hitam. [Shutterstock]
Ilustrasi lubang hitam. [Shutterstock]

Selain LSST, para ahli juga dibantu oleh Vera C. Rubin Observatory yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi suar ini secara otomatis.

"Metode ini dapat mendeteksi atau menyingkirkan lubang hitam massa-planet yang terperangkap ke tepi awan Oort atau sekitar seratus ribu unit astronomi," tambah Siraj.

Para ilmuwan bertanya-tanya apakah lubang hitam purba adalah kandidat untuk materi gelap. Pengamatan LSST memiliki potensi untuk mengkonfirmasi keberadaan lubang hitam purba atau mengesampingkannya.

Jika benar ada lubang hitam di sana, itu pasti merupakan lubang hitam masif tetapi kecil dan satu-satunya cara untuk mendeteksinya adalah melalui suar.

"Ada banyak spekulasi mengenai penjelasan alternatif untuk orbit anomali yang diamati di tata surya luar. Salah satu ide yang diajukan adalah kemungkinan bahwa Planet Sembilan bisa menjadi lubang hitam dengan massa lima hingga sepuluh kali lipat Bumi," jelas Siraj.

Jika ternyata ada lubang hitam purba di luar sana, itu akan menjadi kejutan bagi pemahaman manusia tentang berbagai hal dan tentu akan menimbulkan banyak pertanyaan yang hingga saat ini masih menjadi misteri.

Itulah hipotesis baru para ilmuwan yang menduga kalau planet sembilan bisa saja menjadi lubang hitam. Hal ini tentu saja masih jadi sorotan penelitian. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak