Kolaborasi myECO dan BumiBaik dalam Pelestarian Lingkungan

myECO Teknologi Nusantara telah berhasil mengonversi 140+ bohlam bekas menjadi 10 ton karbon sebagai cara untuk membayar karbon yang dikeluarkan lampu-lampu masyarakat.

Agung Pratnyawan
Selasa, 14 Februari 2023 | 17:45 WIB
Kolaborasi MyEco x Bumibaik. (myECO)

Kolaborasi MyEco x Bumibaik. (myECO)

Hitekno.com - Startup myECO Teknologi Nusantara mengumumkan kolaborasinya dengan platform digital BumiBaik. Yakni dalam gerakan konversi lampu bohlam bekas dalam upaya pelestarian lingkungan.

Sebelumnya myECO Teknologi Nusantara telah berhasil mengonversi 140+ bohlam bekas menjadi 10 ton karbon sebagai cara untuk membayar karbon yang dikeluarkan lampu-lampu masyarakat.

Kegiatan konversi lampu bekas ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa lampu yang selama ini mereka pakai dapat menghasilkan emisi karbon dan pelestarian lingkungan.

Baca Juga: Peduli Lingkungan, Samsung Galaxy S23 Diklaim Gunakan Material Daur Ulang

Sebelumnya, myECO mengadakan kampanye agar masyarakat mendonasikan lampu bekas kepada startup di bidang teknologi penghemat listrik ini untuk kemudian dikonversi menjadi karbon.

Selain dikonversikan menjadi karbon, lampu-lampu bekas yang sudah terkumpul akan didaur ulang sehingga tidak ada lampu yang terbuang sia-sia dan menjadi limbah.

Startup myECO memanfaatkan teknologi dari platform digital BumiBaik untuk menghitung konversi lampu ke jumlah karbon yang dihasilkan dengan memperhatikan masa hidup lampu dan jumlah lampu yang disetorkan.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Efek Buruk Limbah Baterai Elektronik dan Kendaraan Listrik bagi Lingkungan

Segudang manfaat dapat dirasakan langsung oleh masyarakat yang mendonasikan lampu bekasnya. Dengan menyumbangkan bohlam bekas ke myECO, masyarakat akan mendapatkan lampu LED otomatis berkualitas yang ramah lingkungan, karbon terbayar secara gratis, voucher aplikasi BumiBaik dan akses aplikasi myECO, dapat menyadari bahwa lampu yang mereka mengeluarkan emisi karbon, serta dapat berkontribusi untuk bumi dan lingkungan. Masyarakat tidak perlu membayar untuk mendapatkan manfaat tersebut.

"Kita memang fokus utamanya itu bagaimana masyarakat bisa tahu bahwa benda elektronik itu menghasilkan emisi karbon dan mereka harus membayarnya. Hal-hal itu harus diefisiensikan karena lampu yang dihidupkan 1 jam 2 jam akan terus menghasilkan emisi karbon. Itulah mengapa myECO hadir untuk mengefisienkan energi kita," ujar Derifato, CEO myECO Teknologi Nusantara.

myECO juga bertekad untuk terus menyebarkan kesadaran penghematan energi dan edukasi tentang penghematan energi agar masyarakat lebih peka atas kondisi bumi yang sudah tidak lagi baik dan lebih mencintai bumi.

Baca Juga: Sharp Eco-Bition Hadir di Jakarta, Usung Konsep Pelestarian Lingkungan

"Dengan kolaborasi ini, kami bisa satu visi dan satu misi untuk sustainability lingkungan. Meskipun bidang konsentrasi kami berbeda, tetapi kami tetap pada satu garis merah. Harapannya, kolaborasi ini bisa menjadi awal dari kolaborasi dengan startup lain yg bergerak di bidang sustainability lingkungan," ucap Rizal Rosyadi, COO BumiBaik.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak