Perseverance Mendarat di Mars, Siap Buru Tanda Kehidupan Kuno

Penjelajah baru NASA, Perseverance ini meluncur dari Bumi pada Juli 2020.

Dinar Surya Oktarini
Jum'at, 19 Februari 2021 | 15:45 WIB
Robot Perseverance. (NASA)

Robot Perseverance. (NASA)

Hitekno.com - Pada 18 Februari lalu penjelajah baru NASA bernama Perseverance sukses mendarat di Kawah Jezero Mars. pukul 15.55 sore EST.

Setelah mendapatkan serangkaian pemeriksaan instrumen dan perangkat keras, Perseverance akan mulai berburu tanda-tanda kehidupan Mars kuno, mengumpulkan dan menyimpan sampel batuan untuk kembali ke Bumi di masa mendatang, serta mendemonstrasikan beberapa teknologi eksplorasi baru.

"Saya tidak menyangka kami memiliki misi yang akan memberikan kontribusi begitu banyak bagi sains dan teknologi. Keberhasilan ini akan menjadi sangat menakjubkan," kata Steve Jurczyk, Pelaksana Tugas Administrator NASA, seperti dikutip dari Space.com pada Jumat (19/2/2021).

Baca Juga: Dua Polisi Kecebur Setelah Mancing, Ternyata Ini yang Diselamatkan Duluan

Penjelajah senilai 2,7 miliar dolar AS itu diluncurkan dari Florida menggunakan roket Atlas V United Launch Alliance pada 30 Juli 2020.

Robot Perseverance. (NASA)
Robot Perseverance. (NASA)

Model Perseverance memiliki enam roda, meniru kendaraan penjelajah pendahulunya yaitu Curiosity yang mendarat di Kawah Gale pada Agustus 2012 dan masih beroperasi hingga saat ini.

Perseverance beberapa inci lebih panjang dari Curiosity, berbobot 1.025 kg. Meski didukung beberapa instrumen ilmiah sangat berbeda, baik Perseverance dan Curiosity memiliki rancangan dasar yang sama dan jenis sumber tenaga nuklir yang sama. Keduanya juga menggunakan strategi serupa untuk mendarat dengan selamat di Planet Merah.

Baca Juga: Sebelum Diblokir Kominfo, Aplikasi Clubhouse Punya Waktu 6 Bulan

Strategi ini dipelopori Curiosity. Perseverance menghantam atmosfer Mars dengan kecepatan sekitar 12.100 mil per jam, dan meluncurkan parasut selebar 20,5 m beberapa menit kemudian, sambil tetap melaju lebih kencang dari kecepatan suara.

Namun, kondisi udara Mars hanya 1 persen atmosfer Bumi sehingga parasut tidak dapat memperlambat jatuhnya penjelajah. Karena itu, tim misi Mars 2020 menggunakan sky crane bertenaga roket yang menurunkan Perseverance ke permukaan dengan kabel.

Meski mengadaptasi cara pendaratan yang serupa dengan Curiosity, namun Perseverance memiliki dua teknologi EDL (Entry, D and Landing) pendaratan baru yang tidak dimiliki Curiosity.

Baca Juga: Desain Rumah Tingkat 3 Ini Nyeleneh Abis, Netizen: Dibangun di atas WC Umum

NASA melaporkan pendaratan Perseverance membutuhkan waktu sekitar 11 menit

Jika Curiosity adalah misi penilaian kelayakan hunian dan penjelajah itu telah menemukan banyak bukti bahwa Kawah Gale dapat mendukung kehidupan seperti Bumi miliaran tahun lalu, maka misi Perseverance akan mengambil langkah selanjutnya.

Kendaraan baru akan secara aktif mencari tanda-tanda organisme masa lalu dalam perburuan kehidupan pertama yang dilakukan di permukaan Mars.

Baca Juga: Penjelajah Mars Perseverance Memiliki Kembaran di Bumi

Kawah Jezero adalah tempat yang tepat untuk melakukan misi seperti itu. Kawah tersebut terletak sekitar 18 derajat di utara ekuator Mars dan memiliki danau serta delta sungai kuno.

Perseverance akan meneliti tanah dan batu Mars dengan berbagai perlengkapan sains berteknologi tinggi, termasuk beberapa spektrometer, kamera resolusi tinggi, dan radar penembus tanah. Salah satu dari tujuh instrumen penjelajah, yang disebut SuperCam, akan menyemprot batuan dengan laser dan mengukur komposisi uap yang dihasilkan.

Selain itu, kampanye pengembalian sampel Mars akan dilakukan dengan bantuan bor di ujung lengan robotik Perseverance yang panjang. Penjelajah akan mengumpulkan sekitar 40 sampel dari situs dan menyegelnya di dalam tabung khusus. Sampel itu akan dibawa kembali ke Bumi melalui kampanye bersama NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA) pada awal tahun 2031.

Perseverance juga dibekali instrumen MOXIE (Mars Oxygen ISRU Experiment) yang dirancang untuk menghasilkan oksigen dari atmosfer Planet Merah. Menurut NASA, peralatan seperti itu jika ditingkatkan dapat membantu eksplorasi manusia di Mars di masa mendatang.

Robot Curiosity saat melakukan penjelajahan di Planet Mars.[NASA]
Robot Curiosity saat melakukan penjelajahan di Planet Mars.[NASA]

Selain itu, penjelajah juga membawa helikopter kecil seberat 1,8 kg di bagian perutnya. Helikopter bernama Ingenuity itu menjadi helikopter pertama yang terbang di luar Bumi.

Ingenuity merupakan misi eksperimental dan akan melakukan beberapa uji terbang di awal misi. Perseverance akan menempuh jarak yang aman sebelum Ingenuity lepas landas.

Penjelajah juga dilengkapi dengan dua mikrofon yang akan merekam audio Planet Merah. Hingga saat ini, belum ada misi Mars yang berhasil menangkap audio di Mars. Jika berhasil, Perseverance akan menjadi tonggak sejarah baru.

Pendaratan Perseverance terjadi hanya seminggu setelah dua misi Mars lainnya mencapai Planet Merah.

Sebelumnya, Uni Emirat Arab juga berhasil mengorbitkan misi Hope pada 9 Februari dan China berhasil mengirimkan Tianwen-1 di orbit Mars pada 10 Februari lalu. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak