Robot Berbahaya Bagi Anak-Anak, Penelitian Ini Membuktikannya

Gawat di masa depan jauhkan anak-anak kamu dari robot!

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Kamis, 16 Agustus 2018 | 21:00 WIB
Robot Humanoid AI. (Vollmer)

Robot Humanoid AI. (Vollmer)

Hitekno.com - Penelitian baru menunjukkan bahwa anak-anak lebih mungkin untuk menyerah pada tekanan robot daripada orang dewasa. Hal ini membuktikan robot bisa berbahaya bagi anak-anak terutama apabila di masa depan robot sudah semakin canggih.

Penelitian itu dipimpin oleh Lisa Vollmer dari Bielefeld University Jerman. Hal yang harus diperhatikan adalah teknologi dapat memiliki efek yang sangat besar bagi anak-anak.

Teknologi modern dapat mempengaruhi cara mereka berpikir dan mengungkapkan pendapat. Bahkan ketika mereka tahu bahwa pendapat dari teknologi itu salah, anak-anak tetap cenderung mengikutinya.

Baca Juga: Robot Popcorn, Konyol tapi Canggih

Dilansir dari Gizmodo, inti dari eksperimen Vollmer adalah untuk mengukur dampak sosial yang diberikan oleh robot ke anak-anak dan orang dewasa. Dia ingin meneliti tekanan teman sebaya dari robot yang mungkin berkontribusi terhadap penyesuaian sosial.

tes psikologi paradigmka Asch. (Vollmer)
tes psikologi paradigma Asch. (Vollmer)


Penelitian ini sudah dipublikasikan di Science Robotic pada Selasa, 15 Agustus 2018 lalu. Hasilnya adalah orang dewasa sebagian besar kebal terhadap pengaruh robotik.

Hal yang berbeda dialami oleh anak-anak, dimana mereka terpengaruh terhadap tekanan robot meski mengetahui bahwa jawaban robot itu salah.

Baca Juga: Rolls-Royce Ingin Membuat Robot Kecoa

Penelitian ini membuat kita harus terus mengamati efek sosial yang diberikan oleh robot (teknologi AI) pada anak-anak.

Vollmer menggunakan teknik yang dikembangkan oleh psikolog Solomon Asch, yang sekarang dikenal sebagai paradigma Asch.

Teknik ini mengukur bagaimana orang menyesuaikan diri dengan orang lain selama tugas penilaian visual sederhana.

Baca Juga: Robot Akan Gantikan Jutaan Pekerja di Asia Tenggara

Tesnya tidak sulit, karena mudah untuk membedakan dua garis yang cocok satu sama lain.

Intinya bukan untuk menguji ketajaman visual, tetapi untuk menilai kemampuan peserta untuk menolak kesesuaian ketika rekan-rekan mereka memberikan jawaban yang salah.

Mereka menggunakan robot SoftBank Robotics Nao untuk percobaan sebagai teman diskusi.

Baca Juga: Temukan Robot Biksu Super Canggih di Kuil Longquan Beijing

Interaksi orang dewasa dengan robot humanoid. (Vollmer)
Interaksi orang dewasa dengan robot humanoid. (Vollmer)

Orang dewasa sering sesuai dengan pendapat teman-teman manusia mereka, bahkan ketika jawabannya secara terang-terangan salah.

Tetapi orang dewasa tidak terbujuk oleh tekanan teman sebaya yang diberikan oleh robot sosial. Menolak jawaban salah yang direkomendasikan oleh mesin AI.

Percobaan sama dilakukan pada anak-anak antara usia tujuh dan sembilan tahun.

Hasilnya menunjukkan bahwa tidak seperti orang dewasa, anak-anak "secara signifikan dipengaruhi" oleh kehadiran robot sosial.

Interaksi anak anak dengan robot humanoid. (Vollmer)
Interaksi anak anak dengan robot humanoid. (Vollmer)

Mereka terpengaruh jawaban atau tekanan yang diberikan oleh robot meski anak-anak tahu jawaban yang diberikan oleh robot AI adalah salah.

Tak diragukan lagi, robot yang cerdas secara sosial dan teknologi AI menjadi lebih kuat dari waktu ke waktu.
Dengan begitu potensi bahaya bagi anak-anak juga akan semakin besar.

Studi ini menunjukkan bahwa anak-anak tidak memiliki kemampuan intelektual atau kekuatan emosional untuk menolak pengaruh yang diberikan oleh teknologi AI.

Di masa depan, robot berbahaya bagi anak-anak terutama bagi mereka yang berinteraksi terus menerus di dalam rumah.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak