Temukan Planet Baru di Tata Surya, Ilmuwan Terkejut Karena Hal Ini

Bukan satu, ilmuwan menemukan tiga planet sekaligus yang berukuran mirip dengan Jupiter.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia
Minggu, 22 Desember 2019 | 07:45 WIB
Ilustrasi galaksi. (pixabay/skeeze)

Ilustrasi galaksi. (pixabay/skeeze)

Hitekno.com - Para ilmuwan baru-baru ini menemukan beberapa planet baru di tata surya. Menambah ilmu pengetahuan dalam dunia tata surya, penemuan ini justru membuat ilmuwan terkejut dan heran.

Planet baru yang ditemukan ini masuk dalam kategori planet dengan tekstur yang sangat ringan layaknya permen kapas. Hal ini yang lalu membuat ilmuwan terkejut. Pasalnya tekstur satu ini terbilang baru.

Dilansir dari CNN, kategori ini jelas saja merupakan hal yang jarang ditemui oleh ilmuwan dari seluruh planet di tata surya. Sebelumnya, planet-planet hanya terdiri dari kategori berbatu, planet kerdil, hingga planet es.

Baca Juga: Menurut Ilmuwan, Manusia Pertama yang Keluar dari Afrika Punah di Jawa

Bukan satu, ilmuwan menemukan tiga planet sekaligus yang berukuran mirip dengan Jupiter. Planet ini diketahui telah mengorbit sebuah bintang sejauh kurang lebih 2.600 tahun cahaya.

Seperti yang diketahui, planet Jupiter dikenal dengan ukurannya yang besar. Uniknya, planet terbaru ini justru memiliki massa yang kurang dari satu persen.

Ilustrasi galaksi di alam semesta. (Pixabay)
Ilustrasi galaksi di alam semesta. (Pixabay)

Ketiga planet baru super ringan ini diketahui mengorbit bintang Kepler 51. Bukan baru, planet ini pertama kali ditemukan pada 2012 lalu. Ukuran kepadatannya yang super ringan diketahui pada 2014.

Baca Juga: Teror Perkantoran, Petugas Tangkap Ular Kobra dan Sanca 4 Meter

Saat itu yang menemukan planet baru ini adalah Teleskop Luar Angkasa Hubble. Penelitian terus dilakukan untuk mengetahui mengenai bagaimana atmosfer ketiga planet baru tersebut.

Sejauh ini dengan Teleskop Luar Angkasa Hubble, ilmuwan baru bisa mengamati spektrum panjang gelombang elektromagnetik dari bintang saat ketiga planet ringan ini melintasinya.

Ilustrasi galaksi. (pixabay/theartofsounds2001)
Ilustrasi galaksi. (pixabay/theartofsounds2001)

Hasil penelitian menjelaskan bahwa molekul yang ada telah memblokir panjang gelombang. Garis spektrum tersebut yang lalu digunakan untuk menyimpulkan komposisi kimia di atmosfer. Spektrum ini lah yang digunakan untuk mengetahui atmosfer yang ada.

Baca Juga: Ular Kobra Jawa Meneror Perkotaan, Karena Banyak Tikus di Kota?

Penelitian selanjutnya lalu dilakukan dengan menggunakan simulasi komputer demi memahami kondisi atmosfer yang tercipta. Sejauh ini, alasan planet baru tersebut super ringan dan mirip permen kapas karena kandungan hidrogen dan helium dan lapisan metana.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak