Meta Tuding Rusia Banjiri Media Sosial dengan Propaganda Anti Ukraina

Meta menuduh Rusiatelah menggelontorkan Rp 1,5 miliar untuk propagandaanti Ukraina.

Agung Pratnyawan
Jum'at, 30 September 2022 | 07:00 WIB
Ilustrasi media sosial. (Pexel)

Ilustrasi media sosial. (Pexel)

Hitekno.com - Meta meuduh Rusia telah menyebarkan propaganda anti Ukraina di berbagai platform media sosial. Termasuk Facebook dan Instagram juga beberapa platform lainnya.

Kini Meta hendak merangkul banyak pihak untuk berpartisipasi dalam menangkal propaganda anti Ukraina dari Rusia tersebut.

Yakni gerakan bersama Twitter, YouTube, Telegram, hingga LiveJournal untuk memberantas tindakan Rusia tersebut.

Baca Juga: Rusia Temukan Terobosan di Bidang Nuklir, Amerika Ketar-ketir?

Menurut laporan The Verge, Kamis (29/9/2022), Meta mengungkap kalau kampanye doktrin Rusia telah melibatkan jaringan luas hingga lebih dari 60.000 situs palsu.

Bahkan, beberapa situs palsu itu juga meniru tampilan dari media Eropa seperti Der Spiegel, The Guardian, dan Bild untuk mendapatkan kredibilitas.

Diungkap Meta, akun media sosial yang menjadi propaganda Rusia sebagian besar mengkritik pengungsi Ukraina maupun negara itu sendiri.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Topeng Emas Berusia 3.000 Tahun di China, Jadi Jimat untuk Jaga Arwah?

Tugas lainnya, mereka melontarkan kritik terkait sanksi yang diberikan terhadap Rusia.

Ilustrasi Facebook. (Pixabay/Tumisu)
Ilustrasi Facebook. (Pixabay/Tumisu)

Konten artikel propaganda itu diproduksi menggunakan bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Rusia, hingga Ukraina.

"Ini adalah operasi terbesar dan paling kompleks dari Rusia yang telah kami ganggu sejak awal perang di Ukraina," kata Global Threat Intelligence Lead Meta, Ben Nimmo dan Security Engineer Meta, Mike Torrey, dalam laporan tersebut.

Baca Juga: Gua Pemakaman Berusia 3.300 Tahun Ditemukan, Arkeolog Temukan Benda-benda Bersejarah Ini

Mereka menyebut kalau propaganda itu menghadirkan kombinasi kecanggihan dan kekuatan yang tidak biasa.

Penulis mengatakan, jaringan akun palsu ini membangun citra di internet dengan menggunakan nama yang sama di berbagai platform.

Secara total, halaman dalam jaringan akun palsu ini menghabiskan sekitar 105.000 Dolar AS atau Rp 1,6 miliar untuk mempromosikan artikel dan meme melalui iklan Facebook dan Instagram.

Baca Juga: Meski Telah Berusia 1.000 Tahun, Ilmuwan Bisa Ungkap Penyebab Kematian Mumi Ini

Di sisi lain, halaman Facebook Kedutaan Rusia di Eropa dan Asia bahkan memperkuat konten dari kampanye propaganda anti Ukraina itu.

Meta menyebut kampanye itu menggunakan meme yang dibuat demi mempromosikan narasi pro Rusia dan anti Ukraina. Bahkan mereka turut menyertakan petisi di Change.org hingga Avaaz.

Ilustrasi Instagram Story. (Pixabay)
Ilustrasi Instagram Story. (Pixabay)

Ini bukan pertama kalinya Rusia menggunakan taktik serupa untuk menyebarkan propaganda.

Pada awal 2021, sebuah media online yang terafiliasi dengan intelijen Rusia dilaporkan menyebarkan informasi palsu dan menyesatkan terkait vaksin Covid-19.

Itulah laporan terkini soal klaim Meta yang menyebut Rusia gelontorkan banyak dana untuk menyebar propaganda anti Ukraina di media sosial. (Suara.com/ Dicky Prastya)

Berita Terkait
TERKINI

Dalam acara ini, peserta bertukar pendapat mengenai tren saat ini dan prospek masa depan AI dalam pendidikan....

internet | 16:31 WIB

Aplikasi Merchant BCA ini didesain sebagai solusi untuk memberdayakan bisnis dari berbagai skala....

internet | 09:36 WIB

Keberadaan CCTV selama ini nyatanya tak cukup mencegah aksi kejahatan....

internet | 12:24 WIB

Berdasarkan feedback pengguna, Samsung akan menyediakan opsi dan pengalaman yang semakin ditingkatkan melalui SamsungGal...

internet | 20:46 WIB

Nuon Digital Indonesia menjajakibisnis baru dan melakukan inovasi pada produk-produk andalannya....

internet | 17:48 WIB

Perubahan nama ini merupakan langkah strategis Google untuk menggabungkan chatbot Bard dan layanan AI lainnya di bawah s...

internet | 18:15 WIB

Program AI TEACH for Indonesia merupakan program pengembangan kapasitas yang bertujuan untuk mengembangkan lanskap pendi...

internet | 17:14 WIB

Pinhome mengumumkan kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam pengadaan proteksi keselamatan kerja bagi seluruh Rekan...

internet | 09:56 WIB

Didukung Kominfo dan universitas-universitas setempat, kampanye ini bertujuan mengeksplorasi lanskap AI dan mendiskusika...

internet | 11:44 WIB

Di 14 kota, ribuan driver Grab bersama keluarga nonton bareng film Srimulat: Hidup Memang Komedi...

internet | 08:56 WIB

Mengakses konten Premier League melalui situs web atau perangkat streaming tidak resmi akan membuat diri mereka rentan t...

internet | 08:46 WIB

Dell Technologies menyoroti tren-tren baru yang akan membentuk industri teknologi pada tahun 2024 dan di masa depan....

internet | 12:06 WIB

Meningkatkan sistem keamanan menjadi langkah yang baik, tetapi upaya tersebut hanya menjangkau permukaan penyalahgunaan ...

internet | 07:24 WIB

Di tengah tingginya frekuensi insiden keamanan siber di Indonesia, hanya 53 persen yang siap untuk mencegah insiden ters...

internet | 07:25 WIB

Berikut adalah beberapa kata kunci yang perlu kita pahami, agar kita dapat lebih mengenali istilah AI....

internet | 09:45 WIB

Nokia Bell Labs mendemonstrasikan teknologi proof-of-concept ini untuk pertama kalinya....

internet | 08:53 WIB

Pasar generatif AI dan cloud di Indonesia diprediksi terus tumbuh....

internet | 14:44 WIB

Studi global terbaru dari Dell Technologiesmengungkap pentingnya inovasi bagi perusahaan....

internet | 15:57 WIB
Tampilkan lebih banyak