Bukan Letusan, Inilah Potensi Mematikan dari Kawasan Yellowstone

Kawasan ini kerap disebut punya potensi mematikan jika terjadi letusan vulkanik, tapi ada yang lebih maut daripada itu.

Cesar Uji Tawakal
Jum'at, 30 Desember 2022 | 22:39 WIB
Yellowstone/USA Today

Yellowstone/USA Today

Hitekno.com - Sekelompok cairan yang terdiri dari karbonat dan terinfusi karbon terletak di bawah Yellowstone Park, taman nasional yang terkenal dengan fiturnya yang geotermik di barat Amerika Serikat.

Penemuan ini telah mengubah pemahaman para ilmuwan tentang siklus karbon.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Earth and Planetary Science Letters mengungkap bahwa material tersebut seluas 1,8 juta kilometer persegi (700.000 mil persegi) dan terletak di wilayah atas mantel, lapisan yang terletak di antara inti Bumi yang padat dan sangat panas dengan lapisan luar yang tipis, kulit Bumi.

Baca Juga: 3 Langkah Praktis Download Video Youtube tanpa Instal Aplikasi di HP

Dilansir dari Sputnik News, tim dari Royal Holloway University of London menggunakan jaringan sensor seismik untuk menemukan massa karbonat tersebut. Penelitian tersebut menggunakan gelombang seismik, yang mampu bepergian dengan kecepatan dan sudut yang berbeda melalui material, untuk memindai mantel.

"Di bawah barat Amerika Serikat ada sebuah wadah bawah tanah yang terisi sebagian cairan karbonat. Ini merupakan hasil dari salah satu lempeng tektonik Samudera Pasifik yang terdorong ke bawah barat Amerika Serikat, mengalami pemanasan parsial berkat gas seperti CO2 dan H2O yang terdapat dalam mineral yang terlarut di dalamnya," kata Sash Hier-Majumder, penulis utama dan ko-penulis penelitian yang merupakan seorang dosen senior geofisika di Royal Holloway.

Selain itu, penelitian tersebut menyatakan bahwa ketel yang baru saja ditemukan menunjukkan bahwa mantel atas Bumi mengandung 10.000 kali jumlah karbon, berupa gas karbon dioksida, dibandingkan yang telah dilepaskan ke atmosfer pada tahun 2011 sebagian besar melalui kegiatan manusia.

Baca Juga: 5 Situs untuk Terjemahkan Bahasa dari Indonesia ke Inggris dan Sebaliknya

"Merealisasikan 1% dari CO2 ini ke atmosfer akan setara dengan membakar 2,3 triliun barel minyak," tambah Sash Hier-Majumder. Bagi yang khawatir dengan dampak dari pelepasan karbon yang ditemukan ke permukaan melalui letusan gunung berapi, tim ilmiah tersebut menenangkan kekhawatiran tersebut.

Penelitian tersebut menambahkan bahwa itu mungkin berdampak tidak signifikan pada laju perubahan iklim, sambil juga menekankan bahwa tidak ada bukti adanya gunung berapi karbonat muncul di sana.

Baca Juga: 3 Karakter Ini Cocok Jadi Tim untuk Sayu di Genshin Impact

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak