Macet di Pendakian Gunung Everest, Dua Pendaki Meninggal Dunia

Setidaknya ada 200 orang pendaki yang berada di puncak Gunung Everest tersebut.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia
Sabtu, 25 Mei 2019 | 06:00 WIB
Gunung Everest. (unsplash/howling red)

Gunung Everest. (unsplash/howling red)

Hitekno.com - Gunung Everest selalu menjadi goals dalam karir pendakian para pendaki. Namun, gunung tertinggi di dunia ini jelas memiliki medan yang sulit untuk ditaklukan. Belum lama ini, tepat di dekat puncak Gunung Everest terjadi kemacetan parah yang menyebabkan meninggalnya dua pendaki.

Dilansir dari New York Times, cuaca yang sedang sangat bagus membuat setidaknya ada 200 orang pendaki yang berada di puncak Gunung Everest tersebut.

Karena kapasitas ini, 200 orang ini perlu untuk mengantri berjam-jam sebelum bisa mencapai puncak Gunung Everest. Dalam cuaca beku di ketinggian lebih dari 8.800 meter, jelas saja membuat nyawa pendaki begitu terancam.

Baca Juga: Mars Satu-satunya Planet yang Dapat Ditinggali, Ini Kata Ilmuwan

Apalagi kondisi jalan yang terjal dan perjalanan jauh yang ditempuh, membuat semakin parah keadaan seorang pendaki untuk berhasil ke puncak Gunung Everest.

Sejauh ini, dilaporkan sudah ada dua pendaki yang meninggal dunia akibat macet panjang di Gunung Everest ini. Dua pendaki tersebut antara lain, Donald Lynn Cass asal Amerika Serikat yang berusia 55 tahun dan Anjali Kulkarni asal India yang berusia 55 tahun.

Gunung Everest di Himalaya. (Pixabay/ Simon)
Gunung Everest. (Pixabay/Simon)

Berdasarkan kesaksian seorang pemandu dari Pioneer Adventure, Donald Lynn Cass secara tiba-tiba pingsan di tanjakan Hillary yang dekat dengan puncak Gunung Everest. Selang beberapa lama, dirinya lalu meninggal dunia.

Baca Juga: Mematikan, Ilmuwan Ciptakan Gelombang Suara yang Bisa Mendidihkan Air

Sedangkan Anjali Kulkarni meninggal dunia usai turun dari puncak Gunung Everest. Anjali Kulkarni ini lalu meminta pemandunya untuk menemaninya turun. Sayangnya, ia juga meninggal dunia dalam perjalanan turunnya.

Bulan April hingga akhir Mei ini memang dikenal sebagai musim terpadat untuk pendakian di Gunung Everest. Pada bulan ini, cuaca menjadi sangat tenang tanpa terjadi badai.

Gunung Everest. (unsplash/Christopher Burns)
Gunung Everest. (unsplash/Christopher Burns)

Pada bulan-bulan ini, pemerintah Nepal mengeluarkan izin bagi 381 pendaki untuk menaklukan Gunung Everest. Untuk mendapatkan izin naik Gunung Everest, pendaki perlu menyiapkan budget sebesar 11 ribu dolar AS atau setara dengan Rp 160 juta.

Baca Juga: Bikin Takjub, Ilmuwan Temukan Pohon Berusia 2.624 Tahun

Kemacetan yang terjadi di puncak Gunung Everest ini menunjukan bagaimana puncak gunung ini selalu menjadi primadona di mata para pendaki di seluruh dunia. Sebelum bisa menaklukan Gunung Everest, siapkan diri secara matang ya.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak