Meledak, Roket Momo 2 Gagal ke Luar Angkasa

Sebelumnya, roket Momo mencoba mencapai ketinggian lebih dari 100 km namun misi harus dibatalkan karena kehilangan kontak ketika berada di ketinggian 20 km.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Selasa, 03 Juli 2018 | 12:45 WIB
Sumber: The Space Program

Sumber: The Space Program

Hitekno.com - Peluncuran sebuah roket yang dibuat oleh Interstellar ologies Inc di Jepang mengalami masalah. Roket yang rencananya akan dikirim ke luar angkasa ini meledak setelah beberapa detik melakukan lepas landas.

Salah satu pendiri Interstellar ologies Inc, Takafomi Horie menjelaskan bahwa roket itu (Momo-2) meledak sekitar Sabtu pagi pukul 05.30 waktu setempat. Takafomi yang juga mantan presiden perusahaan internet terkenal Livedoor Co juga mengatakan pada insiden itu tak ada korban jiwa.

Baca Juga: Classic IntelliMouse, Mouse Gaming Ala Microsoft

Sumber: Youtube.com/ The Space Program

Dilansir dari Japan Times, Roket dengan berat 1 ton yang tanpa awak itu juga menandai kegagalan kedua berturut-turut untuk Interstellar ologies. Roket ini mempunyai panjang 10 meter dengan diameter sepanjang 50 cm.

Sebelumnya, roket Momo mencoba mencapai ketinggian lebih dari 100 km namun misi harus dibatalkan karena kehilangan kontak ketika berada di ketinggian 20 km. Roket kedua yaitu Momo 2 juga tidak berhasil menjalankan misi karena gagal dan meledak ketika lepas landas.

Baca Juga: Mendarat di Asteroid Aneh, Ini yang Dilakukan Pesawat Hayabusa

Pemimpin perusahaan, Takahiro Inagawa mengatakan dalam konferensi pers bahwa perusahaanya tidak dapat segera memahami penyebab kejadian itu.

Sumber: Facebook.com/ @istellartech
Sumber: Facebook.com/ @istellartech

"Kami tidak dapat mencapai apa yang kami harapkan, saya merasa prihatin untuk itu. Kami harus menemukan cara lain untuk meningkatkan performa roket kami," kata Takhiro menambahkan penjelasannya.

Peluncuran ini memakan biaya puluhan juta yen. Perusahaan ini mengumpulkan sekitar ¥ 28,4 juta atau Rp 3,7 miliar melalui crowdfunding. Momo 2 direncanakan akan dijatuhkan ke laut sesaat setelah berhasil mencapai luar angkasa.

Baca Juga: Viral di Twitter, Kisah 'Bisnis Mayat' yang Bikin Merinding

Sumber: Facebook.com/ @istellartech
Sumber: Facebook.com/ @istellartech

Peralatan yang dikembangkan oleh Universitas Teknologi Kochi ini bertujuan untuk mengukur bagaimana gelombang suara merambat di ketinggian tinggi. Tidak ada luka yang dilaporkan dalam ledakan spektakuler.

Peluncuran itu seharusnya mengirimkan roket yang membawa peralatan observasi ke ketinggian lebih dari 100 kilometer.

Sekitar 600 orang berkumpul untuk mengamati peluncuran.

Baca Juga: The Light Phone 2, Solusi Buat Kamu yang Kecanduan Smartphone

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak