Manusia Dapat Menambang Air di Bulan, Ini Penelitian Ilmiahnya

Tak hanya air, es di Bulan kemungkinan melimpah di area ini.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Selasa, 28 Agustus 2018 | 07:00 WIB
Ilustrasi Bulan. (Time)

Ilustrasi Bulan. (Time)

Hitekno.com - Bulan merupakan salah satu obyek luar angkasa yang selalu menarik untuk diteliti. Baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa suatu saat nanti manusia bisa menambang air di Bulan.

Para peneliti mengklaim bahwa mereka menemukan bukti air es yang ada di Bulan. Tak hanya itu, ternyata terdapat lebih banyak air es yang ada di Bulan dan kita sudah tahu dimana letaknya secara persis.

Air merupakan komponen penting untuk kehidupna yang ada di Bumi. Ketika berada di Bulan, air juga berfungsi sebagai pembantu dalam misi astronot di luar angkasa.

Baca Juga: 7 Potret Cantik Carolyn Wang, Caster AOV di Asian Games 2018

Selain itu, air bisa digunakan untuk membantu pertumbuhan tanaman yang ada di Bulan.

Faktor yang sangat penting tentang penemuan air di Bulan adalah sebagai bahan propelan roket. Propelan digunakan untuk memproduksi reaksi kimia sebagai massa pendorong roket.

Baca Juga: Xiaomi Pocophone F1 Meluncur di Indonesia, Ini Harga Resminya

Robot Explorer di Bulan. (Youtube/ Moon Express)

Saat ini, roket yang meninggalkan Bumi harus membawa semua propelan yang mereka butuhkan untuk perjalanan ke luar angkasa.

Dengan adanya penemuan ini, roket bisa mengisi bahan bakar dengan memanfaatkan es yang ada di Bulan.

Baca Juga: Pantau Status Penerbangan Pesawat dengan Aplikasi Flightradar24

Hal itu memungkinkan astronot, satelit, dan tentunya roket mampu mencapai lokasi yang lebih jauh lagi.

Dikutip dari The Verge, pada tahun 1994 penyelidikan gabungan dari NASA dan militer AS yang terkenal dengan misi Clementine menemukan sesuatu yang menakjubkan.

Desain Robot yang akan dikirim ke Bulan. (NASA)
Desain Robot yang akan dikirim ke Bulan. (NASA)

Mereka menemukan bukti bahwa terdapat air di kawah yang ada di kutub Bulan. Tempat tersebut tak pernah terkena cahaya Matahari dan suhunya tak pernah mencapai di atas -250 derajat Fahrenheit.

Baca Juga: Peraih Medali Emas Asian Games 2018 Dihadiahi Smartphone Ini

Tahun 2009 NASA mengirim pesawat ruang angkasa LCROSS ke dalam kawah di kutub selatan Bulan. Mereka menemukan bahwa terdapat 5 persen air pada materi yang di sekitar kutub.

Namun penelitian yang diterbitkan pekan lalu (23/08/2018) di Prosiding National Academy of Sciences menunjukkan bahwa beberapa area Bulan kemungkinan terdapat air yang sangat berlimpah.

Para peneliti di Universitas Hawaii dan Universitas Brown menganalisis data yang dikumpulkan dari pesawat ruang angkasa Chandrayaan-1 India, yang diluncurkan ke Bulan pada tahun 2008.

Penampakan es di permukaan Bulan dari pesawat Chandrayaan 1. (NASA)
Penampakan es di permukaan Bulan dari pesawat Chandrayaan 1. (NASA)

Menggunakan data dari instrumen kendaraan yang ada di Bulan, mereka dapat menentukan area es yang di Bulan dengan mengukur reflektivitas air.

Mereka juga mengamati lokasi ini dengan inframerah untuk memastikan bahwa itu adalah air dalam bentuk es bukan uap atau cairan.

Mereka menemukan terdapat area tanah di Bulan yang terdiri dari 20 hingga 30 persen es.

Dengan adanya penemuan ini ilmuwan bisa langsung melakukan rencana pengisian propelan di Bulan.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak