Punya Hidung Mancung, Katak Pinokio Ini Ditemukan di Papua

Dilansir dari IFL Science, spesies katak baru ini disebut sebagai Litoria Pinocchio, Litoria Vivissimia, dan Litoria Pterodactyla.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia
Rabu, 12 Juni 2019 | 10:45 WIB
Litoria Pinocchio. (twitter/StrangeAnimals)

Litoria Pinocchio. (twitter/StrangeAnimals)

Hitekno.com - Spesies katak yang cukup langka belum lama ini ditemukan di pegunungan tertutup Papua Nugini. Katak ini dijuluki katak pinokio karena memiliki hidung mancung.

Katak pinokio ini ditemukan oleh sekelompok ilmuwan dari Griffith University dan Queensland Museum. Setidaknya ada tiga spesies katak yang ditemukan dari ekspedisi ini. Satu di antaranya memiliki keunikan tersendiri yang membuatnya cukup berbeda dari katak lainnya.

Dilansir dari IFL Science, spesies kata baru ini disebut sebagai Litoria Pinocchio, Litoria Vivissimia, dan Litoria Pterodactyla.

Baca Juga: Tak Jadi Mutan, Gadis Cantik Ini Dibesarkan di Zona Radiasi Chernobyl

Spesies Litoria Pinocchio dan Litoria Vivissimia ini terlihat mirip dengan katak pohon kecil. Namun, jika diperhatikan dengan detail, katak ini memiliki ujung runcing di bagian wajah. Katak dengan hidung mancung sepanjang 2,5 mm ini lalu diberi nama Litoria Pinocchio.

Bagian hidung yang mancung milik katak pinokio ini menjadi patokannya dalam mencari pasangan. Selain itu, hidung mancungnya ini juga digunakan untuk menjadi alat kamuflase si katak.

Litoria Vivissimia. (Stephen Richards)
Litoria Vivissimia. (Stephen Richards)

Sedangkan katak Litoria Vivissimia berarti monyet nakal. Hal ini merujuk pada bagaimana katak ini sukses mengelabui ilmuwan saat berada di puncak pohon.

Baca Juga: Tersisa Kepalanya, Ditemukan Serigala Raksasa Berumur 40 Ribu Tahun

Beralih ke spesies Litoria Pterodactyla, katak ini disebut berada dalam jenis terjun payung karena memiliki ciri khas khusus.

Melihat namanya, Litoria Pterodactyla berarti jari bersayap. Ciri khas khusus dari katak Litoria Pterodactyla ini ada pada selaput jari-jarinya. Selaput ini digunakan oleh si katak untuk terbang dari pohon ke pohon. Secara bentuk, anyaman ini mirip parasut berkuran besar.

Litoria Pterodactyla. (Stephen Richards)
Litoria Pterodactyla. (Stephen Richards)

Kulit katak ini berwarna hijau dan memiliki paha berwarna ungu. Anyaman berwarna ungu ini yang digunakan sebagai parasut untuk keluar dari pohon.

Baca Juga: Malam Ini, Pemandangan Sempurna Jupiter Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang

Penemuan tiga spesies katak di Papua ini disebut oleh para ilmuwan sebagai hal yang tidak biasa dan cenderung luar biasa. Apalagi dalam 10 hingga 20 tahun terakhir ini tidak banyak ditemukan spesies katak di pedalaman Indonesia.

Hingga artikel ini dibuat, para ilmuwan masih melakukan penelitian terkait katak pinokio dan dua katak lainnya yang ditemukan di Papua Nugini ini.

Baca Juga: Wilayah Cilacap Diguncang Gempa 5,7 SR, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak