Ini yang Terjadi Jika Bumi Berukuran 2 Kali Lebih Besar

Manusia sulit berjalan dan membutuhkan lebih banyak tenaga.

Agung Pratnyawan
Minggu, 11 Agustus 2019 | 10:00 WIB
Ilustrasi Bumi dan Bulan. (Pixabay/ Arek Socha)

Ilustrasi Bumi dan Bulan. (Pixabay/ Arek Socha)

Hitekno.com - Planet Bumi punya ukuran yang terasa sangat luas. Namun apa jadinya jika ukuran planet tempat kita tinggal ini dua kali lipat dari sekarang?

Sebagai tempat yang laik huni bagi umat manusia, bumi diciptakan sedemikian rupa agar bisa mendukung kehidupan makhluk hidup. Namun, apa jadinya jika massa bumi bertambah dua kali lipat?

Menurut Live Science, jika Bumi berukuran dua kali lipat maka diameternya akan menjadi sekitar 25.749 km, massa planet akan meningkat delapan kali, dan gaya gravitasi di Bumi akan dua kali lebih kuat.

Baca Juga: Ingin Buktikan Bumi Datar, Pria Ini Bakal Terbangkan Roket dari Antartika

Gravitasi yang meningkat ini akan membuat bobot manusia juga ikut meningkat, sehingga ketika diukur dengan timbangan maka angka yang tertera akan dua kali lipat dari angka sebelumnya.

Tak hanya itu, dampak dari peningkatan gravitasi pun akan membuat manusia sulit berjalan dan membutuhkan lebih banyak tenaga.

Tubuh pun akan terasa lebih berat dan kemungkinan membuat tulang dan otot menjadi rapuh karena tidak kuat untuk menopang berat tubuh yang bertambah.

Baca Juga: Buktikan Teorinya, Penganut Bumi Datar Siap Gelar Tur Ke Antartika

Adaptasi dan evolusi makhluk hidup juga akan mengalami perubahan ketika gravitasi meningkat dua kali lipat.

Manusia akan menjadi lebih pendek karena terus menerus ditarik ke bawah oleh gravitasi yang kuat. Tak hanya manusia, hal serupa juga terjadi pada hewan dan semua jenis spesies.

Foto planet Bumi. (NASA)
Foto planet Bumi. (NASA)

Dampak peningkatan gravitasi lainnya adalah pertumbuhan pohon. Menurut Cosmos Up, gravitasi ternyata sangat berkaitan dengan seberapa tinggi sebuah pohon bisa tumbuh.

Baca Juga: Teori Baru Penganut Bumi Datar Mengenai Es Antartika, Setuju Nggak?

Sebuah pohon akan terus tumbuh selama jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengangkut air ke atas akan lebih sedikit dari jumlah energi yang diperoleh dari fotosintesis.

Namun, jika gravitasi meningkat, maka hal itu akan mengganggu keseimbangan pohon karena membutuhkan lebih banyak energi untuk membawa air ke batang pohon.

Akibatnya, akan ada banyak pohon di hutan yang mati dan tumbang dan pohon-pohon baru akan tumbuh dengan ukuran yang lebih pendek.

Baca Juga: Penganut Bumi Datar Tumbuh Pesat, Peneliti Salahkan YouTube

Mengingat massa Bumi juga bertambah, hal ini akan menyebabkan pemanasan yang berlebihan dan terjadi peningkatan aktivitas vulkanik di Bumi.

Ilustrasi Bumi dan planet-planet di sekitarnya (Shutterstock).
Ilustrasi Bumi dan planet-planet di sekitarnya (Shutterstock).

Dengan kata lain, gunung berapi yang tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang pada mulanya sudah tidak aktif akan kembali aktif dan meletus.

Aktivitas gunung berapi yang lebih intens itu pun akan mengubah permukaan Bumi dengan menciptakan area daratan baru. Tak hanya itu, perubahan iklim juga mungkin akan terjadi karena gas dari letusan gunung yang memengaruhi atmosfer.

Oleh karena itu, bumi telah diciptakan sedemikian rupa untuk mendukung kehidupan yang seimbang bagi umat manusia. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak