BMKG: Aphelion Tidak Berpengaruh dengan Suhu Dingin di Indonesia

Fenomena aphelion sendiri bukan fenomena langka, melainkan fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Sabtu, 07 Juli 2018 | 08:26 WIB
Suhu Dingin di Dataran Tinggi Dieng/Instagram

Suhu Dingin di Dataran Tinggi Dieng/Instagram

Hitekno.com - Akhir-akhir ini wilayah Indonesia terasa lebih dingin dari hari biasanya. Beberapa wilayah di dataran tinggi di pulau Jawa bersuhu rendah, bahkan di dataran tinggi Dieng embun di sana membeku berubah menjadi es batu.

Banyak masyarakat mengaitkan suhu dingin ini berkaitan dengan fenomena aphelion yang sedang melanda bumi.

Dilansir dari Britannica Encyclopedia, aphelion adalah saat bumi berada pada titik terjauh dari matahari.

Baca Juga: Parah, Ditemukan Bug Berbahaya di Facebook

Fenomena aphelion sendiri bukan fenomena langka, melainkan fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli.

Pada bulan Juli, matahari berada di belahan utara, sehingga belahan selatan sedang musim dingin. Pada saat posisi matahari di utara, wilayah di selatan lebih dingin, maka tekanan udara lebih besar di selatan.

Seperti yag dilansir pada lama web BMKG.go.id, pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada musim kemarau. Hal ini menyebabkan seolah aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penuruan suhu di Indonesia.

Baca Juga: Temuan Baru, Ini Trik Hacker Curi Password Dari Komputer

Suhu Dingin di Dataran Tinggi Dieng/Instagram
Suhu Dingin di Dataran Tinggi Dieng/Instagram

Namun faktanya, penurunan suhu di bulan Juli belakangan ini lebih dominan disebabkan karena dalam beberapa hari terakhir di wilayah Indonesia, khususnya Jawa, Bali, NTB dan NTT kandungan uap air di atmosfer cukup sedikit.

Uap air merupakan zat yang cukup efektif dalam menyimpan energi panas, sehingga rendahnya kandungan uap di atmosfer inilah yang menyebabkan suhu menjadi rendah dibandingkan saat musim hujan.

Selain itu, pada Juli wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Adanya pola tekanan udara dari Australia menuju Indonesia semakin signifikan sehingga berdampak pada penurunan suhu udara yang signifikan pada malam hari di wilayah Indonesia khususnya Jawa, Bali, NTB dan NTT.

Baca Juga: Usai Unggah Video di Bali, Ryker Gamble Tewas di Air Terjun

Berdasarkan pengamatan BMKG di seluruh wilayah Indonesia selama 1 hingga 5 Juli 2018, suhu udara kurang dari 15 derajat untuk beberapa wilayah yang berada di dataran tinggi atau kaki gunung.

Untuk itu masyarakat tidak perlu khawatir, karena nyatanya fenomena aphelion memiliki pengaruh yang kurang signifikan terhadap suhu rendah di Indonesia.

Baca Juga: Game dengan Pemain Terbanyak di Steam Hingga Pertengahan 2018

Berita Terkait
Berita Terkini

Motor listrik menjadi primadona dalam beberapa tahun terakhir, terutama di perkotaan. Pembeliannya terus meningkat dalam...

sains | 16:14 WIB

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB