Hadapi Topan Hagibis, Warga Jepang Buat Lampu Darurat dari Susu dan Ponsel

Lampu emergency gokil ini menarik perhatian netizen sehingga viral di Twitter.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Senin, 14 Oktober 2019 | 10:00 WIB
Lampu emergency bermodalkan smartphone dan susu. (Twitter/ sasurainogeme01)

Lampu emergency bermodalkan smartphone dan susu. (Twitter/ sasurainogeme01)

Hitekno.com - Jepang diterjang oleh Topan Hagibis pada hari Sabtu (12/10/2019) sehingga membuat orang-orang di sana harus waspada serta "kreatif" menghadapinya. Salah satu netizen Jepang mendapatkan sambutan positif dari netizen lainnya karena membuat lampu emergency atau lampu darurat berbekal alat-alat sederhana.

Badan Meteorologi Jepang menyebutkan bahwa Topan Hagibis ini akan menjadi topan terbesar yang pernah terjadi di Jepang selama 1 dekade terakhir.

Sangat berbahaya, Topan Hagibis memiliki kecepatan angin mencapai 240 kilometer per jam dan mampu menyapu bersih apa saja yang berada di depannya.

Baca Juga: Topan Hagibis, Bencana Dahsyat yang Ditandai dengan Langit Pink di Jepang

Sama seperti badai sebelumnya yang melanda Jepang dan menyebabkan hampir satu juta orang mengalami kehilangan akses listrik, dampak dari Topan Hagibis diperkirakan lebih parah lagi.

Salah satu netizen Jepang dengan akun Twitter bernama @sasurainogeme01 membagikan cara kreatif saat rumahnya mengalami pemadaman listrik ketika Topan Hagibis menerjang.

Cara unik membuat lampu emergency dibagikan oleh netizen Jepang. (Twitter/ sasurainogeme01)
Cara unik membuat lampu emergency dibagikan oleh netizen Jepang. (Twitter/ sasurainogeme01)

Dikutip dari World of Buzz, netizen Jepang ini membuat lampu emergency atau lampu darurat dengan memanfaatkan fenomena yang disebut dengan Efek Tyndall.

Baca Juga: Mengenal Topan Lingling, Badai yang Membuat Kim Jong Un Marah Besar

Fenomena yang ditemukan oleh ahli fisika John Tyndall pada tahun 1869 ternyata sangat berguna ketika listrik mati saat diterjang oleh badai.

Tyndall menemukan bahwa apabila suatu berkas cahaya dilewatkan pada partikel-partikel koloid, maka berkas cahaya tadi akan semakin nampak.

Tetapi apabila berkas cahaya yang sama dilewatkan pada larutan sejati, maka berkas cahaya tadi tidak akan tampak.

Baca Juga: 28 Orang Tewas dan 1 Juta Dievakuasi, Ini Dahsyatnya Kekuatan Topan Lekima

Susu adalah koloid teremulsi dari lemak susu dalam air sehingga bisa dimanfaatkan dalam Efek Tyndall.

Lampu emergency memanfaatkan Efek Tyndall ini menarik perhatian netizen. (Twitter/ sasurainogeme01)
Lampu emergency memanfaatkan Efek Tyndall ini menarik perhatian netizen. (Twitter/ sasurainogeme01)

Bermodalkan flash dari smartphone yang ditempatkan di bagian bawah botol berisi susu, maka cahaya akan semakin terang sehingga sangat bermanfaat saat mati listrik.

Postingan yang dibagikan oleh netizen Jepang dengan akun @sasurainogeme01 berhasil viral di Twitter setelah mendapatkan lebih dari 46 ribu Retweet dan 97 ribu Like.

Baca Juga: Kamu Harus Tahu, Ini Perbedaan Badai dan Topan

Partikel koloid yang menyebarkan cahaya sehingga tampak semakin terang menginspirasi netizen untuk melakukan hal yang sama ketika mengalami mati listrik.

Inovasi yang cukup gokil dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan ini sangat berguna sehingga tak heran postingan milik netizen Jepang itu viral di Twitter.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak