Riset: Orang Kaya Cenderung Sebabkan Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Jutaan ton gas rumah kaca menyeruak, kondisi lingkungan jadi sorotan.

Cesar Uji Tawakal
Selasa, 08 November 2022 | 11:17 WIB
Ilustrasi kekeringan. (Pexels)

Ilustrasi kekeringan. (Pexels)

Hitekno.com - Investasi dalam industri yang mencemari oleh miliarder terkaya setiap tahun menghasilkan 3 juta ton gas rumah kaca per orang, yang satu juta kali lebih tinggi dari apa yang diciptakan oleh investasi rata-rata orang, organisasi non-pemerintah internasional Oxfam mengatakan.

"Emisi dari gaya hidup miliarder, jet pribadi, dan kapal pesiar mereka ribuan kali lipat dari rata-rata orang, yang sudah sama sekali tidak dapat diterima.  Tetapi jika kita melihat emisi dari investasi mereka, maka emisi karbon mereka lebih dari satu juta kali lebih tinggi," kata Pemimpin Perubahan Iklim di Oxfam, Nafkote Dabi, seperti dilansir dari Sputnik News.

Investasi menyumbang 70% dari total emisi miliarder terkaya di dunia, sebuah studi Oxfam menemukan.

Baca Juga: Alif Cepmek Jualan di Gang Sempit, Kemal Pahlevi Ngaku Respect

Studi ini mengevaluasi dampak dari 125 orang kaya yang memiliki lebih dari 10% saham di perusahaan industri yang berpolusi dengan menghitung bagian mereka dalam polusi perusahaan yang sebanding dengan investasi mereka. 

Studi ini juga menunjukkan bahwa miliarder memiliki rata-rata 14% dari total investasi mereka di industri yang berpolusi seperti bahan bakar fosil atau semen. Hanya satu investor dari 125 saham yang diakuisisi dalam energi terbarukan.

Ilustrasi kekeringan. (Pixabay)
Ilustrasi kekeringan. (Pixabay)

Para penulis studi percaya bahwa angka riil bisa lebih tinggi karena perusahaan cenderung meremehkan volume emisi karbon dioksida mereka dengan beberapa dari mereka tidak mempublikasikan informasi ini sama sekali.

Baca Juga: Qualcomm Kembangkan Chipset Baru untuk Desktop, Bocorannya Bikin Ngiler

"Emisi investasi" miliarder dapat dikurangi empat kali lipat jika mereka berpegang pada "standar lingkungan dan sosial yang lebih kuat," studi tersebut menemukan.

"Orang super kaya perlu dikenakan pajak dan diatur jauh dari investasi berpolusi yang menghancurkan planet ini. Pemerintah juga harus menerapkan peraturan dan kebijakan ambisius yang memaksa perusahaan untuk lebih akuntabel dan transparan dalam melaporkan dan secara radikal mengurangi emisi mereka," kata Dabi.

Studi ini juga menunjukkan bahwa sejumlah besar perusahaan tidak terlalu tertarik untuk memperbaiki dampak iklim negatif mereka dan, sebaliknya, menyajikan rencana yang ambisius tetapi seringkali tidak realistis atau tidak terjangkau untuk go green.

Baca Juga: Salfok Gadis Ini Cosplay Karakter Genshin Impact, Netizen: Yoimiya Tercantik

Kurang dari sepertiga dari 183 perusahaan yang diteliti oleh Oxfam berkolaborasi dengan Science Based Targets Initiative, sebuah kemitraan internasional antara CDP (mantan Proyek Pengungkapan Karbon), United Nations Global Compact, World Resources Institute dan World Wide Fund for Nature.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak