Iklim Buruk Bikin China Krisis Energi, Perbaikan Lingkungan Jadi Sorotan

Usaha untuk memproduksi listrik secara ramah lingkungan menjadi perhatian utama terkait masalah ini.

Cesar Uji Tawakal

Posted: Jum'at, 09 September 2022 | 19:30 WIB
Ilustrasi kekeringan. (Pexels)

Ilustrasi kekeringan. (Pexels)

Hitekno.com - Gelombang panas dan kekeringan China telah memecahkan rekor, menjadi tantangan yang cukup besar yang akan dihadapi oleh negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut, khususnya untuk memenuhi kebutuhan energinya di tahun-tahun mendatang di tengah perubahan iklim.

Dilansir dari Al Jazeera, cuaca yang lebih panas dan lebih kering akan mendorong konsumsi energi China yang sudah sangat besar kian lebih tinggi di tahun-tahun mendatang.

Itu berarti pembuat kebijakan tidak cuma perlu mengelola transisi dari bahan bakar fosil menuju energi hijau, tetapi juga mengatasi kekurangan dalam jaringan energi terbarukan seperti hidro dan angin.

Baca Juga: One Punch Man: Superman vs Saitama, Siapa yang akan Menang? Begini Analisisnya

Keterbatasan jaringan energi terbarukan China mulai terungkap bulan lalu ketika kekeringan mengganggu pembangkit listrik tenaga air di sepanjang Sungai Yangtze, membuat jutaan warga dan bisnis di barat daya negara itu tidak memiliki listrik.

Pembangkit Listrik Tenaga Air. (Pexels)
Pembangkit Listrik Tenaga Air. (Pexels)

"Ini adalah pengingat yang keras bahwa transisi rendah karbon dalam pasokan listrik kami belum tercapai," ungkap Ma Jun, direktur Institute of Public and Environmental Affairs yang berbasis di Beijing pada outlet berita tersebut.

"Dan akan lebih sulit untuk mencapai itu dari yang diharapkan."

Baca Juga: Bikin Penasaran, Kapan One Punch Man Season Tiga Dirilis?

Tenaga air telah dialokasikan sebagai pilar penting dari ambisi Tiongkok untuk mencapai puncak emisi karbon pada tahun 2030 dan netralitas karbon pada tahun 2060.

Pembangkit Listrik Tenaga Air. (Pexels)
Pembangkit Listrik Tenaga Air. (Pexels)

Ma juga mengatakan China dapat belajar dari Eropa, di mana Jerman memanfaatkan tenaga air dan energi nuklir di Norwegia dan Prancis, masing-masing, ketika cuaca yang tidak menguntungkan menghambat pembangkit listrik tenaga surya dan angin.

"Eropa menghadapi kesulitan dalam koordinasi itu, karena mereka kehilangan beban dasar dari gas alam," kata Ma.

Baca Juga: Hasil Aura Fire vs EVOS Legends MPL Season 10: Kabuki Back Door Lagi, Naga Api Amankan Poin Kemenangan

"Tapi koordinasi mereka secara keseluruhan lebih baik."

Berita Terkait
Berita Terkini

Motor listrik menjadi primadona dalam beberapa tahun terakhir, terutama di perkotaan. Pembeliannya terus meningkat dalam...

sains | 16:14 WIB

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB