Studi: Di Twitter Hoaks Menyebar Lebih Cepat Ketimbang Kebenaran

Hoaks bahkan lebih dipercaya oleh para penikmatnya di Twitter.

Editor Hitekno
Minggu, 11 Maret 2018 | 07:39 WIB
Tampilan depan media sosial Twitter ketika diakses di komputer dekstop. [Twitter.com/HiTekno]

Tampilan depan media sosial Twitter ketika diakses di komputer dekstop. [Twitter.com/HiTekno]

Hitekno.com - Berita palsu atau sering disebut hoaks rupanya bisa menyebar jauh lebih cepat dari kebenaran, dan bahkan lebih dipercaya oleh para penikmatnya, demikian hasil sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat yang diterbitkan di jurnal Science pekan ini.

Penelitian yang digelar oleh Soroush Vosoughi, seorang ilmuwan dari Massachusetts Institute of ology (MIT), Amerika Serikat menemukan bahwa tweet yang mengandung hoaks bisa menjangkau 1.500 orang enam kali lebih cepat ketimbang tweet yang berisi kebenaran.

Dalam studinya, seperti dilansir Sciencemag.org, Jumat (8/3/2018), Vosoughi mengumpulkan data dari Twitter sejak media sosial itu berdiri pada 2006.

Ia nekat mengumpulkan data sebanyak itu setelah melihat banyaknya hoaks dan informasi palsu yang beredar menyusul serangan bom marathon Boston pada 2013.

"Rumor-rumor ini rupanya bukan masalah sepele di Twitter. Ini bisa memengaruhi hidup dan melukai orang lain dengan cukup parah," jelas dia.

Manusia atau bots?

Dari data yang dikumpulkan, Vosoughi lalu memilah tweet-tweet terkait berita yang sudah dipastikan kebenarannya oleh enam organisasi pemeriksa fakta, antara lain PolitiFact, Snopes, dan FactCheck.org.

Hasilnya mereka menemukan 126.000 topik berita yang disebarkan 4,5 juta kali oleh 3 juta orang.

Data ini kemudian dibandingkan dengan penyebaran rumor yang diketahui sebagai kebohongan. Hasilnya diketahui bahwa informasi berisi kebenaran sangat jarang bisa menjangkau 1000 pengguna Twitter. Sementara cerita bohong, yang sering kali sukar diterima akal sehat, justru dengan mudahnya mencapai 10.000 audiens di Twitter.

Lebih jauh lagi Vosoughi menemukan bahwa hoaks atau informasi palsu yang paling cepat menyebar luas itu adalah yang berhubungan dengan politik.

Awalnya para peneliti menduga bahwa hal ini adalah kerjaan bots - program komputer yang berfungsi mirip robot di internet dan di media sosial sering difungsikan untuk menyebarkan informasi-informasi tertentu.

Dua karakter Hoaks

Jadi mereka kemudian menggunakan sebuah peranti lunak khusus yang bisa menyaring semua media atau informasi yang disebarkan oleh bots di Twitter. Tetapi hasilnya tak berubah dan para peneliti terkejut. Itu artinya, penyebar hoaks tak lain adalah manusia sendiri.

Dari keterkejutan itu, mereka kemudian kembali menduga bahwa orang-orang yang menyebar hoaks itu tentu memiliki follower yang sangat banyak. Tetapi sekali lagi, para peneliti keliru. Para penyebar hoaks itu memiliki follower sedikit, tetapi aktif menyebarkan informasi palsu.

Akhirnya para peneliti memeriksa apa isi kabar-kabar hoaks itu sendiri. Hasilnya ditemukan bahwa tweet yang mengandung hoaks biasanya berisi informasi lebih baru - sesuatu yang tak pernah didengar sebelumnya - dan mampu memantik reaksi emosional, yang membuat audiens merasa sangat kesal atau sangat terkejut.

"Lazimnya, jika mendengar sesuatu yang sangat tak masuk akal kita akan mengabaikannya. Tetapi justru informasi-informasi itulah yang sangat viral," jelas Alex Kaspark, jurnalis spesialis pemeriksa fakta dari Snopes.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak