Air Minum Makin Langka di Bumi, Bisa Picu Konflik di Masa Depan

Hasil penelitian: 17 negara tempat 25 persen manusia hidup, berstatus sangat rentan mengalami krisis air.

Agung Pratnyawan
Rabu, 01 Januari 2020 | 10:30 WIB
Ilustrasi Air Minum. (Pixabay)

Ilustrasi Air Minum. (Pixabay)

Hitekno.com - Ketika permukaan air laut makin meninggi karena pemanasan global, masalah lain juga tercipta. Yaitu potensi makin langkanya sumber daya air di Bumi. Dengan makin langka air minum, bisa berpotensi menciptakan konflik di masa depan.

Konflik dan kekerasan karena perebutan sumber daya air di dunia terus meningkat dalam satu dekade terakhir, demikian dicatat oleh Pacific Institute, sebuah lembaga thinktank yang berbasis di California, Amerika Serikat.

Secara umum konflik akibat air di seluruh dunia dipicu oleh semakin menipisnya suplai air minum di sebagian besar wilayah Bumi, akibat semakin padatnya jumlah manusia, buruknya manajemen air minum, dan perubahan iklim.

Baca Juga: Menakjubkan, Ilmuwan Berhasil Tangkap Suara Ikan Bernyanyi di Air

Air semakin langka

Tetapi secara khusus konflik akibat perebutan air pada 10 tahun terakhir dipantik terutama oleh serangan terhadap sistem pengairan sipil dalam perang saudara di Suriah dan akibat krisis air di India.

"Ketika air semakin langka, karena air adalah sumber daya yang sangat penting, orang akan melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka," kata Peter Gleick, pemimpin Pacific Institute seperti dilansir The Guardian.

Baca Juga: Kuil Sekte Penyembah Air Ditemukan, Ungkap Rahasia Apa?

Data yang dimiliki Pacific Institute menunjukkan bahwa konflik yang dipicu air meningkat dua kali lipat selama 10 tahun terakhir dibandingkan dengan beberapa dekade sebelumnya.

Ilustrasi Air Minum. (Pixabay)
Ilustrasi Air Minum. (Pixabay)

Pacific Institute menyusun data tersebut sejak 1980an dan isinya antara lain merekam konflik-konflik yang dipicu oleh perebutan air; penggunaan air sebagai senjata dalam konflik; dan bagaimana konflik mengganggu suplai air bagi masyarakat.

Di antara konflik-konflik tersebut beberapa yang paling berpengaruh adalah rusaknya pipa air di Horlivka, Ukraina akibat pengeboman pada Juni 2019 yang menyebabkan 3 juta orang mengalami krisis air minum.

Baca Juga: Spelfie, Aplikasi Selfie yang Diambil Langsung dengan Kamera Satelit Airbus

Pada 2017, sebagai contoh lain, lima orang petani di India ditembak karena memprotes soal ketersediaan air. Sementara pada 2012, lembaga itu menyebut contoh di Indonesia, yakni penemakan konvoi mobil tangki di Papua.

Selain langkanya air minum, belakangan ada tren pemanfaatan air sebagai senjata dalam konflik atau perang. Ini terjadi secara khusus di Timur Tengah, khususnya Yaman, Suriah dan Irak.

Aleppo dan senjata air

Baca Juga: Kenapa Air Laut Asin Bukan Tawar Seperti di Sungai?

Aleppo di Suriah adalah salah satu kota tempat terjadinya berkali-kali konflik yang memanfaatkan air sebagai senjata. Perang saudara di Suriah sendiri sudah pecah sejak 2011.

Di Aleppo, Suriah pada 2012 misalnya, serangan terhadap sebuah pipa air menyebabkan 3 juta penduduk mengalami krisis air parah.

Dua tahun kemudian pemerintah Suriah dituding telah mengebom jaringan pipa air di beberapa area yang dikuasai pemberontak.

Ilustrasi Air Minum. (Pixabay)
Ilustrasi Air Minum. (Pixabay)

Sementara pada 2014, ISIS diyakini telah meracuni sumber air minum di Aleppo. Lalu pada 2015, kelompok militan Jabhat al-Nusra, yang diduga terkait dengan kelompok teror Al Qaida, dituduh mengebom jaringan pipa air dan menyebabkan lebih dari 100 warga Aleppo keracunan.

Pada tahun yang sama pesawat-pesawat tempur Rusia mengebom sebuah pusat pengelolaan air di Aleppo dan menyebabkan lebih dari 3 juta orang, demikian keterangan UNICEF, kehilangan akses atas air minum.

Sementara pada 2017, saat tentara pemerintah Suriah menyerbu Aleppo, ISIS dilaporkan telah membobol sistem pengairan dan menyebabkan banjir di kota tersebut untuk memperlambat gerak laju musuh.

"(Menyerang sistem/sumber air sipil) adalah pelanggaran atas hukum internasional. Infrastruktur air sipil sengaja disasar, berulang-ulang kali," ujar Gleick.

Sementara di India, sejak 2010 tercatat ada 31 konflik terkait air. Jumlah itu naik dari hanya 11 insiden di 10 tahun sebelumnya.

Pada Agustus lalu World Recources Institute, organisasi nirlaba yang khusus meneliti dan mengawasi sumber daya alam, termasuk air, mengatakan bahwa ada 17 negara - tempat 25 persen manusia hidup - berstatus sangat rentan mengalami krisis air. Dari jumlah itu, 12 di antaranya terletak di Timur Tengah.

Qatar termasuk dalam kategori yang paling streesed soal air - negara itu menggunakan 80 persen persediaan air minum setiap tahun untuk industri, pertanian, dan layanan publik. Ini mengakibatkan Qatar sangan rentan mengalami krisis air bersih. Di bawah Qatar ada Israel, Libanon, Iran, dan Yordania.

Itulah hasil laporan terbaru terkait konflik akibat air minum di sejumlah wilayah. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak