Hitekno.com - Para arkeolog belum lama ini dibuat terkejut dengan penemuan yang tidak biasa di Italia. Penemuan mengejutkan ini ditemukan setelah para arkeolog membongkar kuburan vampir abad ke-19.
Dilansir dari The Sun, penemuan mengejutkan ini berasal dari kuburan seorang pria yang dikenal sebagai JB-55 asal Connecticut, Amerika Serikat bernama John Barber.
Pada masanya, John Barber dikenal sebagai seorang vampir. Bukan karena dirinya menghisap darah layaknya tokoh menyeramkan yang hingga kini masih misterius ini.
Baca Juga: Rencana Penyerbuan Alien ke Area 51 Dibubarkan Facebook, Kenapa?
Berdasarkan catatan riwayatnya, John Barber meninggal karena TBC. Bisul pada paru-paru akibat penyakit ini membuat kulitnya menjadi pucat dan noda darah di bagian mulut karena batuk darah serta pembekakakan gusi yang membuat giginya tumbuh memanjang layaknya vampir.
Hal ini yang lalu membuat John Barber disebut sebagai vampir oleh masyarakat sekitar semasa hidupnya. Padahal John Barber sendiri hanyalah seorang petani miskin.
Saat akhirnya pria vampir ini meninggal, mayatnya membusuk namun tubuhnya mengalami penurunan dan kuku serta rambut yang memanjang. Dahulu kala, kondisi fisik seperti ini dianggap sebagai tanda seseorang adalah vampir.
Baca Juga: Menurut BNPB, Pantai Selatan Jawa Punya Potensi Tsunami Tinggi
Setelah meninggal, makam John Barber digali dan dimakamkan kembali dengan kepala dan anggota badan diletakkan di atas tulang rusuk dalam pola tengkorak dan tulang bersilang.
Model jenazah seperti ini di akhir abad ke-18 dan ke-19 menunjukan bahwa jenazah tersebut dicurigai sebagai vampir.
Hingga kemudian dibongkar untuk diteliti, para arkeolog dikejutkan dengan penemuan bola meriam abad pertengahan dari culverin. Meriam ini kemungkinan digunakan oleh Vlad the Impaler selama pertempuran di tahun 1461 melawan Turki Ottoman.
Baca Juga: Bintang Langka Ini Mampu Prediksi Masa Akhir Matahari
Penelitian terkait hal tersebut masih terus dilakukan hingga hari ini. Pasalnya motif di masukkannya meriam tersebut ke kuburan vampir abad ke-19 ini memang masih belum diketahui.