Penemuan Gunung Bawah Laut di Pacitan, Berbahaya?

Gunung yang diidentifikasi Badan Informasi Geospasial (BIG) memiliki ketinggian sekitar 2.300 meter dari dasar laut Pacitan.

Amelia Prisilia

Posted: Rabu, 15 Maret 2023 | 11:33 WIB
Ilustrasi gunung bawah laut. (WeirdlyOdd)

Ilustrasi gunung bawah laut. (WeirdlyOdd)

Hitekno.com - Baru-baru ini, Badan Informasi Geospasial atau BIG menemukan sebuah gunung bawah laut di Pacitan, Jawa Timur. Mengenai kemunculan gunung ini, menuai berbagai reaksi dari warga yang khawatir terkait ancaman bahaya yang ditimbulkan.

Dilansir dari Suara.com, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan Jawa Timur Erwin Andriatmoko mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir apalagi panik dengan informasi temuan gunung bawah laut di perairan setempat.

"Gunung itu betul ada, akan tetapi tidak ada kaitannya dengan aktivitas kegempaan yang terjadi di wilayah Pacitan selama ini. Jadi (sebaiknya) masyarakat tidak perlu khawatir," kata Erwin di Pacitan, Senin.

Baca Juga: Profil Ajudan Pribadi, Dampingi Konglomerat Hingga Jadi Selebgram yang Sering Flexing

Hal itu ditekankan Erwin menyusul viralnya berita temuan gunung bawah laut yang ada di kedalaman 3-4 kilometer di bawah permukaan laut, 200 kilometer barat daya Kota Pacitan. Ia menegaskan, gunung yang diidentifikasi Badan Informasi Geospasial (BIG) memiliki ketinggian sekitar 2.300 meter dari dasar laut itu sudah ada sejak lama, namun keberadaannya baru diketahui akhir-akhir ini.

"Tidak pernah ada dalam sejarah kemunculan gunung, apalagi gunung sebesar itu dengan tiba-tiba. Dalam artian sekali proses gempa. Berarti gunung itu sudah lama ada cuma baru terdeskripsi atau baru ditemukan," terangnya.

Dengan logika dasar itu, Erwin memastikan tidak ada kaitan antara keberadaan gunung bawah laut itu dengan aktivitas kegempaan yang kerap terjadi dan dirasakan di wilayah Pacitan. Erwin mengaku juga sudah berkoordinasi dengan pejabat/petugas di BIG yang khusus menangani masalah pergunungan.

Baca Juga: Puji Skill Mekanik ONIC Kiboy Saat Pakai Khufra dan Chou, Jonathan Liandi: Top Satu Sih!

Dan dari hasil diskusi via telepon saat itu, Erwin berkesimpulan bahwa terbentuknya gunung bawah laut di barat daya Kabupaten Pacitan itu terbentuk akibat tumbukan dua lempeng bumi yang terjadi sejak berjuta tahun lalu.

"Gunung itu terbentuk karena aktivitas lipatan lempeng. Sama seperti Gunung Jaya Wijaya, Gunung Everest. Everest itu kalau dilihat dari sejarahnya itu dulu lautan, sekarang menjadi gunung tertinggi di dunia. Jadi sama saja, bahwa itu terbentuk karena proses alam lipatan yang terjadi sejak berjuta-juta tahun lalu, sehingga terbentuklah gunung seperti itu," paparnya.

Terkait ancaman dampak keberadaan gunung bawah laut di perairan Pacitan, Erwin mengatakan itu sebagai problematika tersendiri. Pasalnya, sampai saat ini ia menyebut belum ada teknologi yang bisa memantau aktivitas vulkanologi sedalam lebih dari 500 meter di bawah permukaan laut.

Baca Juga: 4 Kejutan dari Match Week 2 FFML Season 7

"Itu menjadi kesulitan tersendiri. Jadi tidak bisa dipantau aktivitas vulkanologinya. (sampai saat ini) yang bisa itu seperti gunung di Sulawesi Utara, itupun tidak bisa maksimal. Karena alat tidak bisa berfungsi sempurna. Hanya di Sulawesi Utara itu aktivitas vulkanologi (bawah laut) bisa diidentifikasi dari peningkatan gelembung di seputaran gunung serta fenomena kematian ikan dalam jumlah masif," lanjutnya.

Untuk itu, Erwin sekali lagi mengimbau warga untuk tidak resah apalagi panik berlebihan. Sebab menurut dia, dalam sejarah kevulkanologian di Indonesia maupun di dunia, tidak pernah ada (aktivitas vulkanologi) gunung berapi yang bisa mengakibatkan gempa bumi yang memicu tsunami kecuali di Tonga, sekitaran Kepulauan Fiji.

"Gunung Tonga itu beraktivitas karena gunungnya besar, sehingga mengakibatkan gempa yang besar (dan memicu tsunami). Jadi yang perlu kita waspadai bukan aktivitas vulkanologi dari gunung itu, jika itu memang gunung api, Cuma sampai saat ini kan kita belum mendapat kepastian apakah itu gunung api atau bukan. Tapi kalaupun itu gunung api kita sebaiknya lebih mewaspadai potensi aktivitas lempeng bumi di pesisir selatan, karena yang bisa mengakibatkan tsunami hanya itu," katanya.

Baca Juga: ONIC Butsss Counter Arlott Pakai Hero Fighter Ini, Auto Kalah By One di Lane!

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB