Saingi AS, China Siapkan 30 Misi Antariksa Sepanjang 2019

Jika China saja bisa punya 30 misi antariksa di 2019 ini, apa yang bisa dilakukan AS bersama NASA?

Agung Pratnyawan
Sabtu, 02 Februari 2019 | 20:45 WIB
Chang'e 4 and Yutu 2 saling memotret satu sama lain. (CNSA/CLEP).

Chang'e 4 and Yutu 2 saling memotret satu sama lain. (CNSA/CLEP).

Hitekno.com - Persaingan China dan Amerika Serikat (AS) tidak hanya dalam perdagangan saja. Setelah perang dagang China vs AS, kini kedua negara bersaing di luar angkasa dengan misi antariksa mereka.

Saat ini, China sedang bersemangat untuk menjelajahi antariksa. Setelah sebelumnya berhasil mendarat di Bulan pada Januari 2019.

Lebih hebatnya, pendaratan China di Bulan ini menorehkan rekor sebagai keberhasilan pendaratan di sisi terjauh Bulan selama ini.

Baca Juga: Model Cantik Asal Jepang Bikin Penasaran, Ini Sosok Aslinya

Dari keberhasilan ini, rencana berikutnya China sudah menyiapkan 30 misi antariksa yang akan dilakukan sepanjang 2019 ini.

Badan antariksa China (China Aerospace Science and ology Corporation, CASC) bahkan memiliki rencana untuk mengirimkan lebih dari 50 wahana luar angkasa untuk 30 misi antariksa yang ditargetkan selesai hingga 2019.

Chang'e 4 difoto Yutu 2 saat berada di bulan. (CNSA/CLEP).
Chang'e 4 difoto Yutu 2 saat berada di bulan. (CNSA/CLEP).

Melalui 30 misi itu, Negara Tirai Bambu seolah ingin mematahkan dominasi Amerika Serikat yang dengan NASA, yang selalu menjadi terdepan dalam mengungkap misteri luar angkasa.

Baca Juga: Ide Gila Cewek Ini Bakal Diwujudkan NASA dan SpaceX, Ini Kisah Sebenarnya

Tahun lalu, CASC sukses "mengalahkan" NASA karena berhasil meluncurkan 35 misi antariksa, sementara NASA hanya 30 misi.

Dilansir dari CNET pada Jumat (1/2/2019), salah satu misi penting yang akan dijalani China adalah mengirimkan lunar lander ke Bulan melalui pesawat luar angkasa Chang'e 5 untuk mengumpulkan sampel dan kembali ke Bumi.

Sementara itu, Vice President CASC, Baohua Yang mengatakan bahwa pihaknya akan meluncurkan roket terbaru Long March 5 pada Juli 2019.

Baca Juga: Terjawab Sudah, Gambar Aneh NASA Ini Membuat Alien Enggan Menjawab Kita

Roket ini nantinya akan digunakan untuk mendorong Chang'e 5 menuju Bulan. Robot luar angkasa Chang'e 5 sendiri diklaim lebih canggih ketimbang pendahulunya, Chang'e 4, yang berhasil mendarat ke sisi terjauh bulan.

Yutu 2 difoto Chang'e 4 saat berada di bulan. (CNSA/CLEP).
Yutu 2 difoto Chang'e 4 saat berada di bulan. (CNSA/CLEP).

Pasalnya, kendaraaan luar angkasa ini dipersenjatai empat elemen utama, yaitu orbiter, lander, returner, dan ascender serta 15 sub-system.

Nantinya, sampel yang diambil Chang'e 5 di Bulan akan disimpan dalam wadah tertutup dan dibawa kembali ke Bumi untuk dianalisis dan diteliti lebih lanjut oleh tim dari CASC.

Baca Juga: Dr Nancy Grace Roman, Wanita Pertama di NASA

Sedangkan untuk prosesnya, ascender dari Chang'e 5 akan naik dari permukaan Bulan sambil membawa sampel.

Selanjutnya, ia akan kembali bergabung dengan orbiter yang mengelilingi permukaan Bulan. Tahap akhir, keduanya akan kembali ke Bumi dengan titik pendaratan di Siziwang Banner, Mongolia.

Seandainya misi Chang'e 5 berhasil, maka China akan kembali mengukir sejarah sebagai negara kedua yang sanggup mengirim wahana luar angkasa dan berhasil mengembalikan sampel ke Bumi.

Sebelumnya, Rusia berhasil melakukan hal ini pada 1976 lewat misi Luna 24. Saat itu, sampel yang dibawa Luna 24 ke Bumi adalah batuan Bulan.

Jika China saja bisa punya 30 misi antariksa di 2019 ini, apa yang bisa dilakukan AS bersama NASA di luar angkasa sana? (Suara.com/Tivan Rahmat)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak