CEK FAKTA: Asal Mula Virus Corona Bukan dari Senjata Biologi China

Hasil penelitian terkini buktikan virus corona jenis baru adalah evolusi alami.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia
Jum'at, 03 April 2020 | 09:02 WIB
Ilustrasi virus yang mewabah. (Shutterstock)

Ilustrasi virus yang mewabah. (Shutterstock)

Hitekno.com - Virus corona yang menjadi wabah belakangan ini memang menjadi mimpi buruk untuk seluruh penghuni dunia. Baru-baru ini asal mula virus corona mulai terungkap. Sempat ada tuduhan, virus ini merupakan senjata biologi Wuhan, China.

Mengutip HiMedik.com, virus ini diketahui berasal dari pasar hewan yang terletak di Wuhan, China. Wabah virus ini hampir mirip dengan Sindrom Pernapasan Timur Tengah atau MERS dan Sindrom Pernapasan Akut Parah atau SARS.

Asal mula virus corona ini memang masih ditelusuri oleh para ilmuwan. Namun, dilansir dari Washington Times, laporan terbaru dari Radio Free Asia menyebutkan bahwa asal mula virus corona ini dari sebuah laboratorium di Wuhan.

Baca Juga: Kenalkan Logo Pasukan Antariksa Amerika Serikat, Donald Trump Malah Diejek

Laboratorium tercanggih di China ini berada di Wuhan National Biosafety Laboratory yang dibuka di wilayah tersebut.

Disebut-sebut laboratorium ini mendapat deklarasi dari China dan menjadi pusat virus-virus paling mematikan di dunia. Namun klaim ini tidaklah benar.

Ilustrasi virus corona. (Shutterstock)
Ilustrasi virus corona. (Shutterstock)

Seorang mantan intelijen militer Israel, Dany Shoham menyebutkan jika laboratorium tersebut terkait dengan program pembuatan senjata biologi oleh Beijing. 

Baca Juga: Mirip Negeri Dongeng, Hutan Kristal di Gunung Ini Bikin Netizen Kagum

Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa senjata biologi ini termasuk dalam bagian riset militer yang bersifat rahasia dan sangat ditutup-tutupi.

Sayangnya klaim informasi mantan intelejen ini juga tidak ada bukti valid yang menyertakan.

Sempat ada klaim yang berisi laporan pada tahun 2017 silam saat seorang ilmuwan memperingatkan mengenai kedatangan sebuah virus mirip SARS yang sewaktu-waktu dapat lepas dari laboratorium tersebut.

Baca Juga: Jadi Tradisi saat Perayaan Imlek, Yuk Mengenal Asal Usul Angpao

Kecurigaan terhadap laboratorium tersebut bermula dari lokasinya yang terletak 32 kilometer dari Pasar Seafood Huanan. Walaupun dirancang dengan standar biosafety level 4, tidak bisa dipungkiri jika ada virus yang lolos dari laboratorium ini.

Pendapat ini bahkan diyakini oleh beberapa ilmuwan. Walaupun ada juga yang merasa jika hal tersebut tidak mungkin terjadi dan laboratorium ini sama sekali tidak berkaitan dengan penyebaran virus corona.

Namun ternyata klaim laporan 2017 tidaklah benar, virus ini lepas dari laboratorium. Menurut artikel Nature.com pada 2017, sudah ada virus berbahaya ini di alam liar bukan di laboratorium.

Baca Juga: Tak Semua Punah, Masih Ada Dinosaurus Hidup di Sekitar Kita

Hingga saat ini, asal mula virus corona memang masih menimbulkan perdebatan sengit antar ilmuwan. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan sebelum mengambil kesimpulan dari kemunculan virus corona ini.

Asal Mula Virus Corona Bukan dari Senjata Biologi China

Dalam temuan yang dipublikasikan baru-baru ini di Jurnal Nature Medicine, disebutkan bahwa SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 adalah produk evolusi alami. Termuat dalam artikel ini.

Dalam artikel tersebut disejlaskan berdasarkan analisis data sekuens genom publik dari SARS-CoV-2 dan virus terkait tidak menemukan bukti bahwa virus itu dibuat di laboratorium atau direkayasa.

Wuhan National Biosafety Laboratory Bantu Identifikasi VIrus Corona

Sempat jadi sasaran kebencian masyarakat yang terbakar hoaks menciptakan virus, Wuhan National Biosafety Laboratory malah yang membantu identifikasi virus corona jenis baru.

Seperti dimuat dalam artikel ini, ketika virus Corona merebak pada akhir Desember 2019 lalu, para ilmuwan di China bergegas meminta pertolongan Shi Zhengli dari Wuhan National Biosafety Laboratory untuk mengidentifikasi virus tersebut.

Dan memang, tim peneliti Shi Zhengli adalah yang pertama yang berhasil mengidentifikasi virus Corona. Mereka berhasil mengidentifikasi virus itu dari kotoran kelelawar dari Provinsi Yunan.

Selama lebih dari satu dekade Shi Zhengli telah keluar masuk gua dan naik turun gunung di seluruh 28 provinsi di China, memunguti kotoran kelelawar untuk diteliti.

Penelitiannya di Wuhan National Biosafety Laboratory itu menghasilkan salah satu database terlengkap soal virus-virus terkait kelelawar di dunia.

Seperti laporan Nature.com pada 2017 di link ini, peneliti Shi ZhengLi dan Cui Jie dari Institut Virologi Wuhan melakukan penelitian kelelawar di China.

Saat itu mereka melaporkan adanya virus jenis SARS dari kelelawar gua di Yunan, China. 

Kesimpulan:
Dari bukti-bukti di atas, dapat disimpulkan kalau virus corona jenis baru penyebab COVID-19 ini adalah hasil evolusi alami yang sudah ada di laur. Bukan rekayasa laboratorium maupun senjata biologi.

Koreksi (Pembaruan per 3 April 2020):

Artikel ini telah dikoreksi dan diperbarui, terutama demi meluruskan fakta-faktanya. Termasuk dengan mengubah/memperbaiki judul & sebagian gambarnya, juga tambahan/penjelesan di bagian isi. Mohon maaf atas kekeliruan sebelumnya dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak