Lihat Padi Raksasa di China Setinggi 2 Meter, Memicu Berbagai Pertanyaan Ini

Lihat penampakan padi raksasa ini, apakah aman dari terpaan angin? Apakah panennya juga lebih banyak?

Agung Pratnyawan
Kamis, 22 September 2022 | 14:07 WIB
Ilustrasi tanaman padi. (pixabay)

Ilustrasi tanaman padi. (pixabay)

Hitekno.com - Beredar video yang menampilkan tanaman padi raksasa di China dengan ketinggian sampai 2,2 meter. Penampakan ini pun ramai mencuri atensi publik, tidak kecuali netizen yang membuatnya viral di media sosial.

Diwartakan SuaraJogja.id, padi rakasasa setinggi 2,2 meter dalam video viral di media sosial tersebut tumbuh subur di lahan pertanian Changsa, Provinsi Hunan, China.

Sebagai informasi, varietas tanaman padi pada umumnya hanya setinggi 1,2 meter saja. Namun padi raksasa di China tersebut bisa mencapai hampir dua kali lipatnya.

Baca Juga: Uni Emirat Arab Gandeng China untuk Misi Penjelajahan Bulan

Video viral di media sosial ini diunggah ulang oleh akun Twitter @mentimoen, Rabu (21/9/2022) hingga viral di media sosial tak berselang alama. Tayangan ini sudah ditonton 27 ribu kali dengan ribuan like.

Dalam tayangan vide diklaim padi raksasa di China tersebut adalah hasil dari beni yang dibawa astronot ke luar angkasa. Hal tersebut juga diungkap akun Twitter @mentimoen dalam caption postingannya.

 "Panen padi setinggi 2.2 meter. Dari benih2 yg dibawa pulang dari luar angkasa, dikembangkan padi tinggi yg tahan hama, tahan air asin, tahan banjir, dengan hasil 50% lebih banyak dari tanaman padi sebelumnya," tulis admin Twitter @mentimoen.

Baca Juga: China Kuak Serangan Siber oleh Amerika, Instansi Pendidikan Jadi Incaran

"Selain membawa benih dari luar angkasa pulang ke Bumi, para astronot juga menanam padi di luar angkasa mulai Juli 2022. Kita menunggu apakah tanaman padi di orbit menghasilkan beras di musim panen bulan2 mendatang," cuitnya lagi.

Sejumlah melihat penampakan padi raksasa di China tersebut memicu penasaran netizen Indonesia hingga berkomentar pada postingan video viral di media sosial tersebut.

Baca Juga: AS Batasi Ekspor Teknologi Pabrik Chip dan AI ke China

Tak sedikit netizen yang melontarkan pertanyaan soal bisakah padi raksasa ini ditanam di Indonesia, juga soal dampak jangka panjangnya.

"Semoga tidak ada efek berbahaya bagi kesehatan, termasuk efek jangka panjang," tulis netizen.

Ada netizen menanyakan dengan ketinggian padi raksasa seperti itu, apakah tahan terpaan angin. 

Baca Juga: Kebal Boikot dari Amerika Serikat, China Kini Bisa Bikin Semikonduktor Mumpuni secara Mandiri?

"Mantap. Berapa lama ya? Tahan tiupan angin gak ya?" tanya dia.

"Kalo tanam jenis kyk gt harus liat dulu iklim dan geografis daerahny yg mau ditanam...rawan ambruk kalo daerahnya bnyak angin," tulis netizen lainnya.

Ada juga yang mencemaskan embusan angin yang akan merobohkan tanaman padi raksasa dalam video viral di media sosial tersebut. 

"Di daerahku jika ada padi dg batang setinggi itu ancaman pertamanya mungkin angin kencang, jika batang tak kuat bisa rubuh dan terendam ketika hujan lebat disertai angin. ketika terendam biasanya gabah dan berasnya akan berwarna gelap dan bisa menurunkan harga," kicaunya.

"Di Indonesia juga ada varietas padi yg tinggi, namanya varietas Borobudur, tapi punya kelemahan tidak tahan angin, sehingga mudah roboh & menyebabkan kerugian saat panen yg cukup besar. Hal ini yg menyebabkan para petani enggan utk menanamkan," tulis netizen lainnya.

Selain itu, seorang netizen justru menyampaikan informasi bahwa di Indonesia sudah ada tanaman padi setinggi 2 meter. 

"Di bbrp tempat di jawa dan sumatera udah pada banyak kok yg panen padi 1,5-2 meter om. Ga pake bibit alien, cukup pake bibit padi endemik nusantara aja. Info lebih jelas sila tanya ke ustadz Syawaludin3687," terang dia.

Itulah video viral di media sosial, penampakan padi raksasa di China dengan ketinggian sampai 2,2 meter. (SuaraJogja.id/ Ismoyo Sedjati)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak